Nasib siswa yang diduga menggunakan piagam palsu untuk mendaftar PPDB di Semarang hingga kini masih dibahas. Kasus dugaan piagam palsu kini diusut bersama oleh Inspektorat Jateng dan Ombudsman RI perwakilan Jawa Tengah.
Kepala Dinas Pendidikan Jateng, Uswatun Hasanah menyebut pihaknya masih mendiskusikan terkait dugaan piagam palsu yang beredar di PPDB SMA/SMK. Rapat tersebut juga menghadirkan Inspektorat Jateng dan Ombudsman Jateng.
"Kaitan dengan piagam atau yg lain kan itu masuknya dokumen ya, dokumen pendukung dalam jalur prestasi saat ini sedang dilakukan klarifikasi dari tim APIP (Aparat Pengawasan Intern Pemerintah) Inspektorat dan dilakukan klarifikasi tentu saja karena itu jenjang SMP nanti akan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Semarang kemudian juga pihak-pihak yang terlibat di dalamnya," ujar Uswatun saat ditemui di kantornya, Jalan Pemuda, Semarang, Senin (1/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut saat ini Inspektorat masih dalam tahap klarifikasi terhadap pihak-pihak terkait dugaan piagam palsu tersebut. Targetnya, sikap terkait itu akan diputus sebelum daftar ulang selesai.
"Masih dalam proses penelusuran semua, piagam saja (masih) dugaan palsu, ini proses daftar ulang kan sampai tanggal 12 ya jadi nanti ditunggu saja sampai tanggal 12," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Ombudsman Jateng Siti Farida menyebut pihaknya baru mendapat laporan terkait dugaan piagam palsu itu pagi ini. Dia menyatakan akan berkoordinasi agar hasil pemeriksaan itu berjalan dengan objektif dan transparan.
"Ombudsman Jateng juga mendapat substansi laporan yang sama tapi dalam hal laporan tersebut sedang diperiksa oleh penyelenggara layanan dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan dan Inspektorat maka kami akan berkoordinasi pada prinsipnya hasil pemeriksaan itu akan memberikan objektivitas, transparansi dan kita menjaga betul integritas PPDB," ujarnya.
Seperti diketahui, ada dugaan piagam palsu beredar dalam PPDB SMA/SMK di Semarang. Piagam yang diduga palsu itu merupakan piagam kejuaraan marching band di Malaysia yang diikuti tim dari SMP 1 Semarang.
Piagam yang beredar itu merupakan piagam juara pertama dalam kejuaraan tersebut, padahal tim tersebut mendapat juara ketiga. Kepala SMP 1 Semarang, Siminto menyatakan akan mengikuti seluruh proses yang berjalan.
"Kita ikuti proses yang berjalan dulu," ujarnya melalui pesan singkat.
(ahr/apu)