- Kumpulan Puisi Idul Fitri yang Menyentuh Puisi Idul Fitri #1: Terima Kasih Puisi Idul Fitri #2: Idul Fitri Puisi Idul Fitri #3: Idul Fitri Puisi Idul Fitri #4: Keceriaan Idul Fitri Puisi Idul Fitri #5: Idul Fitri Puisi Idul Fitri #6: Idul Fitri yang Sangat Berbeda Puisi Idul Fitri #7: Idul Fitri Puisi Idul Fitri #8: Selamat Idul Fitri Puisi Idul Fitri #9: Bosan Puisi Idul Fitri #10: Lebaran
Pada momen Idul Fitri atau Syawal, tak jarang sekolah menggelar lomba membaca puisi untuk merayakan hari kemenangan umat Islam tersebut. Bagi detikers yang membutuhkan, di bawah ini 10 puisi Idul Fitri yang menyentuh hati.
Menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Biasanya, puisi bertemakan Idul Fitri akan mengandung harapan, permintaan maaf, hingga ungkapan kerinduan.
Kumpulan Puisi Idul Fitri yang Menyentuh
Puisi Idul Fitri #1: Terima Kasih
(sumber: buku 'Kumpulan Puisi Pintu Hati' karya Susilowati)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada kata yang paling indah
Pantas kuucapkan kecuali bersyukur alhamdulillah
Ketika kuterhimpit rasa penat, lelah,dan jenuh
Kau pikirkan segala alternatif yang jitu
Ketika kuterlilit berbagai lubang menganga
Kau datang dengan setumpuk berkahmu
Kau tutupi segala celah pori keperluanku
Hampir tak lagi lubang tersisa
Rata bersinar kembali pada fitrahnya
Riang bergairah menatap hari raya
Tangan kanan ulurkan, kiri menyertai
Sekarang sudah terisi semua topleksiku
Kan menyambut hari yang suci
Bagai emas baru disepuh
Mengilat bersinar dan bercahaya
Puisi Idul Fitri #2: Idul Fitri
(sumber: buku 'Kumpulan Puisi Pintu Hati' karya Susilowati)
Idul Fitri bagiku adalah kemenangan
Setelah sebulan mengabdi pada-Mu ya Robi
Idul Fitri adalah pembersih setelah direndam sebulan
Lamanya Idul Fitri adalah penghapus setelah setahun menulis
Idul Fitri adalah pelebur dosa setelah saling berjabat tangan
Idul Fitri adalah ujian setelah sebulan pembelajaran
Idul Fitri adalah penerimaan setelah pengeluaran zakat
Idul Fitri adalah kelulusan setelah enam hari puasa Syawal
Idul Fitri adalah kenikmatan dan pencerahan hidup
Setelah melewati jembatan cobaan dan impian
Idul Fitri adalah pertemuan terjalin silaturahim
Idul Fitri adalah aneka macam makanan khas
Idul Fitri adalah pecahan dua ribuan yang baru
Idul Fitri adalah pemaaf dan pemohon ampun
Mengharap ridho dari-Mu ya Allah setelah sesama sudah saling merelakan menjadi suci
Puisi Idul Fitri #3: Idul Fitri
(sumber: buku 'Kumpulan Puisi Kebesaran-Mu ya Allah' karya Aisyah)
Adzan subuh berkumandang
Masih terdengar gema takbir mengagungkan
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar,
Laa ilaa haillallahu wallahu akbar
Allahu akbar walillahil hamd
Semua keceriaan ada di mana-mana
Senyum kebahagiaan merata, yang miskin dan kaya
Semua menyambut gembira
Anak-anak berlarian bergegas ke masjid tunaikan sholat Idul Fitri
Dengan baju warna-warni menandakan kemenangan telah dimiliki
Betapa indahnya Idul Fitri
Tangan saling berjabat, mata saling menatap
Bibirpun saling berucap, mohon maaf lahir dan batin
Ya Allah Ya Rabb, di hari Idul Fitri nan suci
Kau berikan kebahagiaan setiap insan
Yang berada di kolong jembatan, di sepanjang jalan, dan seluruh alam
Puisi Idul Fitri #4: Keceriaan Idul Fitri
(sumber: karya Shafira Tanjila F.R. dalam buku 'Kumpulan Puisi Lukisan Hati')
Idul Fitri...
Hari kebahagiaan
Penuh rasa haru, mengharu biru
Aku sangat ceria...
Saat menjalankan Idul Fitri dengan gembira
Karena setiap orang memaafkan
Setiap orang bersalaman
Fitri hatiku...
Suci jiwamu...
Bersih jiwa dan ragaku
Terima kasih Tuhan
Atas anugerah ini
Aku hanya bisa berdoa
Semoga aku dan keluargaku
Bertemu dengan Idul Fitri
Di tahun depan...
Puisi Idul Fitri #5: Idul Fitri
(sumber: buku 'Kumpulan Puisi Jalan Menuju Pulang' oleh Kemas Ferri Rahman)
Lebaran adalah cara lain kita
Menemukan aku dan kamu
Sebagai anak-anak kenangan yang lugu
Kita berjalan ke pasar,
Dengan sedikit rasa bahagia mendadak keluar
Dari dalam hati yang belum utuh; kita membeli
Sepasang baju koko di toko
Yang awet hingga detik ini,
Sebab kita menjaganya
Sebagaimana menjaga perasaan rindu
Yang bermukim di dada masing-masing,
Tidak dipengaruhi perputaran waktu
Dan musim.
Puisi Idul Fitri #6: Idul Fitri yang Sangat Berbeda
(karya Devi Wulandari dalam buku 'Antologi Puisi Mengukir dalam Cerita')
Hari raya sudah di depan mata
Rasanya sudah satu abad saja lamanya
Hati ini menunggu datangnya hari raya
Saat semua insan saling berjabat tangan
Memaafkan dan juga bersuka cita
Sayang seribu sayang
Hari raya kali ini berbeda dengan sebelumnya
Berkumpul bersama
Hanyalah angan-angan semata
Layar kaca di setiap rumahpun
Saling bersautan mengabari larangan mudik ini
Semuanya bertanya-tanya ada apa ini sebenarnya?
Rupanya virus Covid-19 ini
Sergap menyerang kami di kala saling berkumpul
Hingga subuh berganti petang
Entah sampai kapan pandemi ini padam
Kami ingin hari gemilang
Dan pandemi segera meredam
Puisi Idul Fitri #7: Idul Fitri
(sumber: buku 'Selalu Ada Jalan Keluar (Sajak)' oleh Prof. Dr. H. Ahmad Sewang, MA.)
Idul Fitri kembali ke fitrah
Menuju ke asal kejadian
Suci dari noda dan dosa
Bagai bayi yang baru lahir
Seperti saat pertama membuka mata
Idul Fitri hari kemenangan
Dirayakan dengan takbir, tahlil, dan tahmid
Memuji Allah dengan rasa suka
Atas keberhasilan melawan nafsu
Hawa nafsu musuh utama
Musuh dalam diri manusia
Puisi Idul Fitri #8: Selamat Idul Fitri
(sumber: buku 'Batang Kayu Bolong, Kumpulan Puisi' oleh Wanta)
Sahabat, kerabat, saudara, dan handai taulan
Kita telah menjalani puasa satu bulan
Tinggallah kita akan memetik kemenangan
Di hari lebaran ini kami mohon keikhlasan untuk saling memaafkan
Saya tak akan kuasa bila hidup tanpa kesalahan
Namun tentu bukan atas kesengajaan
Kiranya di hari fitri ini engkau berkenan mengulurkan tangan
Untuk kujabat sebagai akad melebur kesalahan
Tuhan
Berkahilah kami semua dengan seribu bulan
Surga bukanlah satu-satunya tujuan
Namun Engkau tentu akan selalu mendengarkan yang kami doakan
Sucikan hati kami hingga ibadah terasa ringan
Puisi Idul Fitri #9: Bosan
(sumber: buku 'Ramadhan: Puasa dalam Puisi, Itikaf di Mall' oleh Ade Sudaryat dan Witri Haryanti)
THR, mudik, macet...!
Baju baru, kue, opor ayam,
Ketupat lebaran
Piknik, halal bil halal, salaman
Inikah hakikat Idul Fitri?
Tasbih-ku, hanya hiasan lisan
Allahu akbar, hanya lantunan
Nada-nada tanpa penghayatan
Hakikat keakbaran-Mu, sepi di kalbuku
Nan gersang dan penuh iri, dengki
Yang akbar di hatiku
Hanya Idul Fitri duniawi
Aku, bosan...Ya Rabbi!
Idul Fitriku hanya seremoni duniawi
Puisi Idul Fitri #10: Lebaran
(sumber: buku 'Antologi Puisi Masih Ada Waktu ketika Senja' oleh Sumiyati dan Khaidar Naufal Pasingsingan)
Biscuit
Nastar
Putri salju
Renggingang
Di mana?
Dulu sudah ada di meja
Atau aku lupa denah
Rumahnya sendiri
Ketupat menyantel
Di wadah obat
Halaman rumah tak punya halaman lagi
Tapi kuburan itu wangi
Nah, itulah 10 puisi Idul Fitri yang menyentuh hati. Semoga bermanfaat, ya!
(par/dil)