Pengobatan gratis yang diselenggarakan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) di Taman Lumbini Candi Borobudur, dipadati warga. Untuk pengobatan gratis yang dilangsungkan selama dua hari ini diikuti 8.000 orang dan melibatkan sekitar 160 dokter dari berbagai rumah sakit.
Sejak pagi warga berdatangan menuju tenda besar tempat dilangsungkan pengobatan gratis di Taman Lumbini Candi Borobudur. Ribuan warga yang memanfaatkan pengobatan gratis ini berasal dari sekitar Candi Borobudur.
Pengobatan gratis tersebut diadakan selama dua hari, dimulai hari ini Sabtu-Minggu (18-19/5). Pelayanan pengobatan meliputi poli umum, gigi, mata, dan bedah minor.
Ratusan dokter yang terlibat dalam pengobatan gratis ini berasal dari TNI AD, TNI AL, TNI AU, Kepolisian, dokter RSUP Dr Sardjito Jogja, RS Suci Paramita Balaraja Tangerang maupun lima dokter dari Singapura.
"Ini kegiatan rutinitas (pengobatan gratis) setiap tahun yang sudah kita mulai sejak tahun 1996. Kita berharap Indonesia sehat itu terwujudkan. Kita ingin membentuk masyarakat Indonesia sehat, tentu kan peran pemerintah masih ada beberapa keterbatasan, melibatkan berbagai masyarakat kan penting," kata Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI Supriyadi di sela-sela pengobatan gratis di Taman Lumbini Candi Borobudur, Sabtu (18/5/2024).
![]() |
"Kita kan nggak mungkin kerja sendiri, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat seperti Walubi hari ini, upaya kita untuk menyehatkan masyarakat. Persoalan kita tidak hanya masalah sehat itu selesai sakit sehat tidak, terjaga kesehatannya," sambung Supriyadi.
Sementara itu, Ketua II DPD Walubi Jateng Tanto Soegito Harsono mengatakan, pengobatan ini untuk membantu orang yang membutuhkan. Kemudian untuk pengobatan gratis dengan target pasien 10.000 orang.
"Tapi, setelah adanya BPJS (kesehatan), kita nggak pernah mencapai 10.000, walaupun kita pernah 20 tahun yang lalu sampai 20.000," kata Tanto.
Dalam kesempatan yang sama, Bhante Dhammavuddho Thera mengatakan, bakti sosial ini untuk meringankan penderitaan penyakit masyarakat. Di mana dalam pengobatan gratis ini diikuti masyarakat umum sebagai salah satu bentuk toleransi beragama.
"Harapan kami untuk kegiatan sosial untuk meringankan penderitaan atas penyakit dari masyarakat. Karena Sang Buddha bilang bahwa penyakit itu merupakan satu penderitaan di dalam hidup. Jadi dengan bakti sosial ini, semoga penyakit-penyakit dapat disembuhkan," katanya.
"Kita juga mempromosikan (kampanye) toleransi keberagaman," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Salah satu warga, Robit A (17) mengatakan, pengobatan gratis yang dilaksanakan ini sangat bagus karena kebanyakan yang ikut warga kurang mampu. Ia mengetahui adanya informasi pengobatan gratis dari tetangga dan medsos.
"Ini kan ada setiap tahun, kalau keluarga kurang mampu (bisa ikut). Saya tadi menambal gigi dan sangat membantu sekali," ujarnya.
(apl/aku)