Berkah Waisak, Perajin Payung Lukis Sekitar Borobudur Raup Cuan

Berkah Waisak, Perajin Payung Lukis Sekitar Borobudur Raup Cuan

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 17 Mei 2024 19:58 WIB
Pesanan payung untuk dekorasi Waisak 2024 di Candi Borobudur maupun candi lainnya dilakukan para pemuda Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Pesanan payung untuk dekorasi Waisak 2024 di Candi Borobudur maupun candi lainnya dilakukan para pemuda Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Perayaan Tri Suci Waisak di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, memberikan berkah tersendiri bagi pelaku UMKM, salah satunya perajin payung lukis. Bahkan, pemuda di Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, yang tergabung dalam Jejeg Art mengaku sudah mendapat pesanan sekitar 500 payung dengan berbagai ukuran.

Pesanan payung tersebut datang dari umat Buddha atau Walubi yang akan merayakan Waisak 2024. Diketahui, Dusun Ngaran II memang memiliki wisata edukasi dengan kegiatan melukis payung untuk dekorasi.

Sebanyak 15 pemuda akan mengerjakan pesanan tersebut. Bahkan, pesanan tersebut memang sering mereka dapatkan setiap peringatan Waisak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dimulai Waisak 2022 mereka sudah mendapat pesanan sekitar 100 payung. Kemudian Waisak 2023 mendapat sekitar 300-an pesanan dan sekarang meningkat menjadi 500-an payung.

"(Awal pesanan) Saya kurang tahu, tapi ketika itu singkat cerita beliau (umat Buddha atau Walubi) akan mengangkat UMKM yang ada di Borobudur. Lha, alhamdulillah di situ kita ikut kerangkul (diajak kerja sama)," kata Ketua Jejeg Art, Adi Pramuningtyas kepada wartawan saat ditemui di rumahnya, Jumat (17/5/2024).

ADVERTISEMENT
Pesanan payung untuk dekorasi Waisak 2024 di Candi Borobudur maupun candi lainnya dilakukan para pemuda Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.Pesanan payung untuk dekorasi Waisak 2024 di Candi Borobudur maupun candi lainnya dilakukan para pemuda Dusun Ngaran II, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Lebih lanjut, Adi mengatakan pesanan pembuatan payung tersebut datang sekitar 2 bulan yang lalu. Demi mengejar waktu mereka akan membeli payung dengan bahan kain satin dari daerah Juwiring, Klaten.

"Kita awalnya bikin (payung), tapi setelah kita hitung-hitung, waktu juga. Itu kita ngambil mentahan dari Juwiring Klaten, tinggal ngrakit sama nglukis," jelas Adi.

"Untuk total (payung) Waisak sekitar 500, tapi dibagi 5 tempat, seperti Candi Borobudur, Candi Pawon, Kali Progo, Mata Air Progo dan terakhir Candi Ngawen. Ukuran bermacam-macam, ada diameter 50 sentimeter (cm), diameter 70 cm, diameter 80 cm dan yang besar diameter 3 meter," kata Adi.

Dari 500-an payung yang dipesan tersebut kebanyakan dengan ukuran diameter 80 cm. Sedangkan yang payung dengan diameter 3 meter hanya berjumlah 9 buah. Kemudian, payung tersebut dilukis dengan beberapa jenis gambar seperti bunga teratai, merak Jawa, daun bodi, hingga nusantara.

"Lukisannya kalau orang Buddha minta kayak merak Jawa, terus simbol-simbol Buddha, terus ada payung nusantara. Kalau nusantara bebas seperti batik, jathilan atau topeng ireng. Rata-rata (lukisan) merak Jawa, bunga teratai," ujarnya.

Adi juga mengatakan bahwa harga payung setelah dilukis pun bervariasi. Untuk payung diameter 50 cm dihargai Rp 65 ribu, kemudian yang diameter 70 cm antara Rp 90 ribu-Rp 95 ribu.

Lalu untuk yang diameter 3 meter dibanderol harga Rp 2 juta-Rp 2,5 juta. Bahkan ia mengungkapkan keuntungan yang didapatkannya bisa mencapai Rp 25 juta-Rp 30 juta.

"(Keuntungan dari pesanan) Rp 25 juta sampai Rp 30 juta," pungkasnya.




(cln/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads