Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anif menemui mahasiswa yang melakukan aksi terkait dugaan pelecehan seksual yang terjadi di kampus. Rektor juga menandatangani nota kesepahaman yang dibawa pendemo.
Pantauan detikJateng, aksi yang diikuti massa mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Mahasiswa UMS itu dilaksanakan mulai 15.35 WIB. Mahasiswa yang mengenakan pakaian dominan hitam itu melakukan orasi di halaman Gedung Siti Walidah hingga tampak jajaran pihak Rektorat hadir di tengah mahasiswa.
Hal ini membuat mahasiswa memutuskan untuk berkumpul guna melakukan audiensi di lantai 1 Gedung Siti Walidah. Mereka pun menyampaikan beberapa poin tuntutan yang dibawa dalam aksi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin menyampaikan pendapat sebagai perwakilan dari korban," kata Gubernur BEM FKIP, Andika Eldiansyah di Gedung Siti Walidah, Rabu (17/7/2024).
Ia mengatakan, gerakan aliansi mahasiswa UMS itu menuntut oknum dosen pembimbing yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswa agar dipecat secara tidak terhormat.
"Saya tanya ke korban, kasus ini masih diproses. Entah puas atau tidaknya (hasil keputusan), teman-teman mahasiswa tetap menuntut tindak pelecehan seksual ini, dosen harus dikeluarkan," paparnya.
Ia pun mendesak pihak Rektorat untuk menandatangani nota kesepahaman antara mahasiswa dengan pihak kampus. Dalam nota itu dikatakan, mahasiswa UMS juga menuntut Satgas PPKS UMS untuk segera membuat dan mengesahkan pedoman terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di kampus.
"Pihak kedua (kampus) akan segera mengesahkan pedoman selambat-lambatnya tanggal 17 Agustus 2024. Dalam penyusunan pedoman, pihak kedua akan melibatkan perwakilan mahasiswa di setiap fakultas," paparnya.
Selain meminta pihak kampus untuk mengeluarkan oknum dosen pelaku pelecehan seksual saat terbukti bersalah, mahasiswa turut meminta pihak kampus untuk meminta pelaku melakukan permohonan maaf dan klarifikasi secara terbuka.
Rektor pun diminta memberikan klarifikasi terkait kasus pelecehan seksual yang beredar di UMS selambat-lambatnya tiga hari usai demo, di hadapan media nasional.
![]() |
Sementara itu, Rektor Sofyan Anif baru hadir usai dialog mahasiswa berlangsung sekitar satu jam. Kehadirannya itu langsung disambut riuh teriakan para mahasiswa.
"Ini bukan kegiatan sia-sia, kami justru berterima kasih dengan adanya aksi hari ini. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa punya semangat tinggi," kata Sofyan.
Baca juga: Viral Dosen Mesum Part II, UMS Investigasi |
Ia mengungkapkan, UMS telah mengambil langkah cepat dalam menanggapi kasus yang sempat viral di media sosial itu.
"Sudah ada Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) yang menangani kasus pelecehan, kami sudah ada instrumen. Jadi kami ada viral atau tidak, semua pelanggaran pasti ditindak," tegasnya.
Selain Sofyan, tampak hadir pula menemui para pendemo, Wakil Rektor 3-5 UMS, Kabiro Kemahasiswaan, serta Ketua Satgas PPKS. Dialog antara mahasiswa dengan jajaran pihak kampus berlangsung hingga pukul 17.40 WIB.
Pada akhir aksi, pihak kampus akhirnya menyetujui tuntutan dari para pendemo yang tertulis dalam nota kesepahaman tersebut. Penandatanganan nota kesepahaman berlangsung riuh dengan nyanyian mars mahasiswa yang menggema di Gedung Siti Walidah.
Usai menandatangani nota kesepahaman, pihak Rektorat dan pihak mahasiswa bersalaman sebagai simbol kesepakatan antara dua pihak.
(rih/ahr)