18 April Hari Konferensi Asia Afrika, Ini Sejarah hingga Dampaknya

18 April Hari Konferensi Asia Afrika, Ini Sejarah hingga Dampaknya

Agus Riyanto - detikJateng
Kamis, 18 Apr 2024 10:38 WIB
Konferensi Asia Afrika digelar di Bandung pada 18-24 April 1955. Salah satu pertemuan internasional terbesar pada masanya itu dihadiri sejumlah pemimpin dunia.
Foto: Konferensi Asia Afrika digelar di Bandung pada 18-24 April 1955. (Dok. Arsip Nasional Republik Indonesia via unesco.org)
Solo -

Konferensi Asia Afrika digelar di Bandung pada 18-24 April 1955. Oleh karena itu, setiap tanggal 18 April selalu diperingati sebagai hari Konferensi Asia Afrika.

Konferensi Asia-Afrika sukses besar dalam menyatukan sikap dan merumuskan panduan kerja sama di antara negara-negara di wilayah Asia dan Afrika. Selain itu, konferensi ini turut berperan dalam membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia.

Hasil dari konferensi ini adalah penyusunan Dasasila Bandung, yang menjadi panduan bagi bangsa-bangsa yang masih dijajah dalam perjuangan meraih kemerdekaan, serta menjadi prinsip-prinsip dasar dalam upaya memajukan perdamaian dan kerja sama internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah seperti apa sejarah dan dampak dari Konferensi Asia Afrika? Simak informasi lengkapnya di bawah!

Latar Belakang Konferensi Asia Afrika

Seperti dikutip dari situs resmi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, meskipun Perang Dunia II berakhir pada Agustus 1945, harapan akan perdamaian dunia tidak terwujud sepenuhnya. Di wilayah Asia dan Afrika, konflik dan masalah baru masih merajalela.

ADVERTISEMENT

Wilayah ini menjadi arena bagi konflik terbuka, terutama di Korea, Indocina, Palestina, dan Afrika Selatan. Hal ini disebabkan oleh persaingan antara dua blok kekuatan yang saling bertentangan, yakni Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet.

Walaupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah hadir sebagai sebuah lembaga internasional yang bertujuan untuk menangani berbagai masalah global, PBB belum berhasil sepenuhnya menyelesaikan persoalan-persoalan yang rumit di wilayah Asia Afrika. Hal ini mendorong negara-negara di daerah tersebut untuk merasa perlunya langkah-langkah konkret dan kerja sama untuk menghadapi tantangan yang mereka hadapi.

Hal itulah yang melatarbelakangi timbulnya ide untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Kesadaran akan kesamaan nasib, sejarah, dan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di wilayah Asia Afrika menjadi pendorong untuk bersatu dan mencari solusi bersama.

Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika

Dikutip dari situs Museum Konferensi Asia-Afrika, Pemerintah Indonesia melalui diplomasi menghubungi 18 Negara di Asia Afrika untuk mengetahui pandangan mereka tentang pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Secara umum, negara-negara tersebut merespons positif dan menyetujui Indonesia sebagai tuan rumah, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu dan peserta konferensi.

Mengikuti undangan dari Perdana Menteri Indonesia, Perdana Menteri yang menjadi peserta Konferensi Kolombo (Birma, Ceylon, India, Indonesia, dan Pakistan) berkumpul di Bogor untuk menyusun persiapan Konferensi Asia Afrika. Pertemuan tersebut berhasil mencapai kesepakatan mengenai agenda, tujuan, dan negara-negara yang akan diundang dalam Konferensi Asia Afrika.

Kelima negara yang terlibat dalam Konferensi Bogor menjadi penyandang dana Konferensi Asia Afrika, dengan Indonesia dipilih sebagai tuan rumah, yang dijadwalkan berlangsung pada minggu terakhir April tahun 1955. Presiden Indonesia, Soekarno, menetapkan Kota Bandung sebagai lokasi pelaksanaan konferensi.

Pada 3 Januari 1955, di Bandung, dibentuk Panitia Setempat yang dipimpin oleh Sanusi Hardjadinata, Gubernur Jawa Barat. Tugas Panitia Setempat adalah mempersiapkan dan mengatur segala hal terkait akomodasi, logistik, transportasi, kesehatan, komunikasi, keamanan, hiburan, protokol, penerangan, dan aspek lainnya.

Pada tanggal 15 Januari 1955, surat undangan untuk Konferensi Asia Afrika dikirimkan kepada kepala pemerintahan dari 25 negara di Asia dan Afrika. Dari semua negara yang diundang, hanya satu negara yang menolak undangan tersebut, yaitu Federasi Afrika Tengah, karena masih terdapat pengaruh bekas penjajah di negara tersebut. Sementara 24 negara lainnya menerima undangan tersebut, meskipun pada awalnya beberapa negara masih ragu.

Konferensi Asia Afrika berlangsung dari tanggal 18 hingga 25 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung. Acara ini dihadiri oleh 29 negara, termasuk lima negara yang menjadi sponsor, yaitu Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Pakistan.

Selain itu, 24 negara peserta lainnya adalah Saudi Arabia, Turki, Birma, Republik Rakyat Cina, Vietnam Utara, Mesir, Vietnam Selatan, Sri Lanka, Ethiopia, Yaman, Afganistan, Ghana, Kamboja, Iran, Laos, Irak, Libanon, Jepang, Liberia, Yordania, Libya, Sudan, Nepal, dan Syria.

Tujuan Konferensi Asia Afrika

Kembali mengutip situs resmi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, tujuan Konferensi Asia Afrika sebagai berikut:

  1. Membangun pemahaman dan kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika.
  2. Mengevaluasi isu-isu sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang berkaitan dengan negara-negara peserta.
  3. Menyelidiki persoalan-persoalan kepentingan khusus yang dihadapi oleh bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
  4. Mengkaji posisi Asia dan Afrika beserta penduduknya, serta berkontribusi untuk memperkuat perdamaian dan kerja sama internasional.

Hasil dari Konferensi Asia Afrika

Berikut hasil dari Konferensi Asia Afrika:

  1. Kerja sama dalam bidang ekonomi;
  2. Kolaborasi dalam ranah kebudayaan;
  3. Hak asasi manusia dan hak untuk menentukan nasib sendiri;
  4. Isu-isu yang berkaitan dengan rakyat yang dijajah;
  5. Masalah-masalah lain yang ada;
  6. Pernyataan untuk memperjuangkan perdamaian dunia dan kerjasama internasional.

Dampak atau Pengaruh Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang memiliki dampak atau pengaruh sebagai berikut:

  1. Menurunnya ketegangan dan potensi pecahnya konflik yang berasal dari ketidaksepakatan terkait Taiwan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat.
  2. Peningkatan upaya bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam meraih kemerdekaan.
  3. Penggunaan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif oleh Indonesia, India, Birma, dan Sri Lanka, yang kemudian diadopsi oleh negara-negara lain di luar Blok Barat dan Blok Timur.

Nah, itu tadi informasi mengenai sejarah dan dampak Konferensi Asia Afrika yang diperingati pada 18 April. Semoga bermanfaat ya, Lur!

Artikel ini ditulis oleh Agus Riyanto peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads