.webp)
"Sepuluh hari terakhir ini kita membuka untuk masyarakat umum itikaf di masjid, buka dari jam 01.00 WIB sampai subuh," kata Wakil Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Bagus Sigit Setiawan, saat ditemui di lokasi, Kamis (4/4/2024).
Pantauan pada Jumat (5/4) dini hari, jemaah mulai berdatangan ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo sekitar pukul 00.30 WIB. Setelah ruang salat utama dibuka tepat pada pukul 01.00 WIB, sejumlah jemaah dari berbagai usia mulai masuk untuk iktikaf.
 Suasana iktikaf di Masjid Zayed Solo, Jumat (5/4/2024) dini hari. Foto: Naufal Adam |
Sebagian jemaah terlihat menunaikan salat malam, ada pula yang membaca Al-Qur'an. Banyak pula yang sekadar duduk tafakur. Sekitar pukul 03.00 WIB, para jemaah tersebut meninggalkan ruang salat utama untuk makan sahur di tenda yang telah disediakan panitia.
"Masjid Zayed tidak menyediakan sahur, kita hanya menyediakan air mineral, tapi sudah kita imbau untuk jemaah beli di luar (warung sekitar masjid), kemudian bisa dhahar (makan) di tenda yang sudah kita sediakan," ujar Sigit.
"Hal tersebut kita lakukan agar tercipta kolaborasi antara masjid dan masyarakat, dengan begitu kan masyarakat sekitar senang karena bisa berdagang di waktu sahur," sambung dia.
Setelah makan sahur, para jemaah kembali ke masjid untuk menunggu salat subuh berjemaah. Usai salat subuh, pagi itu ada kuliah subuh dengan pemateri KH Zainal Ashom.
Salah satu jemaah asal Kabupaten Klaten, Muhammad Alif (20) mengaku sengaja ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo untuk iktikaf.
"Suasananya cukup ramai, banyak orang ke sini untuk itikaf juga," kata Alif.
Alif mengaku baru sekali itu itikaf di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. "Saya dari luar Solo ingin merasakan suasana baru itikaf di Masjid Zayed ini. Suasananya khusyuk dan menyenangkan," pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh Naufal Adam, peserta program magang bersertifikat di detikcom.
(dil/ahr)
