Kondisi meja dan kursi siswa SD Negeri (SDN) Bandung 1 Kota Tegal dikeluhkan karena rusak parah. Terdapat banyak lubang pada meja dan kursi sehingga menyulitkan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Jika dihitung, kerusakan meja kursi untuk kegiatan belajar SDN Bandung 1 Tegal Selatan mencapai 90 persen.
"Jumlah keseluruhan sesuai murid ada 166 meja kursi. Namun yang rusak jumlahnya 144 meja kursi," kata Kepala SDN Bandung 1 Tegal Selatan, Anas Primansyah, Rabu (26/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anas menyebut kondisi meja yang berlubang-lubang ini menyulitkan. Para siswa harus menambahkan alas buku di atas meja yang rusak untuk bisa menulis dengan baik.
Menurut Anas, para murid harus menerima kondisi tersebut. Mereka tidak bisa memilih meja yang dianggap bagus karena hampir semuanya rusak.
"Mirisnya para murid bingung saat mau menulis. Karena mereka harus mencari alas untuk menulis agar tidak tembus akibat meja berlubang-lubang termakan rayap," ucapnya.
Dia menyebut kerusakan mebel ini sudah berlangsung sejak 10 tahun lalu. Pihak sekolah sudah tiga kali mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, yakni tahun 2022, 2023, dan 2024, namun pengajuan itu belum membuahkan hasil.
"Sudah tiga kali mengajukan tapi karena masalah anggaran, sampai saat ini belum direalisasikan," ungkap dia.
![]() |
Sementara dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang ada, lanjut Anas, hanya bisa dimanfaatkan untuk biaya pemeliharaan seperti pengecatan dan pemeliharaan lain. Untuk pengadaan mebel, dana BOS tidak diperbolehkan.
Diwawancarai terpisah, Sekretaris Disdikbud Kota Tegal, Dewi Umaroh membenarkan kebutuhan meja dan kursi untuk siswa SDN Bandung 1 Tegal Selatan. Dewi beralasan ketiadaan anggaran menjadi penyebab belum adanya pengadaan mebel baru.
"Kerusakan meja kursi belajar hingga saat ini belum mendapat bantuan karena memang kendala anggaran," kata Dewi.
Keluhan dari SD Negeri Bandung 1 Kota Tegal ini, kata Dewi, sudah disampaikan ke DPRD setempat. Karena kondisi keuangan dari APBD tidak ada, maka dicarikan anggaran dari Bantuan Keuangan Gubernur. Proposal sudah masuk dan tinggal menunggu hasil.
"Proposal sudah masuk untuk tahun 2025. Mudah-mudahan bisa terealisasi," harap Dewi.
(aku/rih)