Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Polisi menemukan buku harian mahasiswi kedokteran spesialis Universitas Diponegoro (Undip) diduga bunuh diri di kamar kosnya di Lempongsari, Kota Semarang, Senin (12/8) malam. Buku tersebut berisi keluh kesah korban, termasuk soal perlakuan senior yang diterimanya selama di bangku kuliah.
Wanita 30 tahun itu diketahui tengah menempuh Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Undip. Polisi menyebut korban tewas usai menyuntikkan obat penenang di tubuhnya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono, menyatakan pihaknya menemukan buku harian saat mendatangi kamar kos korban. Dalam buku harian itu, yang bersangkutan menceritakan beratnya menjadi mahasiswa kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.
"Dia mungkin kan sudah komunikasi sama ibunya karena lihat buku hariannya itu kan kelihatannya merasa berat dalam arti itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat," terang Agus saat dihubungi, Rabu (14/8/2024).
"Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," imbuhnya.
Usai kejadian, orang tua korban langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut. Agus mengatakan pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa di autopsi.
"Ibunya menyadari minta dibawa ke Kariadi tidak diautopsi dan langsung dibawa ke Tegal," pungkasnya.
Untuk diketahui, korban ditemukan meninggal di kamar kosnya daerah Lempongsari hari Senin (12/8) lalu. Ada dugaan korban bunuh diri dan merujuk pada perundungan. Kemenkes juga sudah menghentikan kegiatan Prodi Anastesi di RSUP dr Kariadi tersebut dengan menyebut adanya indikasi perundungan.
Sementara itu pihak Undip membantah adanya perundungan dan menjelaskan korban juga memiliki masalah kesehatan yang kemudian membuat korban ingin mengundurkan diri. Namun sebagai penerima beasiswa, ada beberapa hal administratif sehingga korban mengurungkan niatnya mundur. Undip juga menyampaikan duka dan sudah berkomunikasi dengan Dirjen Yankes.
(apl/apu)