- Ayat tentang Nuzulul Quran
- 1. Surat Al-Baqarah Ayat 185
- 2. Surat Asy-Syura Ayat 51
- 3. Surat Asy-Syura Ayat 7
- 4. Surat Asy-Syu'ara' Ayat 192-95
- 5. Surat Al-Furqan Ayat 32
- 6. Surat Al Isra Ayat 106
- 7. Surat Al-Buruj Ayat 21-22:
- 8. Surat Al-Qadr Ayat 1-5:
- 9. Surat Al-Baqarah Ayat 97:
- Tiga Tahap Diturunkannya Al-Quran
- Tahap Pertama
- Tahap Kedua
- Tahap Ketiga
- Proses Diturunkannya Al-Quran
Selama bulan Ramadhan, umat Islam tidak hanya akan menyambut datangnya malam Lailatul Qadar, tetapi juga kehadiran Nuzulul Quran yang merupakan sebuah peringatan diturunkannya Al-Quran. Terkait Nuzulul Quran disebutkan dalam firman Allah SWT melalui sejumlah ayat di dalam Al-Quran, sehingga berikut akan dipaparkan sejumlah ayat tentang Nuzulul Quran.
Mengutip dari buku Cermin Hati yang disusun oleh Wawan Susetya, disampaikan bahwa Nuzulul Quran adalah proses mulai diturunkannya ayat-ayat Al-Quran sebagai wahyu untuk Rasulullah SAW. Diketahui bahwa proses diturunkannya Al-Quran terjadi secara berangsur-angsur. Peristiwa tersebut lantas diperingati sebagai Nuzulul Quran.
Proses Al-Quran yang diturunkan secara berangsur-angsur selama peristiwa Nuzulul Quran, telah tercantum secara lengkap di dalam Al-Quran. Sebagai cara untuk memaknai hadirnya Nuzulul Quran, hendaknya setiap muslim untuk dapat mengenal secara lebih dekat mengenai ayat-ayat tersebut. Berikut rangkuman ayat-ayat tentang Nuzulul Quran yang dilengkapi dengan proses diturunkannya Al-Quran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayat tentang Nuzulul Quran
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur. Peristiwa tersebut dijelaskan dalam Al-Quran. Merangkum dari buku 'Studi Alquran' yang disusun oleh Kadar M. Yusuf dan 'Ulumul Quran' yang disusun oleh Ayatullah Muhammad Baqir Hakim, berikut ayat-ayat tentang Nuzulul Quran yang dapat dibaca dan diamalkan oleh setiap muslim:
1. Surat Al-Baqarah Ayat 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
"Syahru ramadlânalladzî unzila fîhil-qur'ânu hudal lin-nâsi wa bayyinâtim minal-hudâ wal-furqân, fa man syahida mingkumusy-syahra falyashum-h, wa mang kâna marîdlan au 'alâ safarin fa 'iddatum min ayyâmin ukhar, yurîdullâhu bikumul-yusra wa lâ yurîdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullâha 'alâ mâ hadâkum wa la'allakum tasykurûn."
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
2. Surat Asy-Syura Ayat 51
۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ ٥١
"Wa mâ kâna libasyarin ay yukallimahullâhu illâ waḫyan au miw warâ'i ḫijâbin au yursila rasûlan fa yûḫiya bi'idznihî mâ yasyâ', innahû 'aliyyun ḫakîm."
Artinya: "Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk diajak berbicara langsung oleh Allah, kecuali dengan (perantaraan) wahyu, dari belakang tabir, atau dengan mengirim utusan (malaikat) lalu mewahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."
3. Surat Asy-Syura Ayat 7
وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَاۗ مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَاۗ وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ ٥٢
"Wa kadzâlika auḫainâ ilaika rûḫam min amrinâ, mâ kunta tadrî mal-kitâbu wa lal-îmânu wa lâkin ja'alnâhu nûran nahdî bihî man nasyâ'u min 'ibâdinâ, wa innaka latahdî ilâ shirâthim mustaqîm."
Artinya: "Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) rūh (Al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Quran) dan apakah iman itu, tetapi Kami menjadikannya (Al-Quran) cahaya yang dengannya Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus."
4. Surat Asy-Syu'ara' Ayat 192-95
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ ١٩٢ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُۙ ١٩٣ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَۙ ١٩٤ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍۗ ١٩٥
"Wa innahû latanzîlu rabbil-'âlamîn. Nazala bihir-rûḫul-amîn. 'Alâ qalbika litakûna minal-mundzirîn. Bilisânin 'arabiyyim mubîn."
Artinya: "Sesungguhnya ia (Al-Quran) benar-benar diturunkan Tuhan semesta alam. Ia (Al-Quran) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril). (Diturunkan) ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan. (Diturunkan) dengan bahasa Arab yang jelas."
5. Surat Al-Furqan Ayat 32
وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةًۛ كَذٰلِكَۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا ٣٢
"Wa qâlalladzîna kafarû lau lâ nuzzila 'alaihil-qur'ânu jumlataw wâḫidah, kadzâlika linutsabbita bihî fu'âdaka wa rattalnâhu tartîlâ."
Artinya: "Orang-orang yang kufur berkata, 'Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?' Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Nabi Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar)'."
6. Surat Al Isra Ayat 106
وَقُرْاٰنًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَهٗ عَلَى النَّاسِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا ١٠٦
"Wa qur'ânan faraqnâhu litaqra'ahû 'alan-nâsi 'alâ muktsiw wa nazzalnâhu tanzîlâ."
Artinya: "Al-Quran Kami turunkan berangsur-angsur agar engkau (Nabi Muhammad) membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan dan Kami benar-benar menurunkannya secara bertahap."
7. Surat Al-Buruj Ayat 21-22:
بَلْ هُوَ قُرْاٰنٌ مَّجِيْدٌۙ ٢١ فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍࣖ ٢٢
"Bal huwa qur'ânum majîd. Fî lauḫim maḫfûdh."
Artinya: "Bahkan, (yang didustakan itu) Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuz)."
8. Surat Al-Qadr Ayat 1-5:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ٥
"Innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr. Wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr. Salâmun hiya ḫattâ mathla'il-fajr."
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."
9. Surat Al-Baqarah Ayat 97:
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ٩٧
"Qul mang kâna 'aduwwal lijibrîla fa innahû nazzalahû 'alâ qalbika bi'idznillâhi mushaddiqal limâ baina yadaihi wa hudaw wa busyrâ lil-mu'minîn."
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Siapa yang menjadi musuh Jibril?' Padahal, dialah yang telah menurunkan (Al-Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah sebagai pembenaran terhadap apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman'."
Tiga Tahap Diturunkannya Al-Quran
Selain sejumlah ayat yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat tiga ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang tiga tahapan diturunkannya kitab suci bagi umat Islam tersebut. Masih dirangkum dari buku 'Studi Alquran' berikut tahap diturunkannya Al-Quran yang disertai penjelasan ayatnya:
Tahap Pertama
Tahap pertama merupakan penyampaian Al-Quran dari Allah kepada lawh al-mahfuzh. Sebelum diwahyukan kepada Rasulullah SAW, Al-Quran terlebih dahulu disampaikan kepada lawh al-mahfuzh. Meskipun tidak ada seorang manusia pun yang tahu bagaimana tahapan tersebut berlangsung, tetapi setiap muslim wajib untuk mempercayainya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Buruj ayat 21-22:
بَلْ هُوَ قُرْاٰنٌ مَّجِيْدٌۙ ٢١ فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍࣖ ٢٢
"Bal huwa qur'ânum majîd. Fî lauḫim maḫfûdh."
Artinya: "Bahkan, (yang didustakan itu) Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuz)."
Tahap Kedua
Selanjutnya ada tahap kedua diturunkannya Al-Quran yang bertepatan dengan malam Lailatul Qadar. Terkait peristiwa malam Lailatul Qadar telah disampaikan dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Qadr ayat 1-5:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ٥
"Innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr. Wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr. Lailatul-qadri khairum min alfi syahr. Tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr. Salâmun hiya ḫattâ mathla'il-fajr."
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar."
Tahap Ketiga
Tahap terakhir adalah turunnya Al-Quran dari bayt al-izzah secara berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Diketahui bahwa tahapan tersebut berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Malaikat Jibril memberikan wahyu dari Allah SWT dengan menyampaikannya kepada hati Nabi Muhammad SAW. Terkait tahapan ini telah disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 97:
قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّجِبْرِيْلَ فَاِنَّهٗ نَزَّلَهٗ عَلٰى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللّٰهِ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ ٩٧
"Qul mang kâna 'aduwwal lijibrîla fa innahû nazzalahû 'alâ qalbika bi'idznillâhi mushaddiqal limâ baina yadaihi wa hudaw wa busyrâ lil-mu'minîn."
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Siapa yang menjadi musuh Jibril?' Padahal, dialah yang telah menurunkan (Al-Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah sebagai pembenaran terhadap apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman'."
Proses Diturunkannya Al-Quran
Lantas bagaimana proses diturunkannya Al-Quran? Setelah mengenal sejumlah ayat-ayat tentang Nuzulul Quran, tidak ada salahnya bagi setiap muslim untuk mengetahui tentang bagaimana Al-Quran diturunkan. Apabila merujuk dari buku 'Pendidikan Agama Islam: Al-Quran Hadis Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII' karya Drs. Abd. Wadud, MA., disampaikan bahwa cara diturunkannya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW telah banyak ditulis oleh para ulama.
Sebagai salah satu acuan agar lebih mudah dalam memahaminya, berikut rangkuman proses diturunkannya Al-Quran sebagai wahyu untuk Rasulullah SAW:
- Allah SWT memberikan pengertian dengan cara menyampaikannya ke dalam hati atau memberikan mimpi ke lubuk Nabi Muhammad SAW. Cara ini dapat disebut sebagai jalan wahyu.
- Kemudian Allah SWT berfirman kepada Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai penyampaian wahyu tanpa menggunakan perantara.
- Allah SWT lalu menggunakan perantara dengan cara mengutus malaikat-Nya, yaitu Jibril.
Dikatakan bahwa saat menggunakan perantara, ada beberapa cara yang dilakukan oleh Jibril untuk menyampaikan wahyu Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Beberapa cara yang dilakukan oleh malaikat Jibril adalah sebagai berikut:
- Malaikat Jibril datang yang digambarkan seperti bunyi gemerincing yang berasal dari lonceng.
- Malaikat Jibril datang dalam wujud seorang laki-laki dan menyampaikan wahyu dari Allah SWT.
- Malaikat Jibril datang pada saat Nabi Muhammad SAW masih terjaga.
- Malaikat Jibril datang yang kerap tidak menampakkan diri, tetapi dapat dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Demikian tadi rangkuman mengenai ayat-ayat tentang Nuzulul Quran yang dilengkapi dengan proses diturunkannya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan tentang Islam kepada detikers, ya.
(apl/ahr)