Warga Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten, menggelar upacara peringatan HUT ke-79 RI di istana Siblarak yang desainnya mirip Istana Negara Jakarta.
Istana Siblarak berada di kompleks objek wisata Siblarak. Sebagai replika Istana Negara Jakarta, bangunan berukuran 17x8 meter ini hanya memiliki 4 pilar.
Upacara yang digelar mulai pukul 08.00 WIB itu diikuti perangkat desa, pimpinan lembaga desa, RT, RW, petugas Linmas, PKK, warga dan pelajar setempat. Kades Sidowayah, Mujahid Jaryanto, menjadi inspektur upacara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jalannya upacara ini sesuai pakem, meliputi pengibaran bendera merah putih, pembacaan teks Proklamasi, pembukaan UUD, dan lain-lain. Ada pula sisipan pembacaan riwayat desa.
Di akhir upacara, dilakukan pemberian penghargaan kepada para tukang yang membangun istana Siblarak serta penandatanganan prasasti. Usai upacara, peserta upacara berjoget dan nyanyi bersama.
Direktur BUMDes Sinergi Sidowayah, Polanharjo, Hartoyo mengatakan istana Siblarak awalnya dikonsep sebatas panggung. Konsep itu kemudian dikembangkan menjadi istana, mumpung bersamaan dengan momen pemerintah membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Karena ada momentum IKN, muncul polemik jadi dan tidaknya, ini momentum bagi kami. Jadi setidaknya kita punya yang mirip-mirip sehingga yang ke sini bisa berfoto seperti di istana," kata Hartoyo, Sabtu (17/8/2024) siang.
Kades Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Mujahid Jaryanto menyatakan istana Siblarak dibangun dalam waktu dua bulan.
"Ini kita bangun dalam waktu dua bulan dan khusus kita pakai untuk upacara 17 Agustus. Ini juga untuk penambahan fasilitas objek wisata," kata Mujahid.
Mujahid juga menyebut pembangunan istana Siblarak terinspirasi oleh pembangunan IKN. Namun, arsitekturnya mengacu ke Istana Negara Jakarta, bukan istana di IKN.
"Sama dengan Istana Negara Jakarta, hanya tiangnya kita bedakan, sedikit berbeda. Di sini cuma tingkat desa, karena kalau sama nanti diseneni (dimarahi)," ucap Mujahid.
Rencananya, Mujahid menambahkan, istana Siblarak juga akan menjadi kantor desa.
"Kantor desa bisa kita pindah ke sini, entah kapan. Pusat pemerintahan Desa Sidowayah juga akan pindah ke sini. Meskipun tingkat desa, kita tidak mau kalah dengan Pak Jokowi. Anggaran sekitar Rp 400 juta sampai Rp 500 juta dengan joglonya," pungkas Mujahid sambil tertawa.
(dil/dil)