Meskipun saat itu cuaca gerimis tipis, tidak menghalangi niat warga untuk tetap menyaksikan kemeriahan balon udara yang didatangkan langsung dari Kabupaten Wonosobo.
Rektor UMP, Assoc Profesor Jebul Suroso menjelaskan ini merupakan kedua kali kampusnya menyelenggarakan event Festival Balon Udara dalam rangka Milad ke-59 UMP. Namun untuk kali ini pesertanya lebih banyak.
"Alhamdulillah hari ini festival balon udara UMP untuk yang kedua kalinya. Jumlah balon udara bertambah dari 20 tahun lalu ini sekarang jadi 31 balon," kata Jebul kepada wartawan di sela acara, Minggu (26/5/2024).
Dirinya mengungkapkan untuk pertama kalinya event kali ini juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas. Dan rencananya akan menjadi agenda tahunan.
Balon udara ini berukuran tinggi 12 meter dengan diameter 24 meter. Untuk menerbangkan 1 balon membutuhkan sedikitnya 10 orang.
"Balon udara untuk kali ini juga di-support dan menjadi agenda pemerintah kabupaten Banyumas. Ini saya katakan sebagai wujud kita untuk menggembirakan dan ada pesan yang kami sampaikan keberagaman yang kami akomodir," terangnya.
Pada pembukaan acara ini juga dimeriahkan oleh Barongsai. Selain itu juga ada festival kentongan.
"Hadir di sini juga ada teman-teman yang memainkan barongsai, ada juga nanti festival kentongan. Kami berharap ini bisa suport wisata kabupaten Banyumas sebagaimana UMP wujud kampus wisata," jelasnya.
Jebul menyebut acara ini akan digelar rutin setiap tahun untuk memberikan hiburan kepada masyarakat. Jumlah balon udara setiap tahunnya juga bisa bertambah.
"Ini akan menjadi agenda rutin tahunan UMP dan pemkab Banyumas. Cuma karena ini karena sudah Mou dengan komunitas Wonosobo, pelaksanaannya akan tetap di UMP. Jika nanti akan bertambah akan tetap memungkinkan tapi dibatasi, karena kita juga memperhatikan faktor keamanan dan sebagainya," ungkapnya.
![]() |
PLN Ikut Pantau Festival Balon Udara
Sementara itu, Manajer PLN Unit Layanan Transimisi & Gardu Induk (ULTG) Purwokerto, Azwar Haris, turun langsung untuk memantau proses penerbangan balon. Sebab meski diterbangkan balon udara ini harus tetap diikat dengan tali sesuai ketentuan.
"Kami sudah melakukan koordinasi sebelumnya dengan pihak UMP bahwa pada intinya kami mendukung dari PLN terkait kegiatan ini. Namun ada hal-hal yang perlu kita sepakati. Salah satunya balon udara tersebut tidak boleh dilepas," terangnya.
Karena ada beberapa transmisi jaringan listrik yang jaraknya tidak jauh dari lokasi. Jika tidak diikat tali balon udara ini bisa mengganggu jaringan listrik jika nantinya mengenai gardu.
"Artinya harus diikat agar balon tersebut tidak agar tidak menggangu instalasi transmisi kami. Sebab kalau mengenai transmisi kami bisa menyebabkan gangguan listrik. Bisa menimbulkan kerugian ekonomi karena listrik bisa padam dan mengganggu pelanggan kami," ujarnya.
Untuk mengawasi acara, pihaknya menerjunkan 10 personel untuk mengawasi. Adapun terdapat tiga transmisi yang jaraknya cukup dekat dengan lokasi acara.
"Kebetulan di sekitar sini dekat sekali dengan transmisi STT-70 KV Kalibakal-Ketenger. Juga gardu induk Kalibakal arah Bumiayu maupun ke arah Rawalo. Itu kalau lepas bisa mengenai transmisi dan menyebabkan gangguan," jelasnya.
![]() |
Salah satu penonton asal Kecamatan Cilongok, Banyumas, Nova Saditri mengaku gembira dengan digelarnya acara ini. Ia bahkan rela berangkat sejak pukul 05.00 WIB pagi dari rumahnya agar tidak ketinggalan.
"Pastinya seru banget ya, unik. Soalnya jarang-jarang ada. Apalagi gratis, jadi masyarakat bisa nonton. Terimakasih buat UMP sudah ngadain ini gratis. Baru pernah nonton ini, pertama kalinya," akunya.
Ia berharap acara semacam ini bisa digelar setiap tahun sebagai hiburan masyarakat Kabupaten Banyumas yang tidak bisa menyaksikan langsung di Kabupaten Wonosobo.
"Harapannya acara balon udara ini bisa ada terus lah, entah setiap tahun atau setiap bulan. Bisa jadi hiburan," pungkasnya.
(apu/apu)