Baru tiga pekan dilantik jadi Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Suharnomo langsung disodori sederet PR (pekerjaan rumah) oleh mahasiswanya. Isinya berkisar kritik soal sarana prasarana hingga uang kuliah tinggal (UKT).
Hal itu diungkapkan Ketua BEM Undip, Farid Darmawan saat acara 'Duduk Bareng Rektor' di Aula Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan, Rabu (15/5). Acara itu digelar untuk rektor mendengarkan aspirasi dari mahasiswa.
Sebelum berdialog dalam acara berkonsep lesehan itu, para mahasiswa awalnya menyanyikan mars mahasiswa 'Totalitas Perjuangan' sambil berdiri dan mengepalkan tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sampaikan ada kajian yang sudah kami susun secara komprehensif bahkan sampai 240 halaman. Membahas UKT, sarpras, pun layanan lainnya. Ternyata masih banyak PR Undip yang perlu diselesaikan. Dan ini momentum bagus, momentum baru bahwa adanya Prof Suharnomo juga inginkan kemajuan untuk Undip itu sendiri," kata Farid seusai acara, Rabu (15/5/2024).
Ia berharap apa yang digelar hari ini tidak hanya 'lip service'. Farid menegaskan mahasiswa akan mengawal agar permasalahan di Undip bisa tuntas.
"Kultur baru di Undip untuk pimpinan itu bisa lebih transparan. Pun demikian kami akan ajak lagi duduk bareng rektor untuk jilid kedua dan ketiga, sampai seterusnya untuk follow up sudah dilakukan atau belum," tegasnya.
Dalam dialog tersebut sejumlah unek-unek mahasiswa disampaikan langsung kepada rektor. Mulai soal upah asisten praktikum yang dinilai belum layak, soal penyewaan bus kampus, KIPK, hingga UKT.
Menanggapi hal itu, Suharnomo mengatakan dirinya terbuka dengan berbagai masukan. Dia akan berupaya menindaklanjuti secepat mungkin apa yang jadi keluh kesah mahasiswa. Ia juga menyambut baik kajian dari mahasiswa karena cukup lengkap penjelasannya dan juga dilampiri foto.
"Jadi bagian dari rencana kerja Undip ke depan. Beberapa hal yang saya highlight tadi adalah standarisasi fasilitas, laboratorium, secepatnya akan kita eksekusi. Kemudian fasilitas yang lain terkait uang kuliah, parkir, dan sebagainya, sesuai waktu. Poinnya kita sangat terbuka dengan ideas dan insight dari mahasiswa. Nggak perlu takut sama birokrasi kampus, kita sangat welcome, terbuka untuk banyak hal yang akan disuarakan mahasiswa," kata Suharnomo.
Saat pidato sambutan, Suharnomo juga meminta para dekan dan dosen agar tidak sulit ditemui mahasiswa. Jika ada keluh kesah, Suharnomo juga mempersilakan lapor atau bertemu langsung dengan dirinya.
"Manajer ditanya ini dijawab empat hari kemudian, sampaikan saja kalau ada seperti itu. Ini untuk perbaikan. Jangan sampai di luar dipikir running well ternyata di bawah banyak masalah. Boleh ketemu saya pas saya ada. Ada jadwal saya di sekretaris. Atau ketemu pas saya salat di masjid, di sela-sela itu," jelas mantan Dekan FEB Undip itu.
(dil/ahr)