Mengenal Kepribadian Dark Triad, Sisi Gelap Kepribadian Manusia

Mengenal Kepribadian Dark Triad, Sisi Gelap Kepribadian Manusia

Syifa`ul Husna - detikJateng
Senin, 01 Jul 2024 19:46 WIB
Ibu marah, ibu kesal, ibu khawatir
Ilustrasi Kepribadian Dark Triad. Foto: Thinkstock
Solo -

Kepribadian dark triad adalah sisi gelap kepribadian manusia yang terdiri dari narsisme, machiavellianisme, dan psikopati. Konstruksi tersebut diciptakan oleh peneliti Delroy L. Paulhus dan Kevin M. Williams pada tahun 2002.

Kepribadian dark triad adalah kepribadian yang mengarah pada sifat negatif dan melanggar norma sosial. Orang-orang yang memiliki kepribadian dark triad dicirikan sebagai orang yang suka meremehkan dan memanipulasi orang lain yang ditutupi dengan karakter karismatik dan menawan. Kepribadian ini berdampak negatif bagi orang-orang sekitarnya dalam jangka waktu panjang.

Orang dengan ciri-ciri triad gelap cenderung tidak berperasaan dan manipulatif, bersedia melakukan atau mengatakan apa pun untuk mendapatkan keinginan mereka, tanpa memperdulikan dampaknya pada orang lain. Mereka memiliki pandangan yang berlebihan terhadap diri sendiri, tidak malu dalam mempromosikan diri, dan sering terlibat dalam perilaku agresif dan bahaya dengan sedikit penyesalan atas tindakannya yang menyakitkan orang lain hanya untuk kepentingan pribadi mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih jelas lagi, berikut ini detikJateng mengulas tiga kepribadian dark triad yang dikutip dari laman Psychology Today dan Simply Psychology.

1. Narsisme

Mengutip dari jurnal berjudul 'Perilaku Seksual Terkait dengan Dark Triad Personality pada Dewasa Awal: Tinjauan Sistematik' oleh Annisa Lyona, narsisme adalah kepribadian yang meyakini jika mereka lebih layak mendapatkan perlakuan istimewa dibandingkan orang lain karena mereka merasa unik dan istimewa. Seseorang yang memiliki sifat narsistik cenderung terobsesi dengan diri mereka sendiri.

ADVERTISEMENT

Narsisme dapat diamati melalui tiga aspek yang berbeda, yakni kepribadian the self, the interpersonal, dan the strategies for self regulation. Pada aspek the self, seorang narsistik merasa bahwa dirinya istimewa dan berhak mendapatkan segala yang diinginkan karena keunikannya.

Sedangkan pada aspek the interpersonal, mereka sering kali memiliki empati yang rendah pada orang lain. Orang dengan sifat narsistik cenderung menggunakan orang lain sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka, yang menyebabkan hubungan yang dangkal dan eksploitatif.

Aspek strategies for self-regulation, seorang narsistik seringkali melibatkan upaya mencari perhatian dan pujian, serta menempatkan diri mereka sendiri sebagai pusat perhatian. Ketika strategi pertahanan ini gagal, individu dengan sifat narsistik cenderung bereaksi dengan agresi dan balas dendam.

Kata narsisme berasal dari kisah mitologi Yunani. Diceritakan terdapat seseorang bernama Narcissus yang jatuh cinta dan terobsesi dengan bayangannya di kolam air hingga akhirnya tenggelam.

2. Machiavellianisme

Dikutip dari laman Psychology Today, machiavellianisme adalah kepribadian yang menggambarkan seseorang yang bersifat manipulatif, penuh tipu daya dan menipu orang lain untuk mencapai tujuan pribadi. Orang dengan kepribadian ini, cenderung melihat orang lain sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Orang-orang yang menunjukkan tingkat machiavellianisme yang sangat tinggi disebut oleh beberapa psikolog sebagai "High Machs" dengan sifat kurang empati dan memiliki pandangan sinis. Kepentingan utama orang dengan sifat ini adalah kekuasaan dan status.

Jenis kepribadian ini didasarkan pada filsuf politik abad ke-16 bernama NiccolΓ² Machiavelli yang menulis karya berjudul "Il Principe". Dalam karya tersebut dituliskan jika raja dan pengusaha ingin mempertahankan kekuasaannya maka harus melakukan apapun untuk mewujudkannya, bahkan jika perlu dapat menggunakan tindakan kejam dan tidak bermoral.

3. Psikopati

Mengutip dari jurnal berjudul 'Gambaran Kepribadian Gelap (Dark Triad Personality) pada Pengguna Media Sosial' oleh Irfani Rizal, psikopati adalah kepribadian yang memiliki empati yang rendah, terlibat dalam perilaku impulsif, dan mencari sensasi. Mereka cenderung tidak sensitif secara emosional, tidak berperasaan, memiliki sikap acuh tak acuh, dan kurangnya empati membuat psikopat menjadi sangat manipulatif.

Awalnya, psikopati didiagnosis sebagai gangguan klinis, terutama dikenal sebagai gangguan antisosial. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa psikopati sebenarnya dianggap sebagai salah satu ciri kepribadian.

Bagaimana Cara Mengidentifikasi Seseorang yang Memiliki Kepribadian Dark Triad?

Seseorang dengan kepribadian dark triad dapat diidentifikasi melalui perilaku yang ditunjukkan dalam sehari-hari. Dikutip dari laman Simply Psychology, berikut ini ciri-ciri perilaku seseorang dengan kepribadian dark triad.

1. Rasa haus akan pencapaian yang terus-menerus harus dipenuhi

Rasa haus yang terus menerus ingin dipenuhi untuk mencapai tujuan adalah ciri khas dari seseorang yang memiliki kepribadian dark triad. Mereka selalu bertekad untuk meraih apa pun yang mereka inginkan, tanpa memperdulikan dampaknya pada orang lain di sekitar mereka.

Ketika anda dekat dengan seseorang yang memiliki kepribadian dark triad, anda mungkin akan merasa terkuras secara emosional, fisik, atau finansial. Mereka cenderung memanipulasi dan memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi mereka sendiri.

2. Selalu merasa menjadi korban dalam hubungan

Seseorang dengan sifat ini, ahli dalam melecehkan dan menyangkal. Mereka seringkali meragukan pengalaman dan cerita orang lain, membuat mereka mempertanyakan realitas mereka sendiri.

Ketika anda mencoba menegur mereka tentang perilaku mereka yang tidak bermoral, mereka cenderung membalikkan keadaan dan membuat diri mereka sendiri tampak sebagai korban.

3. Sulit mempertahankan hubungan jangka panjang

Seseorang dengan kepribadian dark triad sulit mempertahankan hubungan jangka panjang. Jika anda melihat banyak pola hubungan yang gagal pada masa lalu mereka, hal ini perlu diwaspadai.

4. Berbohong dan tidak konsisten dalam memberikan cerita

Mereka seringkali berbohong dan tidak konsisten dalam cerita mereka. Mereka cenderung memanipulasi fakta demi keuntungan mereka sendiri, meskipun seiring berjalannya waktu, kebohongan mereka bisa terbongkar.

Artikel ini ditulis oleh Syifa`ul Husna peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(cln/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads