Sejumlah ruas jalan protokol hingga Alun-alun Demak hari ini masih terendam banjir. Kondisi ini menjadi berkah tersendiri bagi penarik becak, salah satunya Sumani (53). Dia mengaku memasang tarif khusus untuk mengantar penumpang menerjang banjir.
Ditemui detikJateng, Selasa (19/3) siang, Sumani mengatakan warga yang tak berani menerjang banjir di jalanan bisa menggunakan jasanya.
"Bisa lewat, tinggal orangnya berani atau tidak. Tapi ongkosnya mahal. Minimal satu tarikan Rp 50 (ribu), kalau nggak Rp 50 (ribu) nggak mau," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, (tarif) dua kali lipat," imbuhnya.
Selama banjir, Sumani mengaku bisa mengantongi uang sekitar Rp 300 ribu dalam sehari.
"Biasanya sehari Rp 50 ribu hasilnya (dalam kondisi normal)," ungkapnya.
Sumani mengatakan banjir membuat ruko-ruko di kawasan Pecinan tutup dan Pasar Tradisional Bintoro sepi. Jalanan di sekitar lokasi pun lumpuh karena terendam banjir.
"Ruko-ruko pecinan tutup semua. Pasarnya sepi, buka tapi sepi," ujarnya.
Pantauan detikJateng pukul 11.30 WIB, ketinggian banjir di ruas Jalan Sultan Fatah depan Dinas Perpustakaan (Dinperpusar) hingga Depan Dinas Pariwisata sekitar 40-60 cm. Sedangkan ketinggian banjir di Jalan Bhayangkara depan Kantor Kemenag hingga perempatan Bhayangkara ketinggiannya sekitar 20-40 cm.
Terlihat deretan ruko di Jalan Sultan Fatah tutup. Genangan banjir di Alun-alun Demak bahkan mencapai halaman Masjid Agung Demak dengan ketinggian sekitar 30 hingga 50 cm.
Terlihat petugas lalu lalang mengevakuasi warga dengan perahu karet. Suasana di tengah genangan banjir itu tampak sepi, hanya terlihat beberapa warga yang beraktivitas menerjang banjir.
(dil/apl)