Mitos Selasa Kliwon, Benarkah Disebut Hari Keramat?

Mitos Selasa Kliwon, Benarkah Disebut Hari Keramat?

Anindya Milagsita - detikJateng
Selasa, 16 Jul 2024 13:53 WIB
Makam warga yang dijaga karena meninggal pada Selasa Kliwon di Giriwoyo Wonogiri.
Ilustrasi menjaga makam malam hari salah satu mitos Selasa Kliwon Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Solo -

Selasa Kliwon dianggap sebagai salah satu hari yang kerap dikaitkan dengan berbagai misteri hingga hal-hal sakral oleh sebagian masyarakat Jawa. Namun, yang menjadi pertanyaan apakah benar mitos Selasa Kliwon dapat disebut sebagai hari keramat?

Mengutip dari jurnal 'Eksistensi Ekologi Sastra Tradisi Anggoro Kasih di Sendang Pituh Desa Cabean Kunti Cepogo Lereng Gunung Merapi' karya Uma Latifa Widiyanti dan Elen Inderasari, Selasa Kliwon erat kaitannya dengan istilah Anggoro Kasih atau Anggara Kasih. Hal ini rupanya berasal dari bahasa kawi yang dipakai oleh masyarakat Jawa untuk menyebut Selasa Kliwon. Istilah Anggoro Kasih berasal dari kata "anggoro" yang berarti Selasa, sedangkan "kasih" bermakna Kliwon.

Tidak hanya disebut sebagai Anggoro Kasih, Selasa Kliwon juga erat kaitannya dengan hari yang keramat. Lantas benarkah Selasa Kliwon adalah hari keramat? Berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mitos Selasa Kliwon

Terkait dengan sebutan Selasa Kliwon sebagai hari keramat yang selama ini dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa rupanya memiliki filosofi tersendiri. Masih merujuk pada jurnal yang sama, dikatakan bahwa mitos Selasa Kliwon sebagai hari keramat ternyata bukanlah sesuatu yang buruk atau hal-hal negatif. Sebaliknya, hari keramat yang dimaksudkan adalah hari yang bagus bagi setiap orang dalam melakukan aktivitas maupun pekerjaannya.

Namun demikian, terdapat mitos Selasa Kliwon yang berkaitan dengan hal mistis maupun ilmu ghaib. Senada dengan apa yang disampaikan dalam buku 'Etnologi Jawa' oleh Prof Dr Suwardi Endraswara, M Hum, bahwa Selasa Kliwon biasanya dipilih sebagai hari yang istimewa bagi sebagian orang Jawa.

ADVERTISEMENT

Apabila seseorang yang meninggal di hari Selasa Kliwon, biasanya kuburannya harus dijaga siang hingga malam hari selama 40 hari lamanya. Hal ini harus dilakukan karena kekhawatiran pihak keluarga akan orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang menggali kuburan tersebut. Sering kali kuburan orang yang meninggal di hari Selasa Kliwon digali dengan tujuan untuk diambil kain kafan hingga anggota tubuh jenazahnya untuk dijadikan sebagai syarat dalam hal-hal yang bertujuan tidak baik. Misalnya saja sihir hingga merampok.

Meskipun begitu, tidak jarang ada sebagian orang yang mengisi kehadiran Selasa Kliwon dengan mengerjakan berbagai amalan-amalan. Misalnya dzikir, wirid, maupun sembahyang hajat.

Kemudian dalam jurnal 'Tradisi dan Budaya Masyarakat Jawa dalam Perspektif Islam' karya Marzuki, MAg, sebagian masyarakat Jawa salah satunya yang berada di Jogja kerap mendatangi atau ziarah ke makam pada Selasa Kliwon. Hal ini bertujuan untuk mencari berkah, karena mereka menganggap hari Selasa Kliwon sebagai waktu yang suci. Salah satu tujuan ziarah yang banyak didatangi oleh masyarakat adalah makam raja-raja hingga makam suci atau yang dianggap keramat.

Weton Selasa Kliwon

Tidak hanya terdapat mitos Selasa Kliwon, ada juga weton yang berkaitan dengan waktu tersebut. Mengacu pada buku '60 Detik Langsung Bisa Membaca Kepribadian & Sifat Orang Terdekatmu: Hanya Dengan Melihat Inisial Nama, Tanggal Lahir, Tanda Tangan, Tulisan Tangan, dan Garis Tangan' oleh Balqis Khayyirah, weton merupakan gabungan antara hari yang umum dalam seminggu yaitu Senin sampai Minggu, sekaligus hari yang ada di dalam kalender Jawa yang dikenal sebagai Legi, Wage, Pon, Kliwon, dan Pahing.

Selasa Kliwon merupakan gabungan dari weton tersebut. Biasanya weton bagi sebagian masyarakat Jawa digunakan untuk berbagai bidang kehidupan. Misalnya saja untuk meramal, memperkirakan sifat, hingga menghitung kecocokan terhadap berbagai macam hal.

Terkait dengan weton Selasa Kliwon, ada sejumlah ramalan yang berkaitan dengan tanggal tersebut. Salah satunya yang dikatakan dalam buku 'Karakter, Weton, dan Non Performing Financing' oleh Tri Hendrik Ikwandoyo, SM, ME, weton Selasa Kliwon dapat dimaknai sebagai bumi kepatek.

Hal tersebut berkaitan dengan sifat aras tuding yang diperkirakan memiliki sifat yang baik hati, tetapi mudah bersedih. Tidak hanya itu, weton Selasa Kliwon juga kemungkinan memiliki sifat pemberani, boros, hingga panjang tangan.

Sementara itu, mengacu pada buku 'Kitab Primbon Jawa Serbaguna' karya R Gunasasmita, weton Selasa Kliwon diperkirakan terlahir dengan sifat unik. Mereka bisa memiliki kecerdasan yang tinggi, tetapi sebaliknya juga dapat mempunyai kemampuan yang kurang.

Terlepas dari mitos dan weton yang berkaitan dengan Selasa Kliwon, hal tersebut kembali lagi pada kepercayaan masing-masing orang.




(par/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads