Ketua Bidang Pendidikan Profesi Advokat, Sertifikasi, dan Kerjasama DPN PERADI, Prof. Dr. Ir. Firmanto Laksana, S.H., M.M. M.H. C.L.A dikukuhkan sebagai guru besar kehormatan Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Pengukuhan itu dilakukan oleh Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH MH dalam sidang senat terbuka siang ini.
Acara tersebut berlangsung di Auditorium Unissula, Semarang pada Jumat (5/7/2024). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum DPN PERADI, Prof Dr Otto Hasibuan, SH.,MM; Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) Dr. Bambang Tri Bawono, S.H, M.H; dan Ketua Senat Unissula Prof. Dr. Anis Mashadurohatun,SH, M.Hum.
Dalam acara itu, Firman menyampaikan orasi berjudul Optimalisasi Pencegahan Konflik Tanah Ulayat di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dalam perspektif hukum. Di hadapan para guru besar dan advokat yang hadir, dia menyampaikan tawaran solusi untuk mencegah adanya konflik tanah ulayat dalam pembangunan IKN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rektor Unissula, Gunarto mengaku bangga bisa mengukuhkan Firmanto Laksana sebagai guru besar Unissula. Dia berharap Firmanto bisa mendidik dan mempersiapkan calon advokat untuk bisa menjadi bagian dari solusi penegakkan hukum yang berkeadilan.
"Prof Firmanto Laksana memiliki peran strategis dalam mendidik, mempersiapkan calon calon advokat agar memiliki profesionalitas dan integritas tinggi. Sehingga para advokat yang berada di bawah Perhimpunan Advokat Indonesia bisa menjadi bagian dari solusi penegakan hukum di Indonesia agar lebih berkeadilan," ujarnya.
Senada, Ketua DPN PERADI Otto Hasibuan juga mengaku senang dengan bertambahnya jumlah advokat yang menjadi guru besar. Menurutnya hal itu bisa memicu para advokat lain untuk terus menimba ilmu atau terjun menjadi akademisi.
"Mudah-mudahan dengan penambahan guru besar ini, banyak sekali orang hari ini ya ada seribu kali ini di aula besar seperti ini, mudah-mudahan memicu minat mereka menjadi akademisi juga atau sebaliknya bagi para guru besar yang lain juga mungkin bisa menjadi praktisi jadi apapun acara hari ini merupakan suatu yang baik bisa mencapai prestasi yang baik," ujarnya.
Sebab, dia melihat bahwa saat ini terdapat fenomena di mana ada peleburan antara praktisi dan akademisi. Artinya, sudah banyak para praktisi yang menjadi akademisi atau sebaliknya para akademisi yang juga berprofesi sebagai praktisi.
"Ini terjadi satu cross ya daripada disiplin ilmu tapi ini jadi multi profesi sehingga pasti multi keilmuan juga dan jni sangat luar biasa ya perkembangan profesi di Indonesia dan ini menurut saya mungkin positif dan tidak lagi terkotak-kotak," tambahnya.
(ncm/ncm)