Sosok Ki Hajar Dewantara dan Kiprahnya hingga Jadi Bapak Pendidikan Indonesia

Sosok Ki Hajar Dewantara dan Kiprahnya hingga Jadi Bapak Pendidikan Indonesia

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 02 Mei 2024 10:17 WIB
Solo -

Pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas yang merupakan sebuah penghormatan bagi sosok Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Indonesia. Lantas seperti apa sosok Ki Hajar Dewantara yang selama ini dijuluki sebagai bapak pendidikan Indonesia?

Nama Ki Hajar Dewantara tentu tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sosoknya selama ini dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional di Indonesia. Namun, lebih dari itu ternyata ada kisah perjuangan yang telah dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara yang memberikan pengaruh besar bagi bangsa Indonesia, terlebih di bidang pendidikan. Bahkan berkat hal itu, Ki Hajar Dewantara mendapat julukan sebagai bapak pendidikan Indonesia.

Melalui artikel ini, detikJateng merangkum informasi seputar Ki Hajar Dewantara sang bapak pendidikan Indonesia. Penasaran ingin mengetahui seperti apa sosoknya? Mari simak profil, latar belakang julukan bapak pendidikan Indonesia, hingga sumbangsih Ki Hajar Dewantara untuk pendidikan di Indonesia melalui paparan berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Profil Ki Hajar Dewantara

Mengutip dari buku 'Ki Hajar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya' yang diterbitkan oleh Museum Kebangkitan Nasional, Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang lahir dengan nama RM Soewardi Soerjaningrat. Dirinya merupakan cucu dari Sri Paku Alam III dan anak dari GPH Soerjaningrat.

RM Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Jogja. Pada saat itu, Ki Hajar Dewantara merupakan anak dari bangsawan Jawa yang mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang mana pada saat itu pendidikan hanya dapat diraih oleh anak-anak dari keturunan Eropa maupun bangsawan.

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu, Ki Hajar Dewantara memilih untuk menggeluti dunia jurnalisme. Bahkan Ki Hajar Dewantara pernah bekerja untuk surat kabar dan majalah yang masih aktif pada saat itu. Sebagai seorang jurnalis, Ki Hajar Dewantara tidak ragu untuk mengangkat kritik seputar sosial hingga politik yang melibatkan penjajah.

Selain tertarik dengan dunia jurnalisme, Ki Hajar Dewantara juga sangat peduli terhadap pendidikan. Hal ini diwujudkannya dengan mendirikan sebuah perguruan bernama Taman Siswa di tahun 1922 silam yang bertujuan untuk mendidik masyarakat bumiputra pada saat itu.

Diketahui Ki Hajar Dewantara wafat pada 26 April 1959 tepat di tahun yang sama saat dirinya ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Mendiang Ki Hajar Dewantara dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di Taman Siswa Wijaya Brata yang berada di Kota Jogja.

Mengapa Ki Hajar Dewantara Dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia?

Dikutip dari buku 'Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara: Tantangan dan Relevansi' karya Bartolomeus Samho, Ki Hajar Dewantara mengabdikan dirinya untuk bisa membangun kesadaran sekaligus kecerdasan bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut dilakukannya agar bangsa Indonesia memiliki hidup yang lebih bermakna, bermartabat, hingga bernilai.

Meskipun awalnya, gagasan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara mendapat penolakan keras, terutama dari pemerintah Kolonial yang pada saat itu berkuasa. Hal ini dikarenakan pemikiran Ki Hajar Dewantara dianggap sebagai langkah untuk menghasut agar golongan dari bumiputra melakukan pembangkangan kepada pemerintah Kolonial. Padahal Ki Hajar Dewantara ingin memajukan cara berpikir para golongan bumiputra.

Bukan hanya itu, Ki Hajar Dewantara juga berusaha untuk membangun kesadaran bagi bangsa Indonesia dengan cara mewujudkan kemerdekaan manusia Indonesia itu sendiri. Hal inilah yang membuatnya dijuluki sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

Sumbangsih Ki Hajar Dewantara untuk Pendidikan Indonesia

Lantas apa sumbangsih Ki Hajar Dewantara bagi pendidikan di Indonesia? Masih dirangkum dari buku sebelumnya, Ki Hajar Dewantara diketahui memiliki keinginan untuk mencapai kesetaraan sosial-politik bagi golongan bumiputra yang hidup di tengah-tengah masyarakat Kolonial pada saat itu.

Salah satu yang telah dilakukan olehnya adalah dengan membuat resistensi terhadap Wilde Scholen Ordonantie atau Undang-Undang Sekolah Liar yang berlaku di era tahun 1932 silam. Undang-Undang tersebut diketahui dapat membatasi gerak pendidikan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan nasionalisme. Berkat perjuangan Ki Hajar Dewantara, pemerintah Kolonial pun menghapus Undang-Undang Sekolah Liar tersebut.

Tak sampai di situ saja, Ki Hajar Dewantara juga mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922 silam. Pada saat itu, Ki Hajar Dewantara memiliki tujuan agar pendidikan dapat dijadikan sebagai alat untuk mobilisasi politik tetapi juga dapat menjadi cara agar bangsa mendapatkan kesejahteraan. Hal inilah yang membuat Ki Hajar Dewantara mengajak rakyat agar bisa memperoleh pendidikan yang lebih merata dan bisa dinikmati oleh setiap kalangan.

Sementara itu, pada tahun 1950 silam Ki Hajar Dewantara juga diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pemerintah Indonesia. Hal yang menjadikan pertimbangan diangkatnya Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah perjuangannya dalam bidang politik sekaligus pendidikan bagi bangsa Indonesia. Sembilan tahun setelahnya atau pada 1959, pemerintah kembali memberikan penghargaan kepada Ki Hajar Dewantara berupa penetapan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Nah, itulah tadi rangkuman mengenai sosok Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan Indonesia dan sumbangsihnya terhadap pendidikan bangsa. Semoga informasi ini dapat membantu detikers untuk mengenal secara lebih dekat dengan pahlawan nasional Indonesia, khususnya Ki Hajar Dewantara.

(par/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads