Penggalan Pilu Curhat Mahasiswi PPDS Undip yang Ditemukan Meninggal di Kos

Penggalan Pilu Curhat Mahasiswi PPDS Undip yang Ditemukan Meninggal di Kos

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Jumat, 16 Agu 2024 22:52 WIB
Garis polisi (police line) dilarang melintas
Ilustrasi mahasiswi PPDS Undip ditemukan tewas di kos. Foto: Ari Saputra
Semarang -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang ditemukan meninggal dalam kos sempat menulis pesan keluhan dalam buku harian. Curahan hati itu dituangkan dalam sembilan halaman yang ditulis tangan.

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar mengatakan dalam catatan yang ditulis korban, isinya terkait keluhan yang ditujukan Tuhan dan juga orang tersayang. Dari keterangan juga diketahui korban sedang dalam kondisi sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari TKP ditemukan ada beberapa catatan, setidaknya sembilan lembar catatan. Tetapi poin di sembilan lembar ini dapat kami sampaikan bahwa yang bersangkutan mengeluh kesakitan. Mengeluh kepada Tuhan, kesimpulan yang kami dapatkan. Kedua, kepada seseorang yang dia sayangi 'yang saya tidak kuat'. Kira-kira begitulah kurang lebih di catatannya," kata Irwan di Mapolrestabes Semarang, Jumat (16/8/2024).

Ditanya soal pesan korban terkait perundungan, Irwan menjelaskan di sembilan lembar tulisan korban itu tidak ada terkait perundungan.

ADVERTISEMENT

"Ya seperti yang kami sampaikan, di sembilan halaman itu tidak ada terkait perundungan," tegasnya.

Irwan kemudian membacakan beberapa baris tulisan korban yang menunjukkan ratapan kondisinya kepada Tuhan. Kemudian ada juga yang ditujukan diduga kepada kekasihnya.

" 'Apa Tuhanku tidak mengerti aku kesulitan? Kenapa setiap aku berharap tidak pernah ada jawabannya. Apa Tuhan membenciku?' Kira-kira gitu," jelas Irwan.

"Kemudian kedua. Kepada seolah ini kekasih. 'Yang, aku tidak kuat. Aku sudah berjuang tapi terlalu berat untukku'," imbuhnya.

Terkait perundungan, Irwan menjelaskan belum ada bukti yang mengarah yang bersangkutan merupakan koran perundungan. Sebaliknya tidak ada juga yang menyebut yang bersangkutan tidak mengalami perundungan.

"Belum ada fakta atau bukti yang mengatakan korban ini meninggal bermotifkan perundungan. Sebaliknya, tidak ada bukti atau keterangan yang mengarah kematian bukan karena perundungan. Nah, itu masih kita dalami.. Tapi berdasarkan catatan, mengeluhnya ke Tuhan, ke seolah kekasihnya," ujarnya.

Penyelidikan saat ini, lanjut Irwan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang termasuk rekam kerja korban. Selain itu penyidik menuju rumah korban di Tegal untuk mengumpulkan bukti lain.

"Pemeriksaan terhadap teman kerja yg bersangkutan. Termasuk hari ini penyidik sedang ke Tegal ya untuk mencari catatan lain, karena kita ingin menyandingkan apakah tulisan-tulisan di TKP itu betul tulisan korban sendiri. Akan lakukan forensik memastikan tulisan itu apakah tulisan korban atau bukan," kata Irwan.

Untuk diketahui, korban ditemukan meninggal hari Senin (12/8) lalu. Muncul dugaan korban bunuh diri dampak dari perundungan saat menjalani PPDS. Kemenkes menghentikan sementara PPDS tersebut dan melakukan investigasi. Sementara itu pihak Undip membantah kematian korban akibat perundungan.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads