Kabupaten Klaten telah menerima 92 unit pompa air dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. Sebanyak 92 unit itu ditarget bisa mengairi 1.361 hektare sawah tadah hujan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, Widiyanti. Ia mengatakan program pompanisasi yang merupakan inisiasi dari Kementan RI itu bertujuan meningkatkan produksi padi dalam upaya mendukung ketahanan pangan nasional.
"Karena kebetulan di Klaten ini ada lahan PAT (Perluasan Areal Tanam) seluas 1.361 hektare (ha) yang mendapat alokasi pompanisasi," kata Widiyanti kepada awak media di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Rabu (19/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, dalam upaya peningkatan produksi padi di Kabupaten Klaten, pada tahun 2024 telah ada 92 unit pompa yang tersebar di delapan kecamatan untuk mengairi 1.361 hektare sawah tadah hujan di Kabupaten Klaten.
"(Saat ini) realisasinya 1.021 hektare, sekitar 80,79 persen. Sisanya masih berproses. Kenaikan produksi kalau nanti dari 1.362 hektare ini (ditarget) bisa naik 1,91 persen," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten Jajang Prihono mengungkapkan program pompanisasi yang telah dilakukan di Kabupaten Klaten juga menjadi upaya mitigasi kekeringan sehingga tak terjadi kendala pada produksi padi di masa El Nino seperti ini.
"Harapannya kalau memang nanti dirasa pompanisasi ini daya ungkitnya cukup tinggi kebermanfaatannya, terutama di musim-musim tertentu, nanti bisa merata," ungkapnya.
"Semua sawah tadah hujan bisa memperoleh air dengan kegiatan pompanisasi ini, sehingga tidak ada kendala lagi soal masa tanam dan lain sebagainya," sambungnya.
(ncm/ega)