Pemerintah Kabupaten Kebumen terus melakukan berbagai upaya dengan melaksanakan program yang tepat, di antaranya adalah pemberian bantuan jamban dan tangki septik ke berbagai desa. Bantuan tersebut diberikan ke wilayah rawan stunting lantaran jamban yang tidak sehat dan air yang tercemar menjadi salah satu penyebab stunting.
Tahun ini, Pemkab Kebumen memberikan bantuan jamban dan tangki septik untuk 905 warga yang tersebar di 18 desa dalam 11 kecamatan. Bantuan tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 sebesar Rp 8.597.500.000.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Bupati Kebumen, Ristawati Purwaningsih saat melaksanakan Sosialisasi Keputusan Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto tentang Desa penerima DAK Sanitasi Tahun 2024 di Desa Karanggede, Kecamatan Mirit, Senin (6/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah tahun ini kita kembali mendapat bantuan jamban dan tangki septik untuk masyarakat di wilayah yang rawan stunting, total ada 905 warga di 18 desa dan 11 kecamatan," kata Ristawati.
Rista menyebut, desa yang terpilih merupakan desa dengan angka stunting yang masih tinggi dan tingkat kesejahteraan yang masih kurang. Adapun warga yang menerima bantuan adalah mereka yang tidak memiliki jamban maupun tangki septik, atau punya jamban dan tangki septik tapi belum standar.
Jamban yang tidak sehat, Rista menambahkan, menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting karena airnya akan mencemari lingkungan serta makanan sehingga pertumbuhan anak terganggu dan bisa menyebabkan stunting.
"Inilah pentingnya sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa itu stunting, dan pentingnya untuk hidup sehat. Dengan bantuan jamban sehat ini, diharapkan lingkungan akan semakin baik sehingga angka stunting akan semakin turun," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Perhubungan Kabupaten Kebumen, Slamet Mustolkah mengatakan, warga penerima bantuan sanitasi sudah ditentukan dari pusat yakni Bappenas. Rata-rata per desa mendapatkan 50 jamban dan tangki septik, dengan anggaran masing-masing penerima sebesar Rp 9.500.000.
"Alhamdulillah setiap tahun kita dapat bantuan DAK Sanitasi. Kalau tahun kemarin itu hanya tangki septik, tahun ini lebih lengkap yakni jamban dan tangki septik," ucap Slamet.
Bahan yang digunakan dalam bantuan sanitasi ini adalah cor beton sesuai standar yang ditentukan Kementerian PUPR. Bantuan tersebut langsung diberikan kepada masing-masing penerima manfaat dalam bentuk uang, tidak menggunakan penyedia jasa atau pihak ketiga.
"DAK Sanitasi ini adalah swakelola, hibahnya dalam bentuk uang, nanti yang mengerjakan warga secara swadaya atau melalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Untuk pengawasannya dari kita langsung, nanti ada tenaga fasilitator yang akan turun ke lapangan," jelasnya.