Simpang Patikraja dan Kaliori Banyumas Diprediksi Titik Paling Macet Saat Mudik

Simpang Patikraja dan Kaliori Banyumas Diprediksi Titik Paling Macet Saat Mudik

Anang Firmansyah - detikJateng
Jumat, 29 Mar 2024 13:35 WIB
Kondisi simpang Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jumat (29/3/2024). Simpang ini diprediksi akan menjadi trouble spot saat arus mudik Lebaran 2024.
Kondisi simpang Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jumat (29/3/2024). Simpang ini diprediksi akan menjadi trouble spot saat arus mudik Lebaran 2024. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Kabupaten Banyumas menjadi salah satu wilayah yang akan dilintasi oleh pemudik melalui jalur selatan. Setiap tahunnya terhitung sejak H-7 Lebaran jumlah kendaraan yang akan melintas semakin meningkat.

Dinas Perhubungan (Dishub) Banyumas telah memetakan dua titik yang diprediksi akan menjadi trouble spot. Dua lokasi ini terdapat di persimpangan.

"Yang paling macet itu titiknya di Simpang Patikraja dan Kaliori. Kita masih belum ketemu solusi," kata Kepala Dishub Banyumas, Agus Sriyono kepada wartawan, Jumat (29/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap tahunnya kendaraan di titik ini selalu menumpuk. Bahkan antrean bisa mencapai 3-5 km. Kedua titik ini memang paling krusial karena menuju ke arah Wonosobo ataupun Jogja dari arah Jakarta ataupun Bandung.

"Solusi paling memungkinkan ya menginformasikan masyarakat seperti kejadian di H+2 itu pasti orang lokal kan bergerak untuk wisata. Nah bagaimana masyarakat untuk menghindari tidak lewat di situ. Dari pagi sampai siang itu sudah macet," terangnya.

ADVERTISEMENT

Pada tahun lalu bahkan kemacetan sampai Rawalo yang berjarak mencapai 10 km dari simpang Patikraja. Untuk mengurai kemacetan di sini, Jembatan Joko Kaiman akan digunakan fungsional.

"Pegalongan nanti akan digunakan. Semua bisa lewat tapi untuk kendaraan kecil. Kita akan lengkapi untuk lampu sementara dan kecepatannya. Karena masih gelap nanti akan kita akali dengan skotlet dahulu di jembatan. kalau kena lampu kan akan terlihat," jelasnya.

"Nah ini nanti kalau terjadi kemacetan di Patikraja yang mau ke arah Kebasen dari Purwokerto dialihkan lewat situ. Kita putarkan, sehingga nanti tidak crossing di Patikraja. Yang dari Kebasen mau ke Purwokerto otomatis kita arahkan ke Jembatan baru ini. Ini mengurangi beban yang dari arah Kebasen di Pasar Patikraja," sambungnya.

Untuk mengurai kemacetan di dua titik ini, Dishub menyiagakan 12 personel secara mobile. Untuk tahun ini tidak ada posko yang didirikan di lokasi tersebut.

"Karena kita tidak ada posko di sana jadi kita siapkan petugas mobile ada 12 orang. Begitu ada kemacetan kita bergabung dengan petugas kepolisian di situ. Strong point-nya kan ada 30 ya tapi mereka kan poskonya di Polsek. Nanti yang mengendalikan di situ dari Polsek Patikraja," ujarnya.

Sedangkan untuk beberapa pasar tiban di Kabupaten Banyumas, Agus tidak begitu khawatir. Ia justru mengantisipasi kemacetan yang muncul pascalebaran.

"Kalau pasar tiban nggak begitu ya. Paling ada satu di Pasar Karanglewas. Justru yang kita antisipasi pascalebaran. Karena ada yang mudik, silaturahmi, wisata. Itu numpuk di situ. Ini yang paling kita antisipasi," ungkapnya.

Dishub juga akan memberikan sosialisasi kepada 'pak ogah' yang mengatur lalulintas di sejumlah persimpangan. Karena tidak jarang antrean panjang terjadi karena kurangnya pemahaman skala prioritas yang didahulukan.

"Lalu simpang yang dijaga masyarakat. Karena mereka langsung closing. Idealnya untuk yang simpang seperti itu kita berikan barrier. Sehingga mereka harus memutar ke kiri dahulu. Kita akan lakukan edukasi kepada yang jaga itu. Harus prioritaskan yang mayor dahulu jangan yang minor. Seberangkan banyak dahulu sehingga lebih efektif. Jangan satu-dua diseberangkan," pungkasnya.




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads