Sekolah Dasar (SD) Negeri Dawung Tengah, Solo, menerima dua siswa di Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024. Dua siswa itu diterima dari jalur afirmasi dan jalur zonasi.
Dari pantauan detikJateng, dua murid tersebut yakni laki-laki dan perempuan. Keduanya duduk depan belakang dengan pembelajaran pertama perkenalan siswa.
Kepala Sekolah SD Dawung Tengah, Turhadi (42), mengatakan siswa di SDN Dawung Tengah mulai sedikit menerima siswa sejak tahun pembelajaran tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini dapat dua anak, tahun kemarin yang naik kelas dua cuma dapat 10 siswa," kata Turhadi ditemui detikJateng di SDN Dawung Tengah, Senin (22/7/2024).
Turhadi mengungkapkan semakin sedikitnya siswa di SDN yang berlokasi di Serengan, Solo, tersebut. Salah satu faktor yakni tidak ada usia anak sekolah di lingkungan SDN Dawung Tengah.
"Yang paling kelihatan itu faktor jumlah usia sekolah. Di sekitar sini itu kami tanya beberapa tokoh masyarakat yang ada di sini termasuk ke RT, RW itu memang banyak anak usia sekolah yang tahun ini itu tidak banyak," ungkapnya.
Hal itu juga didukung dengan tutupnya TK yang berada di belakang sekolah. Menurutnya, TK tersebut biasanya menjadi suplai untuk SDN Dawung Tengah.
"Terus ini juga dulunya ada TK tapi sudah satu tahun yang lalu itu tutup. Biasanya yang menyuplai dari sekolah sini itu dari TK yang ada di belakang. Karena sudah tutup dan juga kekurangan murid juga. Anaknya itu semakin sedikit itu loh," bebernya.
Turhadi menyebut pihaknya masih menerima pendaftaran siswa melalui jalur offline hingga bulan Agustus. Ia mengatakan untuk jumlah siswa kelas 1 hingga 6 SD totalnya ada 43 siswa.
"Jadi misalkan kalau ada dari luar kota kalau mau masuk ya tetap kita terima. Kalau offline-nya kita masih terima sampai sebelum cut off dapodik, bulan Agustus," terangnya.
Dengan mendapatkan dua siswa, Turhadi mengaku tidak ada kesulitan dalam belajar mengajar. Menurutnya, justru guru bisa lebih fokus dalam memberikan pembelajaran untuk siswa.
"Kalau dari pembelajaran insyaallah tidak (kesulitan) karena bagi kami berapa anak akan tetap kita ajar dan kita samakan dengan berapa pun anaknya. Justru malah anak yang sedikit itu perhatiannya lebih besar, lebih fokus gurunya dan anak-anaknya itu lebih mendapatkan perhatian yang lebih dari gurunya," pungkasnya.
(apu/ams)