Rangkaian Waisak, Ratusan Umat Buddha Ikuti San Bu Yi Bai di Candi Sojiwan

Rangkaian Waisak, Ratusan Umat Buddha Ikuti San Bu Yi Bai di Candi Sojiwan

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 23 Mei 2024 23:13 WIB
Pemkab Klaten
Foto: Dok. Pemkab Klaten
Klaten - Menjelang perayaan Hari Raya Waisak, ratusan umat Buddha dari Sangha Mahayana melakukan ibadah di Candi Sojiwan. Mereka melaksanakan prosesi Visudhi Pancasila hingga San Bu Yi Bai.

Sekretaris Jenderal Sangha Mahayana Indonesia (SMI), Bhiksu Sakya Sugata Stavira mengatakan, prosesi yang dimulai sejak pagi itu diikuti sekitar 600 umat Buddha yang berasal dari berbagai daerah di berbagai provinsi, mulai dari Jakarta, Bandung, Kediri, hingga ada pula umat dari Provinsi Kalimantan dan Bali.

Sejak pagi, mereka sudah berkumpul untuk melaksanakan prosesi Visudhi Pancasila, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak membuat asusila, tidak berdusta, dan tidak minum-minuman keras.

"Ini yang harus dipegang setiap umat Buddha setiap saat. Kemudian mereka dilantik menjadi Pandita," kata Bhiksu Sakya kepada detikJateng di Candi Sojiwan, Kamis (23/5/2024).

Baru setelah Visudhi Pancasila, umat Buddha melaksanakan prosesi San Bu Yi Bai. Pantauan detikJateng, ratusan umat Buddha berjalan pelan sambil melafalkan nama Buddha mulai dari halaman Candi Sojiwan hingga mengitari candi. Setiap tiga langkah, mereka bernamaskara atau bersujud.

San Bu Yi Bai berlangsung cukup lama, mulai pukul 06.00 WIB hingga sekira pukul 10.00 WIB. Bhiksu Sakya menjelaskan, kegiatan itu menjadi wujud pertaubatan umat Buddha, serta penghormatan kepada Sang Buddha.

"Kita menyadari, setiap langkah kita berada dalam kehidupan harus selalu bersyukur dan kita menyadari bahwa kesalahan itu selalu ada. Di momen yang suci ini kita bertaubat, menyesali semua perbuatan buruk yang dilakukan, dengan pikiran, ucapan, dan perbuatan," tuturnya.

"Dengan demikian, setiap tiga langkah kita ingat, kepala yang biasanya tinggi harus mau merendah, mau melihat, mau bersujud, dan melihat suatu saat kita juga akan dikubur di bawah tanah," sambungnya.

Lebih lanjut, Biksu Sakya menjelaskan, kegiatan ini sudah menjadi kali ke-7 umat Buddha menggelar serangkaian perayaan Waisak di Candi Sojiwan. Dengan begitu, diharapkan candi-candi Buddha di Indonesia bisa selalu aktif.

Adapun, Candi Sojiwan yang berlokasi di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten itu terpilih sebagai lokasi ibadah para umat Buddha dari Sangha Mahaya karena di candi tersebut terdapat Bodhisatwa Awalokiteswara, yang menjadi perwujudan sifat welas asih. Ia menjadi Bodhisatwa yang paling dimuliakan oleh umat Buddha Mahayana.

"Maka dari candi ini muncul lah cinta kasih, dari candi ini terbentuklah satu persaudaraan yang erat dengan kasih sayang dan welas asih," ungkapnya.

Ia berharap, meski umat Buddha di Indonesia jumlahnya tak terlalu banyak, mereka bisa memberikan kontribusi terhasap ketenangan, kenyamanan, dan kedamaian di dunia.

"Bahkan yang kecil harus tetap menjadi pelita yang terus menyala untuk memberikan cinta kasih, kasih sayang, pada semuanya," jelasnya.

Bhiksu Sakya Sugata beserta Ketua Umum Majelis Mahayana Indonesia, Romo Andi Rojali pun turut menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Waisak kepada seluruh masyarakat Buddha.

"Selamat Hari waisak 2024 untuk semua saudara-saudariku di seluruh Indonesia. Semoga Waisak ini mampu membawa keharmonisan, toleransi, dan juga kebersamaan untuk bangsa negara kita Indonesia," kata Romo Andi Rojali kepada detikJateng.

Nantinya, rangkaian perayaan Waisak di Candi Sojiwan pun masih akan dilanjutkan nanti malam, dengan prosesi ritual Waisak yang disertai penyalaan pelita, renungan, serta meditasi bersama ratusan umat Buddha.

(akn/ega)



Hide Ads