25 Pendaftar SMAN 3 Semarang Diduga Pakai Piagam Palsu

25 Pendaftar SMAN 3 Semarang Diduga Pakai Piagam Palsu

Afzal Nur Iman - detikJateng
Jumat, 28 Jun 2024 15:39 WIB
Wakasek Kesiswaan SMA 3 Semarang, Ahmad Fauzan, Jumat (28/6/2024).
Wakasek Kesiswaan SMA 3 Semarang, Ahmad Fauzan, Jumat (28/6/2024). (Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng)
Semarang -

25 calon peserta didik diduga menggunakan piagam palsu saat mendaftar PPDB ke SMAN 3 Semarang. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 3 Semarang Ahmad Fauzan mengaku baru mengetahui itu saat hari terakhir pendaftaran.

"Justru kita tahu setelah ada laporan, setelah itu orang tua ada yang ke sini konfirmasi empat orang perwakilan karena kebetulan yang menggunakan piagam itu, kan tidak hanya satu orang yang pakai piagam itu, kan di kita ada 25 orang," kata Ahmad saat ditemui di kantornya, Jalan Pemuda, Semarang, Jumat (28/6/2024).

Piagam yang dimaksud adalah piagam marching band dari salah satu SMP negeri di Semarang. Piagam yang didaftarkan ialah piagam juara pertama kejuaraan internasional. Diduga, sebenarnya tim marching band itu mendapat juara tiga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Marching band yang waktu itu kejuaraan virtual, betul (di Malaysia) setelah ada laporan saya semacam ngecek sih benar harusnya bronze, juara tiga," tambahnya.

Meski begitu, pengajuan piagam tersebut dinilai sudah sesuai aturan. Karena piagam juga dilampirkan dengan surat pernyataan dari kepala sekolah.

ADVERTISEMENT

"Kita di pihak yang hanya memang verifikasi, dan verifikasi ketika berkas itu sudah sesuai juknis (petunjuk teknis), kita terima. Nah untuk piagam kan syaratnya ada piagamnya dan ada surat keterangan dari kepala sekolah maka itu kan sudah sesuai juknis maka kita terima," jelasnya.

Saat ini, lanjut Ahmad, panitia PPDB di SMA 3 Semarang juga tak bisa mengubah poin nilai atau mengganti piagam yang sudah terlanjur didaftarkan itu. Saat ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah terkait temuan tersebut.

"Ini harusnya sih dalam kondisi tidak bisa dipakai, karena informasi itu keluar saat verifikasi sudah selesai pihak sekolah juga tidak bisa ngapa-ngapain kan sistem sudah ditutup, kita mau ganti juga nggak bisa, mau delete juga nggak bisa. Memang kemarin instruksinya kita disuruh menunggu, efeknya gimana kita tunggu saja," kata Ahmad.

13 Pendaftar Pilih Mundur

Dari 25 orang yang mendaftar menggunakan piagam itu, 13 orang yang seharusnya diterima memilih mundur. Dia menilai hal itu karena orang tua sudah paham dengan konsekuensi dari penggunaan piagam itu.

"Di kita tinggal 12, setelah ada konfirmasi dari orang tua, sebenarnya orang tua paham kok karena piagam ini tidak bisa dipakai, sadar begitu konsekuensinya, mereka tahu, makanya yang mereka inginkan kemarin sebenarnya tolong beri kesempatan untuk mengganti, tapi kan sekolah intinya nggak bisa," pungkasnya.




(aku/ams)


Hide Ads