Tata cara haji wajib dipahami oleh seluruh umat Islam, khususnya mereka yang menjadi jemaah haji. Tidak seperti ibadah lainnya, haji merupakan rangkaian ibadah yang cukup panjang dan dilaksanakan dalam beberapa hari.
Meski sama-sama dilaksanakan di Baitullah, rukun haji berbeda dengan umrah. Amalan umrah hanya ada empat, yaitu ihram, thawaf, sai, dan tahallul. Sedangkan rukun haji ada delapan, mulai dari ihram hingga thawaf wada.
Mari simak penjelasan tata cara haji sesuai urutan lengkap, dihimpun dari Tuntunan Manasik Haji dan Umrah dari Kementerian Agama dan Buku Pintar Agama Islam: Panduan Lengkap Berislam Secara Kafah oleh Abu Aunillah Al-Bajury berikut!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tata Cara Haji Sesuai Urutan
1. Ihram (Niat)
Ihram merupakan keadaan seseorang telah berniat menjalankan ibadah haji. Ihram umumnya ditandai dengan mengenakan pakaian khusus. Sebelum berihram, ada beberapa sunnah yang sebaiknya dilakukan, antara lain memotong kuku, mencukur rambut, serta mandi dan wudhu.
Ketika berihram, jemaah haji disunnahkan untuk memperbanyak bacaan talbiyah sebagai berikut:
ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΩΩΩΩΩ ΩΩ ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩΨ ΩΨ§Ω Ψ΄ΩΨ±ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩ ΩΩΨ¨ΩΩΩΩΩΩΨ Ψ₯ΩΩΩΩ Ψ§ΩΩΨΩΩ ΩΨ―Ω ΩΩΨ§ΩΩΩΩΨΉΩΩ ΩΨ©Ω ΩΩΩΩ ΩΩΨ§ΩΩΩ ΩΩΩΩΩ ΩΨ§Ω Ψ΄ΩΨ±ΩΩΩΩΩ ΩΩΩΩ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni'mata laka wal-mulk, la syarika laka
Artinya:
"Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu)."
- Terdapat beberapa larangan ketika berihram, yaitu:
- Mengenakan pakaian berjahit bagi laki-laki.
- Menutup kepala bagi laki-laki.
- Menutup telapak tangan dan wajah bagi wanita.
- Memakai wangi-wangian.
- Memotong kuku, rambut, dan bulu lainnya di tubuh.
- Membunuh binatang.
- Mencabut, menebang, atau merusak tanaman.
- Melakukan hubungan suami istri.
- Melamar, menikah, atau menikahkan orang lain.
- Berkata kotor.
- Menyentuh lawan jenis yang bukan mahram dengan syahwat.
2. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah merupakan berdiam diri di Padang Arafah sejak tergelincirnya matahari di tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbit fajar pada 10 Dzulhijjah. Ketika melaksanakan wukuf, jemaah haji juga dianjurkan untuk melaksanakan sunnah berikut ini.
- Jemaah yang datang setelah tergelincirnya matahari disunnahkan mandi terlebih dahulu.
- Melakukan wukuf di bawah Jabal Rahmah.
- Pemimpin atau imam dianjurkan berceramah.
- Melaksanakan sholat jamak taqdim dzuhur dengan ashar disertai qashar berjamaah.
- Memperbanyak istighfar, dzikir, tasbih, dan doa.
3. Thawaf Ifadah
Thawaf merupakan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Thawaf ifadhah dilakukan setelah jemaah berada di Mina untuk melempar jumrah.
Cara pelaksanaannya ada tiga macam, yaitu:
- Dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah, tetapi jamaah harus kembali ke Mina sebelum waktu maghrib tiba. Sayangnya, cara ini justru membuat jemaah kesulitan melakukan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Dzulhijjah.
- Dikerjakan pada hari nafar awal tanggal 12 Dzulhijjah.
- Dikerjakan pada 13 Dzulhijjah, di akhir hari tasyrik atau nafar tsani.
Berikut ini adalah beberapa syarat-syarat thawaf:
- Menutup aurat seperti shalat.
- Bersuci dari hadats besar dan kecil.
- Pakaian harus suci dari najis.
- Thawaf dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad.
- Kakbah harus berada di samping kiri pelaksana thawaf.
- Tidak boleh berada di dalam lingkaran antara Kabah dan Hijir Ismail.
- Dilakukan di dalam Masjidil Haram.
- Mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali.
4. Sai
Tata cara haji selanjutya adalah sai, yaitu lari-lari (jika mampu dan memungkinkan) di antara bukit Safa dan Marwa. Sai baru dilaksanakan ketika sudah memenuhi syarat-syarat berikut ini.:
- Berniat.
- Dilakukan setelah thawaf di Kabah.
- Dimulai dari bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwa.
- Dilakukan sebanyak tujuh kali putaran.
- Dikerjakan di tempat sai.
- Dilakukan dalam waktu yang sama atau berturut-turut dari putaran pertama hingga ketujuh.
5. Tahallul
Setelah menyelesaikan sai, langkah selanjutnya dalam rukun haji adalah tahallul, yaitu memotong rambut. Ini adalah tanda penyelesaian rangkaian ibadah haji. Tahallul haji terdiri dari dua tahap, yaitu tahallul awwal dan tahallul tsani.
Bagi laki-laki, disarankan untuk mencukur rambut hingga gundul atau setidaknya memotong rambut sebelah kanan, tengah, dan kiri. Sedangkan bagi perempuan, lebih baik memotong minimal tiga helai rambut sepanjang jari.
6. Bermalam di Muzdalifah
Jemaah berangkat dari Arafah menuju Muzdalifah setelah matahari terbenam pada 9 Dzulhijjah sehingga pada malam Hari Raya Idul Adha bermalam di Muzdalifah. Meskipun sebentar, yang terpenting jemaah berada di Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah.
Berikut adalah langkah menuju Muzdalifah:
- Sebaiknya sholat maghrib dijamak takhir dengan isya, bisa juga isya dijamak taqdim dengan maghrib.
- Disunnahkan membaca takbir, tahlil, dan tahmid pada saat berangkat.
- Menyiapkan kerikil untuk melempar jumrah setelah sampai Mina.
- Setelah adzan subuh berkumandang, jemaah sholat di awal waktu.
- Berangkat ke Masyaril Haram dan dan wukuf di sana hingga terbit fajar.
- Berangkat ke Mina sebelum matahari terbit.
7. Bermalam di Mina
Bermalam di Mina adalah wajib bagi jemaah haji karena akan melempar jumrah. Berikut rangkaian melempar jumrah:
- Melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah sebanyak 7 butir
- Melempar seluruh jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah sebanyak 63 butir, sehingga total menjadi 70 kerikil.
Khusus jemaah yang melakukan pelemparan jumrah di awal, maka pada 13 Dzulhijjah tidak perlu melempar jumrah lagi. Dengan demikian, jumlah kerikil yang dibutuhkan adalah 49 butir.
8. Thawaf Wada
Terakhir, jemaah haji melakukan thawaf wada atau thawaf perpisahan. Ini dilakukan pada tahap terakhir haji sebelum bertolak ke Tanah Air. Tata cara pelaksanaan thawaf wada sama seperti thawaf ifadah.
Demikian penjelasan lengkap mengenai tata cara haji sesuai aturan lengkap dari awal hingga akhir. Semoga bermanfaat, detikers!
(par/cln)