Kalender Hijriah Hari Ini 5 Juli 2024 Tanggal Berapa? Simak di Sini!

Kalender Hijriah Hari Ini 5 Juli 2024 Tanggal Berapa? Simak di Sini!

Rayza Teguh Prastiyo - detikJateng
Jumat, 05 Jul 2024 07:30 WIB
Kalender Juli 2024 lengkap tanggal Hijriah dan Weton.
Ilustrasi Kalender Hijriah Hari Ini 5 Juli 2024 Tanggal Berapa? (Foto: Istimewa/Tangkapan layar laman Simbi Kemenag)
Solo -

Umat Islam di Indonesia menggunakan Kalender Hijriah sebagai acuan untuk menentukan waktu atau peristiwa penting. Penentuan kalender Hijriah biasanya dilakukan berdasarkan hilal atau posisi bulan sabit yang ada di langit. Lantas, pada hari ini tepatnya Jumat, 5 Juli 2024 bertepatan dengan tanggal berapa Hijriah? Simak penjelasannya berikut ini.

Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) RI telah merilis Kalender Hijriah 2024 yang bisa diakses oleh detikers pada laman resminya. Kalender Hijriah ini memiliki fungsi sebagai penentu waktu ibadah, perayaan hari keagamaan, hingga penentuan jadwal puasa Ramadhan dan puasa sunnah.

Berikut detikJateng telah merangkum informasi mengenai hari ini Jumat, 5 Juli 2024 merupakan tanggal berapa Hijriah lengkap beserta kalender Hijriah bulan Juli hingga peristiwa penting di bulan Dzulhijjah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari Ini Jumat 5 Juli 2024 Tanggal Berapa Hijriah?

Berdasarkan Kalender Hijriah 2024 yang telah dikeluarkan oleh Kemenag RI, detikers dapat melihat berbagai peristiwa atau momentum penting di dalam agama Islam sebagai acuan. Merujuk pada kalender tersebut, hari ini Jumat, 5 Juli 2024 berbarengan dengan penanggalan Hijriah tepatnya 28 Dzulhijjah 1445 H.

Sebagai tambahan informasi, bulan Dzulhijjah merupakan urutan kedua belas atau terakhir dalam penanggalan Hijriah. Di dalam bulan Dzulhijjah, terdapat beberapa peristiwa penting bagi umat Islam.

ADVERTISEMENT

Peristiwa Penting pada Bulan Dzulhijjah

Dikutip dari laman Nahdlatul Ulama (NU), Kementerian Agama (Kemenag) RI, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dijelaskan tentang peristiwa apa saja yang pernah terjadi di bulan Dzulhijjah, berikut uraian peristiwa lengkapnya:

1. Nabi Ibrahim Diperintah untuk Menyembelih Nabi Ismail

Pada suatu malam, Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi yang menurutnya sangat aneh. Dalam mimpi itu, ia menyembelih putranya sendiri yaitu Nabi Ismail. Peristiwa itu terjadi hingga tiga malam berturut-turut dengan mimpi yang sama.

Kemudian, dengan keberanian Nabi Ibrahim menyampaikan apa yang dialaminya kepada Nabi Ismail. Mendengar hal tersebut, Nabi Ismail merespons dengan hati yang ikhlas dan bersedia untuk disembelih ayahnya. Hal tersebut karena Ismail mengetahui mimpi sang ayah merupakan perintah dari Allah SWT.

Saat itu, pada malam 9 Dzulhijjah, peristiwa penting itu terjadi. Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Karena ketaatan dan keberanian Nabi Ibrahim, serta berbaktinya Nabi Ismail kepada ayahnya, maka sesaat sebelum Nabi Ismail disembelih, Allah SWT menggantikannya dengan seekor kambing jantan yang berasal dari surga.

Hingga saat ini, momen tersebut diperingati oleh umat Islam sebagai Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban dengan menyembelih hewan kurban yang sesuai dengan syariat Islam.

2. Pembangunan Ka'bah

Pada masa Nabi Ibrahim dahulu, ia diperintahkan Allah SWT untuk membangun rumah-Nya. Saat akan membangun, konon ada sekumpulan awan putih membentuk persegi dan berdiam tepat di atas tempat Nabi Ibrahim akan membangun, sehingga akan hal itu sebuah pola bangunan Ka'bah akhirnya terbentuk.

Pembangunan Ka'bah tersebut dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan dibantu putranya Nabi Ismail. Bahan untuk membangunnya didapatkan dari lima gunung yang berbeda, yaitu gunung Thursina (Sinai), Thurzita, Libnan, Judi, dan Nur.

Pada proses akhir pembangunan Ka'bah, yaitu diletakannya batu yang disebut Hajar Aswad di pojok tenggara bangunan Ka'bah. Setelah selesai, Allah memerintahkan seluruh umat Islam untuk mendatangi rumah-Nya untuk melaksanakan ibadah haji setiap bulan Dzulhijjah.

3. Ibadah Haji Diperintahkan Kepada Umat Islam

Pada bulan Dzulhijjah di masa lalu, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk melaksanakan ibadah haji. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bahkan melaksanakan ibadah haji setiap satu tahun sekali pada bulan Dzulhijjah.

Perintah ibadah haji telah diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Imran ayat 97, sebagai berikut:

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًاۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ ۝٩٧

Artinya: "Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam."

4. Kelahiran Nabi Isa

Nabi Isa merupakan putra dari Maryam, seorang wanita suci yang mengandung Nabi Isa melalui kehendak Allah SWT tanpa hubungan dengan laki-laki. Diketahui, Nabi Isa lahir di Baitullaham, sebuah kota yang terletak sekitar 9 km di selatan Yerusalem, pada tanggal 4 Dzulhijjah.

5. Kelahiran Nabi Musa

Nabi Musa lahir pada masa kepemimpinan Raja Firaun yang kejam dan kafir di Mesir, tepatnya pada 5 Dzulhijjah. Kelahiran Nabi Musa telah diramal oleh para ahli nujum dan penyihir bahwa akan ada bayi laki-laki yang akan menghancurkan Raja Firaun yang memimpin Bani Israil pada masa itu.

Karena hal tersebut, setiap bayi laki-laki yang lahir di dunia diperintahkan Raja Firaun untuk menguburnya hidup-hidup. Saat itu, Yukaibid, ibu Nabi Musa sedang mengandung dirinya merasa sangat takut dan khawatir. Namun, Allah SWT memerintahkannya ketika Nabi Musa lahir, untuk menghanyutkannya menggunakan peti ke dalam sungai.

Namun, atas izin Allah SWT Nabi Musa ditemukan oleh istri Firaun yang dikenal penyayang bernama Siti Asiyah, sehingga ia ingin merawat bayi tersebut. Raja Firaun memang dikenal kejam saat memimpin, namun ia sangat sayang terhadap istrinya sehingga memberikan izin untuk merawat bayi yang ditemukan istrinya.

Saat mengurusnya, Siti Asiyah memerlukan seseorang yang dapat menyusui Nabi Musa. Diketahui saat itu Nabi Musa tidak mau minum susu sebelum akhirnya bertemu dengan ibunya kembali yang saat itu ditemukan Siti Asiyah untuk menyusui bayi yang ditemukannya itu.

6. Diampuninya Nabi Adam atas Taubatnya

Setelah melakukan kesalahan dengan memakan buah khuldi dari surga, Nabi Adam dan Siti Hawa mendapatkan hukuman dari Allah SWT dengan diturunkan ke bumi secara terpisah.

Akhirnya Nabi Adam menyesali perbuatannya dan terus berusaha bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT, diketahui doa Nabi Adam ada di dalam Al-Quran, Surat Al-Araf ayat 23 sebagai berikut:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Latin: "Robbana dholamna Anfusana wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakunanna minal khosirin"

Artinya: Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.

Setelah itu, Allah SWT mengampuni dosa Nabi Adam yang diketahui bertepatan pada tanggal 1 Dzulhijjah.

7. Nabi Yunus Diselamatkan Allah SWT dari Perut Paus

Nabi Yunus masuk ke dalam perut seekor Paus atas kehendak Allah SWT setelah dirinya meninggalkan kaum Ninawa yang bebal dan kafir. Ketika di dalam perut paus, Nabi Yunus terus memohon kepada Allah SWT agar diselamatkan.

Akhirnya setelah berhari-hari berada di dalam perut paus, atas izin Allah SWT ia dikeluarkan dengan keadaan yang kelaparan dan kurus namun masih selamat. Peristiwa penyelamatan Nabi Yunus diketahui terjadi pada 2 Dzulhijjah, dan masuk ke dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 87 sebagai berikut:

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ ۝٨٧

Artinya: (Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, "Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim."

8. Pintu Neraka Akan Ditutup dan Dikunci

Pada hari ketujuh bulan Dzulhijjah, pintu neraka Jahannam akan ditutup dan dikunci oleh Allah SWT. Hal tersebut sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:

"Barang siapa berpuasa di hari ke tujuh bulan Dzulhijjah akan ditutup tiga puluh kesulitan dalam hidupnya dan dibuka tiga puluh pitu kemudahan baginya."

9. Doa Nabi Zakaria Dikabulkan Allah SWT

Nabi Zakariya merupakan nabi yang terkenal akan kesopan santunannya dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. Hingga suatu ketika, ia dan istrinya, Maryam, merasa khawatir karena tak kunjung dikaruniai anak oleh Allah SWT sebagai penerusnya dalam berdakwah.

Akhirnya, ia dan Maryam memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk meminta keturunan. Doa Nabi Zakaria terdapat pada Al-Quran Surat Maryam ayat 4-6 sebagai berikut:

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا (٤) وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ (٥) يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (٦)

Artinya: Dia (Zakaria) berkata: Wahai Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku tidak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku." Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu." (Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya'qub serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridhai."

Kemudian Allah SWT akhirnya memberikan Nabi Zakariya keturunan yang kelak akan menjadi Nabi Yahya, yang diketahui pada tanggal 3 Dzulhijjah pada masa itu.

Kalender Hijriah di Bulan Juli 2024

Agar detikers mengetahui lebih lanjut penanggalan Hijriah di bulan Juli 2024, berikut detikJateng uraikan daftar tanggal Hijriah di Juli 2024 yang masih mengacu pada Kalender Hijriah 2024 oleh Kemenag RI:

  • Senin, 1 Juli 2024: 24 Dzulhijjah 1445 H
  • Selasa, 2 Juli 2024: 25 Dzulhijjah 1445 H
  • Rabu, 3 Juli 2024: 26 Dzulhijjah 1445 H
  • Kamis, 4 Juli 2024: 27 Dzulhijjah 1445 H
  • Jumat, 5 Juli 2024: 28 Dzulhijjah 1445 H
  • Sabtu, 6 Juli 2024: 29 Dzulhijjah 1445 H
  • Minggu, 7 Juli 2024: 1 Muharram 1446 H (Tahun baru Islam 1446 H)
  • Senin, 8 Juli 2024: 2 Muharram 1446 H
  • Selasa, 9 Juli 2024: 3 Muharram 1446 H
  • Rabu, 10 Juli 2024: 4 Muharram 1446 H
  • Kamis, 11 Juli 2024: 5 Muharram 1446 H
  • Jumat, 12 Juli 2024: 6 Muharram 1446 H
  • Sabtu, 13 Juli 2024: 7 Muharram 1446 H
  • Minggu, 15 Juli 2024: 8 Muharram 1446 H
  • Senin, 15 Juli 2024: 9 Muharram 1446 H
  • Selasa, 16 Juli 2024: 10 Muharram 1446 H
  • Rabu, 17 Juli 2024: 11 Muharram 1446 H
  • Kamis, 18 Juli 2024: 12 Muharram 1446 H
  • Jumat, 19 Juli 2024: 13 Muharram 1446 H
  • Sabtu, 20 Juli 2024: 14 Muharram 1446 H
  • Minggu, 21 Juli 2024: 15 Muharram 1446 H
  • Senin, 22 Juli 2024: 16 Muharram 1446 H
  • Selasa, 23 Juli 2024: 17 Muharram 1446 H
  • Rabu, 25 Juli 2024: 18 Muharram 1446 H
  • Kamis, 25 Juli 2024: 19 Muharram 1446 H
  • Jumat, 26 Juli 2024: 20 Muharram 1446 H
  • Sabtu, 27 Juli 2024: 21 Muharram 1446 H
  • Minggu, 28 Juli 2024: 22 Muharram 1446 H
  • Senin, 29 Juli 2024: 23 Muharram 1446 H
  • Selasa, 30 Juli 2024: 24 Muharram 1446 H
  • Rabu, 31 Juli 2024: 25 Muharram 1446 H

Sistem Penetapan Kalender Hijriah

Dirangkum dari jurnal dengan judul 'Aspek Ketauhidan Dalam Sistem Kalender Hijriah' karya Jayusman, dijelaskan tentang sistem penanggalan Hijriah dibutuhkan oleh umat Islam untuk mendata, mencatat, dan merencanakan peristiwa maupun aktivitas penting dalam kehidupan baik secara personal maupun sosial.

Kalender Hijriah atau kalender Islam yang dipakai untuk ibadah bagi kaum muslim ini didasarkan pada perhitungan atau hisab hakiki. Hisab hakiki adalah metode yang mengikuti pergerakan bulan dan bumi secara nyata. Jadi, gerakan bulan tidak selalu tetap dan tidak juga tak beraturan, melainkan bergantung pada posisi hilal di awal setiap bulan.

Penanggalan Hijriah ini masuk dalam kategori sistem penanggalan astronomi karena didasarkan pada fenomena astronomi yang sebenarnya terjadi. Ini beda dengan kalender masehi yang hanya pakai aturan numerik (rata-rata perhitungan fenomena astronomi), sehingga disebut juga kalender aritmetika.

Dalam kalender Hijriah, hari atau tanggal baru dimulai saat matahari terbenam. Awal bulan baru ditandai dengan munculnya hilal di langit Barat waktu Magrib setelah terjadi konjungsi atau ijtimak. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT pada Al Quran, Surat Al Baqarah, ayat 189 sebagai berikut:

۞ يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَاۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۝١٨٩

Latin: yas'alûnaka 'anil-ahillah, qul hiya mawâqîtu lin-nâsi wal-ḫajj, wa laisal-birru bi'an ta'tul-buyûta min dhuhûrihâ wa lâkinnal-birra manittaqâ, wa'tul-buyûta min abwâbihâ wattaqullâha la'allakum tufliḫûn

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, "Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji." Bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

Itulah informasi tentang kalender Hijriah hari ini, 5 Juli 2024 lengkap dengan kalender Hijriah pada Juli 2024 hingga sistem penetapan kalender Hijriah. Semoga artikel ini dapat menjawab pertanyaan detikers ya!




(rih/ahr)


Hide Ads