BMKG Ungkap Faktor Pemicu Fenomena Embun Es di Dieng

BMKG Ungkap Faktor Pemicu Fenomena Embun Es di Dieng

Uje Hartono - detikJateng
Jumat, 21 Jun 2024 15:27 WIB
Wisatawan saat melihat embun es di kompleks Candi Arjuna Dieng, Banjarnegara.
Wisatawan saat melihat embun es di kompleks Candi Arjuna Dieng, Banjarnegara. Foto: Uje Hartono/detikJateng.
Banjarnegara -

Selama tiga hari berturut-turut suhu udara di dataran tinggi Dieng turun hingga di bawah 0 derajat celsius hingga muncul embun es di kompleks Candi Arjuna. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena alam ini hal biasa di musim kemarau.

Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, mengatakan munculnya embun es di dataran tinggi Dieng merupakan hal yang wajar. Biasanya mulai sering terjadi pada Juni dan puncaknya pada Agustus.

"Fenomena ini bukanlah kejadian luar biasa. Ini sudah umum terjadi di musim kemarau. Terkadang, fenomena ini juga terjadi pada bulan Mei, namun mulai intens dan sering diamati mulai bulan Juni dan puncaknya di bulan Agustus," jelas Yoga saat dihubungi detikJateng, Jumat (21/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sederet Faktor Pemicu Embun Es Dieng

Ia lalu menyebut beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya fenomena alam embun es tersebut. Di antaranya, minimnya tutupan awan di daerah Dieng saat musim kemarau. Sehingga, tidak ada objek yang menghalau sinar matahari maupun sebaliknya. Yakni saat radiasi pancaran balik oleh permukaan bumi di malam hari.

"Cuaca di Dieng selama beberapa hari ini cerah. Jadi kalau siang hari terasa sangat terik tetapi kalau malam radiasi yang dipancarkan balik oleh permukaan bumi optimum. Karena langit bebas dari tutupan awan. Hal ini membuat penurunan suhu yang signifikan pada malam hari, dan mencapai puncaknya pada saat sebelum matahari terbit," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Penurunan suhu secara terus-menerus, embun kemudian membeku. Terlebih kelembaban udara di daerah pegunungan cukup tinggi. Hal ini sebagai indikasi udara di wilayah tersebut memiliki kadar air yang tinggi.

"Suhu yang terus turun sejak malam hingga dini hari menyebabkan embun yang semula terbentuk dan menyelimuti beberapa benda kemudian membeku. Di daerah pegunungan juga udaranya lebih lembap," terangnya.

Saat ini, tengah terjadi pertemuan angin di utara laut Jawa. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya curah hujan terutama di wilayah Jawa Tengah, termasuk di dataran tinggi Dieng.

"Terpantau adanya pertemuan angin di utara laut Jawa. Ini mengurangi curah hujan dalam tiga hari terakhir di wilayah Jawa Tengah," ujarnya.

Yoga mengimbau wisatawan yang ingin melihat fenomena alam ini agar mempersiapkan pakaian hangat. Sebab, suhu udara di daerah tersebut bisa berada di bawah 0 derajat celsius.

"Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tapi wisatawan yang ingin berkunjung ke Dieng untuk mengenakan pakaian yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Seperti jaket tebal atau mantel, sarung tangan, kaus kaki, dan sepatu, karena suhu udara di kawasan Dieng dapat berada di bawah 0 derajat celsius," pesannya.




(apl/ams)


Hide Ads