Banjir masih menggenangi sebagian besar wilayah di Kabupaten Demak. Salah satu korban pun menceritakan bagaimana dia harus bertahan selama berhari-hari di tengah air yang makin mengepung rumahnya sebelum memutuskan mengungsi.
"Baru kemarin ngungsi di sini, karena ini yang BPBD ini dari kemarin padahal banjirnya dari hari Rabu (13/3)," kata Hindun (43) di pengungsian Balai Kelurahan Mangunjiwan, Demak, Selasa (19/3/2024).
Artinya, selama lima hari dirinya bertahan di rumahnya di Kelurahan Bintoro dalam kondisi kebanjiran. Ia bukannya tak ingin segera pindah ke pengungsian, tapi memang pengungsian itu yang baru dibuka pada Minggu (17/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga anaknya bahkan sudah dititipkan ke rumah saudaranya yang berada di Mranggen. Dia bersama suaminya yang sakit-sakitan itu memilih bertahan di rumah karena tak ingin merepotkan orang lain.
"Ya nggak enak to, anak-anak sudah di sana. Aku di rumah saja jagain suami," ujarnya.
Selama lima hari itu, air banjir justru semakin meningkat. Awalnya setinggi betis, terakhir dia lihat air sudah setinggi lutut di dalam rumah.
![]() |
"Awalnya segini (sebetis) di rumah terus selutut, kalau di luar itu udah di atas pusar. Ini katanya tadi ada yang bilang udah sedada," kata Hindun.
Di tengah kondisi banjir, dia dan suaminya harus bertahan dengan kondisi seadanya. Bahkan untuk mencari bahan masak, dia harus berjalan sejauh 100 meter dalam keadaan banjir.
"Sekitar 100 meter cuma beli tempe yang penting bisa sahur. Bantuan nggak ada yang datang, nggak nerima bantuan sama sekali," jelasnya.
Dia juga menanyakan beberapa warga lain yang apakah mereka pernah menerima bantuan selama belum berada di pengungsian. Beberapa orang kompak mengatakan tak pernah menerima bantuan.
Karena itu, Hindun bersyukur bisa segera pindah di pengungsian. Setidaknya, dirinya bisa mendapat makanan layak dan tidur dalam keadaan yang tidak lembab.
"Ya kalau di sini alhamdulillah cukup, sahur-buka puasa dapat makanan, ada dokternya juga," tambahnya.
Di pengungsian itu sendiri terdapat 75 orang yang berasal dari 6 kelurahan dengan 15 lansia dan 16 balita. Pengungsian itu juga sudah penuh dan pengungsi baru akan diarahkan ke Wisma Halim.
Tanggapan BPBD
Sementara itu, BPBD Jawa Tengah melaluo Kabid Kedaruratan Muhammad Chomsul menanggapi pernyataan Hindun, bahwa warga yang belum mengungsi tidak menerima bantuan. Chomsul menerangkan pihaknya mengalami kesulitan karena warga yang memutuskan bertahan itu terpencar, tidak terkonsentrasi.
Sementara itu, pemetaan di lapangan juga belum maksimal.
"Ini masih diupayakan, tadi kita koordinasi melibatkan tim posko dari Forkompimda dari TNI, Polri, relawan untuk kita memetakan posisi para pengungsi-pengungsi yang tidak terlokalisir ya, terutama dari pemangku wilayah untuk bisa aktif berkoordinasi dengan desa-desa harapannya bisa tidak terulang kembali lah," kata Muhammad Chomsul di Posko BPBD di Puskesmas Gajah,Demak
(apu/apl)