Massa Aliansi Pemuda Indonesia menggelar aksi di depan Balai Kota Solo. Mereka menyuarakan tuntutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun dari jabatannya atau dimakzulkan.
Dari pantauan detikJateng, massa yang hadir mulai dari emak-emak dan orang dewasa. Massa tampak membentangkan spanduk.
Spanduk bertulis di antaranya 'Solo menggugat, lawan kezaliman rezim oligarki Jokowi', 'Jokowi Mundur', 'Meminta Jokowi mundur atau dimakzulkan', 'Tolak politik dinasti meminta Jokowi mundur', 'Tolak pemilu curang dukung hak angket', 'Tolak pemimpin rakus, songong dan di bawah umur'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi tersebut juga diwarnai dengan pembakaran ban di depan Balai Kota Solo. Mereka juga berorasi dari atas truk bak terbuka.
Humas aksi, Endro Sudarsono mengatakan aksi tersebut didasari beberapa alasan. Pertama mengenai putusan dari MKMK yang dinilai ada pelanggaran etik.
"Kedua putusan DKPP yang menyebut Ketua KPU melanggar etis karena pascaputusan MKMK tidak membuat aturan selanjutnya hal ini yang membuat Ketua KPU dilakukan penghukuman atau sanksi dari DKPP," kata Endro kepada wartawan, Jumat (22/3/2024).
Selain itu juga dirinya melihat catatan pengangkatan kepala daerah yang berdampak gangguan beberapa pihak. Ia juga menyoal soal bantuan sosial, di mana program tersebut diklaim oleh paslon tertentu.
"Kemudian terakhir aparat negara tidak boleh mengikuti netralitas dari pemilu. Temuan dari kita beberapa yang lain, ASN, TNI, Polri ada catatan. Sehingga dari PBB menanyakan netralitas Jokowi," ujarnya.
Atas catatan tersebut, Endro mengatakan hal itu harus disampaikan kepada Jokowi. Selain itu, pihaknya juga mendukung gugatan hak angket dan laporan ke Mahkamah Konstitusi (MK) soal hasil Pemilu 2024.
"Kita mendukung hak angket dan MK yang saat ini sedang berjalan. Mengenai pembakaran ban ini sebagai wujud untuk menyalakan semangat teman-teman di sini," pungkasnya.
(rih/dil)