Sejarah Peristiwa Rengasdengklok Singkat Beserta Tokoh yang Berperan

Sejarah Peristiwa Rengasdengklok Singkat Beserta Tokoh yang Berperan

Nur Umar Akashi - detikJateng
Kamis, 15 Agu 2024 12:43 WIB
Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok.
Ilustrasi peristiwa Rengasdengklok Foto: Irvan Maulana/detikJabar
Solo -

Sehari sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, terjadi peristiwa terkenal di Rengasdengklok. Bagaimana sejarah peristiwa Rengasdengklok dan siapa saja tokoh yang berperan? Simak kisah selengkapnya dalam uraian berikut.

Peristiwa Rengasdengklok dan Proklamasi Kemerdekaan RI tidak bisa dipisahkan dari datangnya Pasukan Jepang ke Indonesia. Diringkas dari Modul Sejarah Kelas XI oleh Irma Samrotul Fuadah, Jepang pertama kali menginjakkan kaki di Bumi Pertiwi pada 11 Januari 1942.

Kala itu, usai berhasil melakukan serangan mendadak ke Pearl Harbor, Jepang segera melebarkan sayap kekuasaannya ke wilayah selatan, termasuk Indonesia. Berturut-turut, Tarakan, Balikpapan, Pontianak, Samarinda, dan Banjarmasin diduduki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak berhenti, Jepang segera menyasar Pulau Jawa dan berturut-turut mendaratkan pasukannya di Teluk Banten, Eretan Wetan, dan Kragen. Serbuan mendadak ini menyebabkan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menyerah kepada Jepang.

Dengan penyerahan gubernur jenderal Belanda tersebut, Indonesia dikuasai secara utuh oleh Jepang. Lalu, apa kaitannya dengan peristiwa bersejarah di Rengasdengklok? Temukan jawabannya di bawah ini!

ADVERTISEMENT

Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok

Dirangkum dari buku Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945-1998 oleh Dr Aman MPd, pada 1 Maret 1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai alias Badan Penyelidik Usaha-Usaha Panitia Kemerdekaan.

Selanjutnya, pada 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi meresmikan pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tidak lama setelah pembentukan PPKI, pada 6 dan 9 Agustus, Jepang dibom atom oleh pasukan sekutu di Nagasaki dan Hiroshima.

Memburuknya kondisi Jepang dalam Perang Pasifik mendorong diambilnya keputusan penting. Pada 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi memberi janji kepada para tokoh perjuangan bahwasanya Indonesia akan diberi kemerdekaan pada 24 Agustus 1945.

Golongan tua, di antaranya Soekarno dan Hatta, menginginkan proklamasi dilakukan melalui PPKI dan digelar pada 24 Agustus 1945. Salah satu alasannya adalah karena kekuatan militer Jepang di Indonesia masih kuat serta demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Di lain pihak, golongan muda dari PETA (Pembela Tanah Air) dan para mahasiswa menghendaki proklamasi kemerdekaan dilakukan dengan kekuatan sendiri (tidak lewat PPKI) dan bebas dari pengaruh Jepang.

Sikap golongan muda ini diputuskan dalam rapat yang terselenggara di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945. Keputusan rapat lalu disampaikan kepada Soekarno dan Hatta melalui Darwis dan Wikana.

Mereka berdua mengancam bila proklamasi tidak dieksekusi pada 16 Agustus 1945, akan terjadi pertumpahan darah. Meski menerima ancaman, Soekarno tetap berkeras dengan pendiriannya semula.

Sejarah Peristiwa Rengasdengklok

Akibat pendapat kontra tersebut, golongan pemuda sepakat untuk membawa Soekarno dan Hatta ke luar Jakarta. Tujuannya adalah menjauhkan kedua tokoh yang nantinya menjadi presiden dan wakil presiden pertama RI itu dari pengaruh Jepang.

Adapun yang bertugas mengamankan Soekarno dan Hatta adalah Shodanco Singgih yang dibantu perlengkapan dari Cudanco Latief Hendraningrat. Keduanya kemudian dibawa ke Rengasdengklok, sebuah kota di sebelah timur Jakarta.

Pemilihan kota ini disebabkan alasan penghitungan militer. Sebab, dulunya, anggota PETA Purwakarta dan Jakarta pernah mengadakan latihan bersama sehingga terjalin hubungan baik.

Selain itu, Rengasdengklok juga letaknya strategis, terpencil sekitar 15 kilometer dari Kedunggede. Hal ini memudahkan pasukan penjaga dari PETA untuk mendeteksi kedatangan Jepang karena mereka pasti akan lewat Kedunggede terlebih dahulu.

Sementara itu, di Jakarta, Wikana yang mewakili golongan muda, berdialog dengan Ahmad Soebardjo dari golongan tua. Keduanya bersepakat bahwasanya Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan esok hari, yakni 17 Agustus 1945.

Usai bersepakat, Yusuf Kunto berangkat menemani Ahmad Soebardjo pergi ke Rengasdengklok menjemput Soekarno dan Hatta. Dengan jaminan yang diberikan, Subeno, komandan PETA Rengasdengklok, bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sekembalinya Soekarno dan Hatta ke Jakarta pada pukul 23.00 tanggal 16 Agustus 1945, keduanya berkumpul di rumah Laksamana Maeda. Di kediaman sang laksamana ini, naskah proklamasi disusun.

Di antara tokoh yang hadir kala itu adalah Sukarni, Mbah Diro, dan BM Diah dari golongan muda. Sementara itu, di antara golongan tua adalah Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo.

Setelah melalui sejumlah perubahan, naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama Bangsa Indonesia. Adapun yang bertugas mengetik naskah proklamasi adalah Sayuti Melik.

Para tokoh kemudian kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan penyelenggaraan proklamasi kemerdekaan yang telah dinanti-nanti masyarakat. Semula, rakyat dan tentara Jepang mengira bahwa proklamasi akan digelar di Lapangan Ikada.

Oleh karenanya, pasukan Jepang memblokade jalur menuju lapangan tersebut. Ternyata, proklamasi akan dilangsungkan di halaman rumah Soekarno yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.

Sebelum teks proklamasi dibacakan, digelar upacara oleh Latief Hendraningrat tanpa protokol terlebih dahulu. Lalu, Soekarno mempersiapkan diri dan mendekati mikrofon. Beliau menyampaikan pidato singkat sebelum memulai pembacaan proklamasi.

Selepas Soekarno selesai membaca naskah proklamasi, pidato ditutup dengan kalimat terkenal yang berbunyi,

"Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun negara kita 1 negara merdeka, negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan Indonesia."

Demikian sejarah lengkap peristiwa Rengasdengklok, momen menegangkan yang terjadi satu hari sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Semoga bermanfaat.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads