Sejarah Kerajaan Belanda, Wilayah, dan Daftar Raja-Ratunya

Sejarah Kerajaan Belanda, Wilayah, dan Daftar Raja-Ratunya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 26 Jul 2024 13:14 WIB
Binnenhof, Salah satu ikon Kota Den Haag. Area pusat pemerintahan kerajaan Belanda
Ilustrasi kerajaan Belanda Foto: detik
Solo -

Sejarah Kerajaan Belanda dimulai pada 1579 ketika awal berdiri. Belanda sendiri menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional dengan sistem parlementer. Saat ini, Kerajaan Belanda dipimpin oleh Raja Willem Alexander.

Dikutip dari laman Britannica, 'Netherlands' atau Belanda berarti negara yang rendah. Nama "Holland" (yang berasal dari Houtland, atau 'Tanah Berhutan') awalnya digunakan untuk salah satu wilayah inti abad pertengahan yang kemudian membentuk negara modern ini. Nama tersebut masih dipakai untuk dua dari dua belas provinsi Belanda, yaitu Noord-Holland dan Zuid-Holland.

Kerajaan Belanda tidak hanya mencakup wilayah utama di Eropa tetapi juga bekas koloninya di Antillen Kecil, yaitu Aruba, Bonaire, CuraΓ§ao, Saba, Sint Eustatius, dan Sint Maarten. Bagaimanakah sejarah lengkapnya? Mari simak informasi selengkapnya berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Kerajaan Belanda

Berikut ini adalah sejarah Kerajaan Belanda yang dikutip dari laman resminya, Royal House of Netherlands atau Het Koninklijk Huis.

1. Prasejarah Kerajaan Belanda

Awalnya, Belanda adalah sebuah republik yang dikenal sebagai Republik Tujuh Provinsi Bersatu hingga 1795. Ini adalah federasi dari negara-negara independen yang membentuk negara berdasarkan perjanjian bersama. Tujuh provinsi tersebut memiliki otonomi masing-masing, tetapi kebijakan luar negeri dan pertahanan dikelola bersama.

ADVERTISEMENT

Pada masa pemerintahan Perancis, republik lama diubah menjadi negara kesatuan modern yang dikenal sebagai Republik Batavia (1795-1806). Di bawah pemerintahan Lodewijk Napoleon, Belanda menjadi Kerajaan Belanda untuk pertama kalinya, namun hanya bertahan selama empat tahun (1806-1810).

Pada 1813, Belanda mendapatkan kembali kemerdekaannya. Putra dari stadhouder terakhir, Willem Frederik, kembali dari pengasingan dan dinyatakan sebagai penguasa berdaulat. Konstitusi pertama Belanda diundangkan pada 1814.

2. Kerajaan Belanda Bersatu

Pada 1815, Kongres Wina memutuskan bahwa Belanda Utara dan Selatan harus disatukan kembali. Willem Frederik menyatakan dirinya sebagai Raja Kerajaan Belanda yang baru terbentuk. Willem I dilantik sebagai Raja pertama pada yang sama.

Belanda Selatan, yang kemudian menjadi Belgia, memisahkan diri pada 1830 dan pada 1839, Belanda mengakui Kerajaan Belgia melalui Perjanjian London. Hingga 1839, Luxembourg juga merupakan bagian dari Kerajaan Belanda. Setelahnya, Luxembourg menjadi sebuah grand duchy yang bersatu secara personal dengan Belanda. Raja Belanda juga menjadi Grand Duke Luxembourg.

Pada 1890, uni personal dengan Luxembourg berakhir karena Wilhelmina, sebagai perempuan, tidak dapat menggantikan ayahnya, Raja Willem III, di Luxembourg. Kepala cabang lain dari Keluarga Nassau menggantikan Willem III sebagai Grand Duke Luxembourg.

Wilayah dan Dekolonisasi

Selain di daratan Eropa, Kerajaan Belanda memiliki beberapa wilayah seberang laut, seperti Hindia Belanda, Suriname, dan Antillen Belanda. Setelah Perang Dunia II, proses dekolonisasi dimulai. Ratu Juliana menandatangani pengalihan kedaulatan Hindia Belanda pada 1949, dan Belanda mengakui Indonesia sebagai negara merdeka. Hanya Papua Nugini yang tetap menjadi bagian dari Kerajaan Belanda hingga 1962, ketika wilayah tersebut diserahkan kepada Indonesia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pada 15 Desember 1954, Ratu Juliana menandatangani Statuta Kerajaan Belanda. Dengan Statuta ini, Suriname dan Antillen Belanda mendapatkan status sebagai negara dalam Kerajaan. Suriname menjadi republik merdeka pada 1975.

Aruba, salah satu dari enam pulau Antillen Belanda, mendapatkan status terpisah sebagai negara dalam Kerajaan pada 1986. Antillen Belanda dipecah pada 2010. Sejak saat itu, CuraΓ§ao dan Sint Maarten, seperti Aruba, menjadi negara yang berdiri sendiri dalam Kerajaan. Sementara Bonaire, Sint Eustatius, dan Saba menjadi wilayah khusus Belanda dan merupakan bagian dari Belanda.

Raja dan Ratu Belanda dari Masa ke Masa

Sejak awal berdiri hingga hari ini, Kerajaan Belanda sudah berganti pemimpin sebanyak tujuh kali. Berikut ini adalah daftar dan penjelasan lengkapnya.

1. Raja Willem I

Raja Willem I adalah penguasa pertama Kerajaan Belanda yang diresmikan pada 1815. Setelah Kongres Wina memutuskan penyatuan Belanda Utara dan Selatan, Willem Frederik dinyatakan sebagai Raja. Dia dilantik pada 21 September 1815 di Brussel.

Sebelumnya, Willem I mengelola wilayah Jerman Fulda dan Corvey sebagai kompensasi dari Napoleon Bonaparte, namun kehilangan wilayah ini pada 1806. Setelah kembali dari Inggris pada akhir 1813, dia diterima hangat di Belanda dan diangkat sebagai Soeverein Vorst der Verenigde Nederlanden pada 2 Desember 1813.

Willem I juga menjadi Grand Duke Luxembourg pada 1815 dan Duke Limburg setelah Belgia berpisah pada 1839. Pada 7 Oktober 1840, dia turun tahta dan bergelar Willem Frederik, Graaf van Nassau. Dia meninggal di Berlin pada 12 Desember 1843, dan digantikan oleh putranya, Willem II.

2. Raja Willem II

Raja Willem II memerintah sebagai Raja Belanda, Grand Duke Luxembourg, dan Duke Limburg dari 1840 hingga 1849. Lahir di Den Haag, Willem II pergi ke Inggris bersama keluarga stadhouder pada 1795 dan melanjutkan pendidikannya di Oxford. Dia berperan dalam Pertempuran Waterloo pada 1815 dan menerima Paleis Soestdijk sebagai hadiah.

Pada 1816, ia menikahi Anna Paulowna, putri Tsar Paul I dari Rusia. Willem II menggantikan ayahnya, Raja Willem I, pada 1840. Selama revolusi Eropa tahun 1848, dia menyetujui konstitusi baru yang membatasi kekuasaan raja dan memberi lebih banyak kekuatan kepada parlemen. Raja Willem II meninggal pada 17 Maret 1849 di Tilburg dan digantikan oleh putranya, Willem III.

3. Raja Willem III

Raja Willem III memerintah sebagai Raja Belanda dan Grand Duke Luxembourg dari 1849 hingga kematiannya. Ia lahir di Brussel pada 19 Februari 1817. Willem III menentang pembatasan kekuasaan raja oleh ayahnya, Willem II, namun gagal.

Pada 1839, ia menikahi sepupunya, Sophie von Wurtemberg, tetapi pernikahan mereka tidak bahagia. Tiga anak mereka, yaitu Willem, Maurits, dan Alexander, semua meninggal sebelum ayah mereka. Kemudian, Sophie wafat pada 1877.

Willem III menikah lagi pada 1879 dengan Prinses Emma van Waldeck-Pyrmont. Dari pernikahan ini lahir seorang putri, Prinses Wilhelmina. Willem III meninggal pada 23 November 1890.

4. Ratu Wilhelmina

Setelah kematian Raja Willem III pada 1890, putrinya, Wilhelmina, masih terlalu muda untuk memerintah. Oleh karena itu, Ratu Emma menjadi wali dan memerintah hingga 1898.

Wilhelmina mulai memerintah pada 1898 dan memimpin selama lima puluh tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi dua perang dunia dan proses dekolonisasi Indonesia. Dari 1940 hingga 1945, Wilhelmina dan kabinetnya berada dalam pengasingan di London, di mana kepemimpinan teguhnya mendapatkan penghormatan besar baik di dalam negeri maupun internasional.

Wilhelmina menikah dengan Herzog Hendrik von Mecklenburg-Schwerin pada 7 Februari 1901. Dari pernikahan tersebut, mereka memiliki seorang putri, Juliana yang lahir pada 1909. Hendrik meninggal pada 1934. Pada 1948, Wilhelmina mengundurkan diri dari tahta dan kembali menggunakan nama Putri Wilhelmina, kemudian pensiun di Paleis Het Loo Apeldoorn.

5. Ratu Juliana

Putri Juliana menikah pada 1937 dengan Prins Bernhard van Lippe-Biesterfeld. Mereka memiliki empat putri, yaitu Beatrix (lahir 1938), Irene (lahir 1939), Margriet (lahir 1943, lahir di pengasingan Kanada), dan Christina (1947-2019). Keluarga ini tinggal di Paleis Soestdijk sebelum dan setelah Perang Dunia II.

6. Ratu Beatrix

Putri Beatrix menjabat sebagai Ratu Belanda selama 33 tahun, dari 1980 hingga 2013. Pada 30 April 2013, ia digantikan oleh putranya, Willem-Alexander. Putri Beatrix menikah dengan Prins Claus dan mereka memiliki tiga putra, yaitu Willem-Alexander, Friso, dan Constantijn.

7. Raja Willem-Alexander

Pada 30 April 2013, Pangeran Willem-Alexander menggantikan ibunya, Ratu Beatrix, sebagai Raja Belanda. Ia menikah dengan Ratu MΓ‘xima dan mereka memiliki tiga putri, yaitu Catharina-Amalia (Putri Mahkota), Alexia, dan Ariane.

Demikian penjelasan lengkap mengenai sejarah Kerajaan Belanda sejak awal berdiri sampai saat ini. Semoga bermanfaat, detikers!




(par/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads