Lihat Potensi Industri Kopi, Sekda Klaten Akan Beri Perhatian Lebih

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Senin, 15 Jul 2024 16:50 WIB
Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikcom
Jakarta -

Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten melihat adanya potensi dalam industri perkopian di Kabupaten Klaten. Ia mengaku akan memberikan perhatian lebih bagi para pelaku usaha kopi.

Kabupaten Klaten memiliki kopi lereng Merapi yang berpotensi menjadi komoditas unggulan. Kopi lereng Merapi ini juga telah lama jadi incaran para pecinta kopi karena memiliki ciri khas rasa dan aroma tersendiri.

Salah satunya Kopi Petruk, kopi asal lereng Merapi khas Deles Indah, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang. Founder Kopi Petruk, Ahmad Sulistyo mengatakan, kopi dari ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu menggunakan teknik pengolahan natural, semi washed, serta wine.

"Rasanya (kopi) untuk setiap tahun akan berbeda, apalagi tanaman arabika itu kan kayak karya seni. Jadi kalau di sampingnya ada tanaman cabai ataupun apa nanti akan mengikuti aromanya," kata Ahmad ditemui detikJateng di Alun-alun Klaten, Minggu (14/7/2024).

Kopi khas Deles Indah ini tak hanya bisa jadi daya tarik wisatawan, tapi juga ladang bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya petani kopi. Biji kopi mereka akan dibeli dengan harga tinggi untuk kemudian diolah menjadi produk Kopi Petruk.

"Prinsip kantong bolong, selain memberdayakan petani kopi, tapi juga membantu masyarakat khususnya di bidang pendidikan. Anak yatim-piatu atau tidak mampu, yang belum dapat pendampingan dari pemerintah, kita support melalui kegiatan produksi kopi," terang dia.

Menurutnya, potensi industri kopi di Kabupaten Klaten ini cukup menjanjikan. Melihat dari tren ngopi di kalangan masyarakat yang kini mulai menjadi budaya, seperti di kota tetangga yakni Yogyakarta maupun Surakarta.

"Perhatian dari Pemkab Klaten juga sudah mulai ada lewat festival dan pameran. Harapannya selalu adakan kegiatan pameran seperti ini yang fokus ke UMKM. Mungkin bisa dijadwalkan, agar pamerannya tidak bercampur antara kuliner dengan gerabah atau pakaian, agar lebih fokus," sarannya.

Ahmad yang juga merupakan Sekretaris Desa Sidorejo itu mengatakan, berbagai upaya pun telah dilakukan Pemdes Sidorejo. Mulai dari pengadaan edukasi terkait biji kopi serta pelatihan produksi hingga pemasaran kopi, agar lebih sesuai dengan perkembangan zaman yang lebih canggih.

"Kopi kembali kita angkat supaya yang dulunya ditebang atau dijual ke pasar, itu kita mulai produksi secara profesional, agar tidak cuma dijual murah. Padahal kualitas biji kopi yang ada di lereng Merapi itu semuanya bagus," jelasnya.

Tingginya potensi industri kopi untuk jadi sektor unggulan perekonomian di Kabupaten Klaten ini juga dibenarkan perwakilan kedai kopi Mbangtelon, Gunawan, yang menjual kopi lereng Merapi khas Sapuangin.

"Dari Masjid Al Aqsha sampai Tegalyoso ada sekitar 80-an kedai kopi yang menggunakan bean, bukan kedai kopi yang hanya pakai susu. Walaupun mereka juga jual yang basic-nya pakai susu juga," ungkapnya.




(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork