Dinas kesehatan kota (DKK) Solo membantah adanya warga Solo yang meninggal dunia karena penyakit leptospirosis. Hal tersebut diketahui dari uji laboratorium yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
Kepala Bidang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Tenny Setyoharini mengatakan bahwa SH (60) sempat berstatus suspek leptospirosis.
"Jadi kemarin ada masuk informasi laporan dari media sosial masuk ke dinkes terkait itu, dikonfirmasi ke wilayah. Terus saya konfirmasi ke rumah sakit yang merawat dan di rumah sakit itu suspect jadi dugaan. Tetapi hasil labnya negatif, negatif leptospirosis, mungkin karena gejalanya mirip," katanya dihubungi awak media, Senin (25/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, Tenny tidak menyebutkan penyakit yang diderita oleh SH. Menurutnya, SH sempat mengalami gejala panas, nyeri otot, dan mual muntah.
"Dirawat tanggal 19 Maret, tapi katanya sejak tanggal 17 Maret sudah sakit. Tes leptospirosis tanggal 19 Maret dan itu hasilnya langsung keluar saat itu juga," ucapnya.
Meski negatif leptospirosis, Tenny mengatakan, penyakit tersebut pernah muncul di Solo. Di mana pada tahun lalu, jumlah kasus leptospirosis ada 8 kasus.
"Tahun kemarin ada delapan, yang sembuh empat, yang meninggal empat," ucapnya.
Tenny meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai penyakit tersebut. Apalagi, leptospirosis ditularkan oleh ari kencing binatang yang mengandung bakteri.
"Harapannya masyarakat menjaga lingkungan agar lebih bersih, tidak membuat tikus bersarang di lingkungan rumah kita, kalau habis beraktivitas cuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan," ujarnya.
"Bakteri ini bisa masuk dari luka di tangan atau kaki saat kontak dengan air atau media yang tercemar kencing tikus yang ada leptospiranya," lanjutnya.
Terpisah, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku akan menindaklanjuti bila ada temuan kasus leptospirosis. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan Kota Solo.
"Coba nanti kami telusuri ya, koordinasi dengan dinkes, coba nanti kami tindaklanjuti," tutup Gibran.
Diberitakan sebelumnya, Kasus kematian orang karena bakteri Leptospirosis, muncul di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, yang menyerang perempuan berinisial SH (60).
Anak perempuan SH, Asih Tuti Mei Tini (39) mengatakan, ibunya mulai merasakan sakit pada Minggu (17/3) lalu. Awalnya sang ibu merasakan gejala demam, pusing, mual, dan pegal-pegal.
"Sakitnya mulai Minggu sore, kita kiranya masuk angin biasa. Sudah diberi obat, tapi pas dicek lagi, belum mendingan," kata Asih saat ditemui detikJateng, Sabtu (23/3/2024).
(cln/apl)