Beredar video warga membuang tumpukan buah salak ke sungai di Banjarnegara. Ternyata aksi itu dilakukan karena salak sudah busuk.
Video diposting di akun Instagram @banjarnegaraterkini. Tampak dalam video, satu unit mobil pikap mengangkut salak-salak yang ditaruh dalam sejumlah wadah. Sesampai di jembatan, salak dalam wadah itu kemudian diangkat sejumlah pria dan dibuang ke sungai dari atas jembatan.
Berdasarkan pantauan detikJateng, Selasa (2/4/2024), lokasinya di Desa Talunamba, Kecamatan Madukara, Banjarnegara. Di lokasi pembuangan saat ini tumpukan salak masih terlihat di bawah jembatan salah satu sungai kecil di Desa Talunamba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembuang salak itu bernama Pardi, salah satu pengepul salak di Desa Talunamba. Ia mengaku terpaksa membuang salak ke sungai lantaran kondisinya sudah busuk.
"Itu saya buang karena salaknya sudah busuk. Permintaan biasanya 20 ton, tetapi sekarang hanya 5 ton. Jadi ada 15 ton yang terlalu lama di gudang sampai busuk. Akhirnya saya buang," ujarnya saat ditemui di gudang salak di Desa Talunamba, Selasa (2/4/2024).
![]() |
Ia mengungkapkan, harga salak saat ini juga turun drastis. Untuk salak dari Banjarnegara bagian atas yang biasanya Rp 4.000-Rp 5.000 per kilogram saat ini turun menjadi Rp 2.000 per kilogram. Bahkan, salak dari Banjarnegara bagian bawah turun menjadi Rp 500 per kilogram.
Turunnya harga salak sudah terjadi sejak awal bulan Ramadan. Menurutnya, hal ini terjadi lantaran berbarengan dengan panen raya buah lainnya. Seperti buah duku dan manggis.
Untuk hasil panen salak, biasanya ia membeli dari para petani di sekitar rumahnya. Salak tersebut ia kirim ke Bandung, Jawa Barat dan Lamongan, Jawa Timur.
"Setelah kami packing kami kirim ke Bandung dan Lamongan. Tetapi sekarang permintaan juga turun tidak seperti biasanya," ujarnya.
(rih/rih)