Pelaku Judol-Pinjol Dirawat di RSJD Solo, Ada Pelajar hingga PNS

Pelaku Judol-Pinjol Dirawat di RSJD Solo, Ada Pelajar hingga PNS

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 25 Jun 2024 11:01 WIB
Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin, Solo, Selasa (25/6/2024).
Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin, Solo, Selasa (25/6/2024). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng
Solo -

Pelaku judi online (judol) dan pinjaman online (pinjol) ada yang mengalami gangguan kejiwaan hingga dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr Arif Zainudin, Solo. Bahkan ada pasien yang kondisinya tergolong mengalami gangguan berat.

Kasus Judol

Dokter Spesialis Kejiwaan RSJD Arif Zainudin, Aliyah Himawati mengatakan judol dan pinjol saling berkaitan. Di mana, semua berawal dari judol yang nantinya mengarah ke pinjol.

"Judol kebetulan ada, judol dan pinjol saling terkait, judol sampai banyak bahkan kemarin itu sampai rawat inap. Judol dengan saya (pasien) nemuin tiga pasien yang dirawat," kata Aliyah saat ditemui di RSJD Arif Zainudin, Selasa (25/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut tiga pasien yang menjalani rawat inap itu mengalami gangguan yang sangat berat. Beberapa yang gejala yang dialami mulai tertekan hingga ketakutan yang berlebih.

"Dalam kurun waktu yang ini termasuk banyak. Tiga ini sampai berat, makanya sampai rawat inap. (Kenapa berat) Akhirnya dia tertekan jadi ketakutan, saking takutnya lari dari rumah. Padahal lari dari rumah tetap dikejar terus sampai seperti itu ketakutan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kasus Pinjol

Sedangkan kasus pinjol, Aliyah menyebut ia menangani empat pasien. Menurutnya, pasien yang ia rawat itu ada yang tidak terlibat langsung dengan pinjol namun mendapatkan teror.

"Sekitar empat yang sampai datang ke saya. Dia tidak pinjam tapi pengaruh dari kena teror pinjol dari teman yang utang. Saking ketakutannya, istilahnya cemas ada yang teror dengan kata-kata yang sangat kasar dan dapat bentakan," ungkapnya.

Selain dari teror karena tidak melakukan pinjaman, pasien yang dirawat karena adanya desakan kebutuhan sehingga memilih untuk mengajukan pinjol.

"Ada pasien, kebutuhan meningkat akhirnya dia pinjol. Akhirnya dia juga ketakutan karena nggak bisa bayar lalu beranak pinak kan bunganya sangat tinggi. Karena di awal mendapat iming-iming kemudahan dan kecepatan dan tidak memikirkan bunga itu," jelasnya.

Judol dan Pinjol Sasar Ragam Kalangan

Aliyah menyebut, untuk kasus judol dan pinjol menyasar kalangan remaja hingga orang dewasa. Bahkan ada yang berprofesi sebagai PNS.

"Variasi remaja sampai dewasa. Paling banyak yang remaja, yang bekerja juga banyak. Judol itu juga banyak yang bekerja karena penasaran itu dan dia merasa punya uang diawal. Iya pekerja, profesi banyak, ada pelajar, wiraswasta, wirausaha, PNS, aparat negara ada. Karena menggoda, kemudahan tadi," bebernya.

Lebih lanjut, Aliyah menyebut untuk mereka yang kecanduan judol ada yang hampir putus asa. Untuk pasiennya berasal dari wilayah Solo Raya.

"Tapi baru ide (bunuh diri), belum melakukan karena saking takut, lebih baik saya hilang saja bahasanya gitu, daripada terus-terusan diteror. Solo kota ada, luar Solo juga ada," pungkasnya.




(rih/dil)


Hide Ads