Wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka buka suara soal program makan bergizi gratis. Gibran bilang uji coba yang dilakukan saat ini untuk mencari skema terbaik.
Gibran juga mengatakan produksi susu, telur, dan ayam penting untuk ditingkatkan guna menunjang program makan bergizi gratis. Hal itu disampaikan Gibran saat menjawab pertanyaan wartawan di Balai Kota Solo, hari ini.
"(Memperbanyak peternak untuk program makan bergizi gratis?) Itu penting sekali ya, semuanya. Bukan cuma susu saja, tapi juga telur dan ayam. Semuanya ya," kata Gibran yang juga Wali Kota Solo itu, Selasa (4/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gibran mengatakan, sampai saat ini program tersebut belum dijalankan. Meski demikian, sejumlah pihak telah melakukan uji coba untuk mencari skema yang terbaik.
"Sekali lagi, ini programnya belum berjalan. Berbagai pihak sudah melakukan uji coba, saya kira cukup baik untuk mencoba skema-skema yang berbeda. Skema-skema terbaik yang nanti bisa dieksekusi secara nasional. Ditunggu saja," ujar Gibran.
Ditanya soal program susu gratis yang diuji coba oleh Kementerian Pertanian, Gibran mengaku belum tahu.
"Saya belum berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, nanti coba kami komunikasikan ya. (Prioritas daerah 3T?) Belum tahu, saya belum komunikasi lagi," ucap Gibran.
Penjelasan Airlangga Hartarto soal Program Susu Gratis
Dilansir detikFinance, Sabtu (18/5), pemerintah sedang gencar mempersiapkan pasokan susu di dalam negeri. Hal itu salah satunya demi mensukseskan program susu gratis bagi siswa yang diinisiasi presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis pihaknya sudah memiliki beberapa pasokan dari peternak besar, yaitu dari Malang dan Blitar.
"Susu itu ada yang dairy, nah jumlah dairy kan ada yang besar punya 10.000 sapi di Jawa Timur, di dua tempat Malang dan Blitar. Kemudian ada yang berbasis koperasi, itu yang menjadi supply chain kepada pabrik susu dalam negeri," kata Airlangga, dikutip dari detikFinance, Jumat (17/5/2024).
Airlangga saat itu mengakui kebutuhan susu Indonesia yang tinggi saat ini masih bergantung pada impor, utamanya Selandia Baru dan Australia. Pihaknya akan memantau pertumbuhan industri di dalam negeri yang diharapkan bisa meningkat dan berdampak kepada peternak masyarakat.
Di samping itu, pemerintah sedang melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme kemudahan untuk pendaftaran produk susu dan turunannya. Hal ini untuk mendukung naiknya permintaan produk susu dan turunannya karena ada program susu gratis.
"Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya. Upaya ini untuk mendukung naiknya permintaan produk susu dan turunannya dengan program pemerintah baru, yakni susu gratis untuk siswa," tulis keterangan resmi Kemenko Perekonomian, Selasa (30/4/2024).
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, produksi susu segar di Indonesia hanya mencapai 968.980 ton. Nilai tersebut setara 20% dari kebutuhan nasional 4,4 juta ton, sehingga sisanya atau 80% masih harus dipenuhi dengan impor.
Sebelumnya, Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan alias ID Food mengungkapkan butuh 2 juta impor sapi perah untuk mewujudkan program susu gratis. Saat ini sapi perah di Indonesia disebut baru 400 ribu ekor.
(dil/ahr)