Di dalam keheningan Gua Hira, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT. Wahyu inilah yang membuka pintu kebenaran dan cahaya petunjuk bagi umat manusia. Bagaimanakah kisah Nabi Muhammad SAW terima wahyu Al-Quran pertama kali?
Dalam momen yang penuh kerendahan hati, beliau merasakan panggilan ilahi yang memulai perjalanan spiritualnya sebagai utusan Allah. Wahyu pertama ini menjadi landasan kuat bagi risalah kenabiannya.
Bagaimanakah kisah Nabi Muhammad SAW ketika menerima wahyu pertama? Simak penjelasan lengkap yang dihimpun detikJateng dari buku Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW oleh Neni P. Indrianurdin serta laman resmi Nahdlatul Ulama berikut!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Nabi Muhammad SAW Terima Wahyu Al-Quran Pertama
Sebelum menikah, Muhammad sering merenung dan berpikir jauh dari keramaian. Dia prihatin dengan keruntuhan moral di Makkah. Kebiasaannya ini terus berlanjut setelah menikah, terutama saat bulan Ramadhan. Pada malam di bulan Ramadhan tahun 610 M, di gua Hira, dia menerima wahyu pertamanya dari Allah.
Awal dari wahyu yang diterima oleh Rasulullah adalah dalam bentuk mimpi yang baik saat tidur. Biasanya, mimpi yang dialaminya tampak jelas seperti cuaca pagi. Setelah itu, dia mulai suka menyendiri, sering mengisolasi diri di gua Hira untuk beribadah.
Dia melakukan tahannuts, yaitu beribadah di sana selama beberapa malam, bahkan tidak pulang ke rumah istrinya. Untuk itu, dia membawa bekal ke gua. Setelah berada di gua Hira, wahyu Al-Haqq (kebenaran) turun kepadanya.
Malaikat kemudian muncul dan berkata kepadanya, "Bacalah!" Namun, dia menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Rasulullah menceritakan bahwa malaikat itu menariknya dan memeluknya erat-erat sehingga dia merasa kesulitan.
Kemudian malaikat melepaskan Rasulullah dan berkata lagi, "Bacalah!" dan Rasulullah menjawab, "Aku tidak bisa membaca". Muhammad lalu ditarik dan dipeluknya kembali kuat-kuat hingga habislah tenaganya.
Seraya melepaskan Muhammad, malaikat berkata lagi, "Bacalah!" Muhammad kembali menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Kemudian untuk ketiga kalinya malaikat menarik dan memeluk Muhammad sekuat-kuatnya. Saat melepaskan Muhammad, malaikat berkata,
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam (pena); Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq:1-5)
Setelah itu, Nabi Muhammad kembali ke rumah istrinya, Khadijah binti Khuwailid, dengan hati yang gemetar karena ketakutan. Ia memohon kepada Khadijah, "Selimutilah aku!"
Ia pun menyelimutinya hingga hilanglah rasa ketakutannya. Kemudian Nabi Muhammad menceritakan kepada Khadijah tentang pengalamannya tersebut, dan ia mengatakan, "Sesungguhnya aku merasa cemas."
Khadijah menjawab, "Sama sekali tidak. Demi Allah, Allah selamanya tidak akan menghinakanmu. Sesungguhnya engkau adalah orang yang selalu menyambung tali persaudaraan, menanggung orang yang kesusahan, mengusahakan apa yang diperlukan, menghormati tamu, dan membantu derita orang yang membela kebenaran."
Nabi Muhammad SAW Menemui Waraqah
Kemudian Khadijah membawa Nabi Muhammad menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak paman Khadijah, yang merupakan seorang Arab Nasrani pada masa Jahiliyah. Waraqah adalah seorang tua yang buta, namun ia pandai menulis kitab dalam bahasa Ibrani dan menulis Injil.
Khadijah berkata kepadanya, "Wahai anak pamanku, dengarkanlah cerita anak saudaramu ini." Waraqah kemudian bertanya kepada Nabi, "Apakah yang kaulihat?" Nabi Muhammad menceritakan apa yang dialaminya di Gua Hira.
Waraqah kemudian mengatakan, "Itulah Namus (Jibril) yang pernah diutus Allah kepada Musa. Mudah-mudahan aku masih hidup ketika engkau diusir oleh kaummu!"
Rasulullah bertanya, "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab, "Ya, karena setiap orang yang membawa seperti apa yang engkau bawa pasti akan dimusuhi orang. Jadi kelak engkau akan mengalami masa-masa seperti itu, dan jika aku masih hidup, aku pasti akan menolongmu sekuat tenagaku." Tidak lama kemudian, Waraqah meninggal dan wahyu pun putus untuk sementara waktu.
Demikian kisah Nabi Muhammad SAW terima wahyu Al-Quran pertama kali di Gua Hira. Semoga bermanfaat!
(par/apl)