Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep buka suara soal pernyataan Zulkifli Hasan terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarangnya maju ke Pilgub Jakarta. Kaesang berujar dirinya punya versi sendiri soal cerita tersebut.
Mengutip detikNews, Jumat (7/6/2024) sebelumnya Ketum PAN Zulhas membeberkan percakapan dirinya dengan Presiden Jokowi soal peluang Kaesang Pangarep maju di Pilgub Jakarta. Zulhas menyebut Presiden Jokowi tidak mau, atau melarang, putra bungsunya itu maju Pilgub Jakarta.
Terkait dengan hal itu, Kaesang mengaku punya versi yang berbeda dari cerita Zulhas itu. Suami Erina Gudono itu itu bertanya ke wartawan apakah sudah mendengar cerita versi dirinya atau belum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya itu kan versi ceritanya Pak Zulhas kan. Sudah denger versi cerita saya belum?" tanya Kaesang di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (7/6).
Jadi mengenai isu restu Jokowi untuk Kaesang maju Pilgub Jakarta paling tidak sudah ada dua versi cerita. Pertama versi Zulhas yang menyatakan Jokowi tidak merestui Kaesang maju ke Pilgub Jakarta 2024. Lalu bagaimana cerita versi Kaesang?
"Rahasia," jawabnya singkat.
Disinggung mengenai rencana maju di Pilgub Jakarta, Kaesang meminta publik bersabar. Menurutnya akan ada kejutan di bulan Agustus mendatang.
"Kan sudah saya sampaikan tunggu kejutannya nanti di bulan Agustus. Masih lama pendaftarannya masih bulan Agustus, akhir Agustus kan, sabar," tuturnya.
Sebelumnya, Zulhas berbicara mengenai isu politik ini saat dia berada di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Senin (3/6) lalu. Dia bercerita bahwa dirinya pernah bertanya ke Jokowi soal bagaimana bila Kaesang maju menjadi wakil gubernur Jakarta. Jokowi menjawab dengan mengaduh dan dia tidak merestui Kaesang maju sebagai wagub Jakarta.
"Tadi saya tanya sama Bapak (Jokowi) habis rapat, 'Pak, gimana kalau Kaesang maju wagub Jakarta?'. 'Waduh', gitu, 'Jangan Pak Zul', katanya," ujar Zulhas di DPP PAN.
Zulhas mengatakan Kaesang sudah punya peluang maju di Pilgub Jakarta setelah ada putusan Mahkamah Agung (MA) terkait batas usia kepala daerah.
"Dulu kira-kira begitu. 'Sekarang sudah bisa, Pak' tadi saya bilang, iya terus siapa yang anu katanya gitu, yang apa itu yang gugat, gitu yah. 'Sekarang udah boleh Pak, digugat'. '(Jokowi kemudian menjawab) Jangan Pak Zul,' kira-kira itu," sebutnya.
(apl/apu)