Masuki Kemarau, BPBD Klaten Siapkan Langkah Antisipasi Cegah Kekeringan

Masuki Kemarau, BPBD Klaten Siapkan Langkah Antisipasi Cegah Kekeringan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 04 Jun 2024 16:59 WIB
Kepala BPBD Klaten, Syahruna
Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Klaten -

Memasuki musim kemarau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten melalui Badan Penanggulangan Bencana Daaerah (BPBD) telah mempersiapkan berbagai upaya. Hal ini menjadi antisipasi dari kemungkinan dampak kemarau seperti kekeringan.

Kepala BPBD Klaten, Syahruna menjelaskan, para petugas BPBD telah disebar ke beberapa daerah tadah hujan di Kabupaten Klaten untuk memastikan ketersediaan air, termasuk salah satunya di tempat-tempat penampungan air.

Meski saat ini air di bak penampungan relatif masih cukup, pihaknya telah melakukan berbagai langkah antisipasi. Selain akan membuat hujan buatan, BPBD Klaten pun menyiapkan dropping air guna memastikan ketersediaan air di berbagai wilayah tadah hujan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim kami sudah melakukan pengecekan di tempat-tempat penampungan umum. Kita mengecek persediaan air, masih tersedia dalam waktu dekat, kurang lebih setengah bulan lagi," kata Syahruna saat dihubungi awak media, Senin (3/6/2024).

Syahruna menjelaskan, BPBD Klaten sudah sempat melakukan droping air ke salah satu tempat penampungan air di Tlogowatu, Kecamatan Kemalang. Namun, tak lama usai kejadian tersebut, hujan kembali mengguyur Kabupaten Klaten sehingga bak penampungan kembali terisi.

ADVERTISEMENT

Menghadapi musim kemarau, kata Syahruna, ia telah memetakan beberapa daerah tadah hujan yang sebelumnya langganan krisis air. Mulai dari Bayat, hingga Gantiwarno.

"Kekeringan (biasanya terjadi) di daerah Bayat, Karangdowo, Jatinom, Trucuk, Karangnongko, Gantiwarno. Beberapa kecamatan masih memerlukan dropping, beberapa desa sudah tersambung Pamsimas (program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat)," terangnya.

Syahruna memperkirakan, karena beberapa daerah sudah mulai teraliri air dari sumur Pamsimas (program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat), jumlah daerah yang mengalami krisis air bisa berkurang.

"Tapi yang jelas dari BPBD sudah mengalokasikan anggaran untuk droping air. Sesuai prediksinya dari tahun 2023, ada kurang lebih sekitar 500-an tangki. Ini (anggaran) kisaran Rp 250 juta," jelasnya.

Selain itu, Syahruna juga mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan dalam membakar sampah selama musim kemarau, untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (kahutla).

(anl/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads