Belajar Ikhlas dari Warga Krajan yang Dusunnya 'Banjir' Daging Tiap Kurban

Belajar Ikhlas dari Warga Krajan yang Dusunnya 'Banjir' Daging Tiap Kurban

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 18 Jun 2024 10:28 WIB
Tumpukan daging kurban di dusun Krajan Desa Batur, Kecamatan Batur Banjarnegara, Senin (17/6/2024).
Tumpukan daging kurban di dusun Krajan Desa Batur, Kecamatan Batur Banjarnegara, Senin (17/6/2024). (Foto: Uje Hartono/detikJateng)
Banjarnegara -

Dusun Krajan, Desa Bantur, Banjarnegara, kembali 'kebanjiran' daging kurban tahun ini. Dusun Krajan menjadi salah satu penyumbang terbanyak hewan kurban di Desa Batur dengan jumlah sapi 74 ekor dan kambing 293 ekor.

Kepala Desa Batur, Ahmad Fauzi, mengatakan total 668 hewan kurban di Desa Batur yang terdiri dari 200 ekor sapi dan 468 ekor kambing, pada Senin (17/6/2024).

Daging kurban yang menggunung memang sudah biasa di daerah tersebut. Namun, Ahmad mengatakan bahwa tahun ini jumlahnya lebih banyak dari tahun sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tahun kemarin itu beda satu hari. Tetapi tahun ini bareng, jadi untuk Dusun Krajan sapinya 74 ekor dan kambingnya 293 ekor. Tetapi kalau keseluruhan digabung dengan dusun lain totalnya 200 ekor sapi dan 468 ekor kambing," sambungnya.

Fenomena 'banjir' daging kurban ini bukan semata-mata karena penduduk Dusun Krajan kaya raya. Penyumbang terbanyak hewan-hewan kurban itu justru para buruh tani dan pedagang.

ADVERTISEMENT

Salah satunya Tunut Rohman (63) buruh tani warga Krajan, yang tekun menabung demi bisa berkurban. Ditemui di sela-sela kesibukannya mengurus daging sapi kurban, Tunut terlihat semangat mengiris daging. Ia mengaku bahagia bisa ikut berkurban tahun ini.

"Rasanya saya senang bisa ikut berkurban. Alhamdulillah saya berkurban sapi rombongan 7 orang salah satunya saya," ujarnya saat ditemui di Dusun Krajan Desa Batur, Senin (17/6/2024).

Meski berpenghasilan tidak menentu sebagai buruh tani, ia mengaku tetap ikhlas menyisihkan jerih payahnya bekerja. Mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu selalu disisihkan untuk berkurban.

"Untuk bisa berkurban, saya nabung. Besarannya tidak tentu seadanya uang saja. Kadang Rp 10 ribu, kadang Rp 25 ribu dan kalau pas sedang ada uang sampai Rp 30 ribu," tuturnya.

Uang tersebut ditabung setiap minggu. Ia sadar jika uang tabungan yang tidak seberapa dan masih belum cukup untuk berkurban. Namun, nantinya uang itu bisa digunakan ikut berkurban bergabung dengan rombongan untuk membeli satu ekor sapi.

"Ya kalau uang dari tabungan masih belum cukup. Tetapi kalau ada uang tabungan nambahnya kan tidak banyak. Jadi nanti bisa ikut rombongan 7 orang untuk membeli satu ekor sapi," ujarnya.

Kepala Desa Batur Ahmad fauzi menambahkan, banyaknya warganya yang berkurban salah satunya dengan cara menabung. Baik petani maupun pedagang pasar rutin menabung untuk kurban.

"Di Desa Batur ini banyak yang menabung untuk bisa berkurban. Jumlahnya beda-beda. Pedagang pasar biasanya menabung setelah pasaran, buruh tani juga setelah bayaran uangnya disisihkan," terangnya.

Banyaknya warga yang berkurban ini kata Fauzi sudah terjadi sejak dulu. Bahkan, hingga saat ini sudah menjadi tradisi warga untuk berkurban setiap tahun.

"Ini sudah menjadi tradisi di Desa Batur. Bahkan sejak saya belum lahir sudah banyak warga sini yang kurban. Alhamdulillah tradisi yang baik ini masih terus dilestarikan di sini," imbuhnya.




(aku/aku)


Hide Ads