Banjir parah menggenangi Demak. Sejumlah ruas jalan protokol hingga Alun-alun Demak lumpuh karena genangan.
Pantauan di lokasi, Selasa (19/3/2024), pukul 11.30 WIB, genangan di ruas Jalan Sultan Fatah depan Dinas Perpustakaan (Dinperpusar) hingga Depan Dinas Pariwisata mencapai ketinggian antara 40 hingga 60 cm. Sedangkan ruas Jalan Bhayangkara depan Kantor Kemenag hingga perempatan Bhayangkara rendaman air antara 20-40 cm.
Terlihat deretan ruko di Jalan Sultan Fatah tutup. Genangan banjir di Alun-alun Demak bahkan mencapai halaman Masjid Agung Demak dengan ketinggian sekitar 30 hingga 50 cm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlihat petugas lalu lalang mengevakuasi warga dengan perahu karet. Suasana di tengah genangan banjir itu tampak sepi, hanya terlihat beberapa warga yang beraktivitas menerjang banjir.
"Iya (parah), biasanya nggak banjir tapi ini kok banjir. Luapan dari Purwodadi sana," tutur salah satu tukang becak di lokasi, Sumani (53).
Meski begitu, banjir di Demak ternyata membawa berkah untuknya. Warga yang tak berani menerjang banjir menggunakan jasanya.
"Bisa lewat, tinggal orangnya berani atau tidak. Tapi ongkosnya mahal. Minimal satu tarikan Rp 50 (ribu), kalau nggak Rp 50 (ribu) nggak mau," ujar dia.
"Iya, dua kali lipat," imbuhnya.
Sumani menyebut sehari dia bisa mendapatkan upah hingga Rp 300 ribu. Pendapatan ini pun meningkat jauh dibandingkan hari biasa sebelum banjir.
"Kadang-kadang Rp 200 ribu juga bisa. Biasanya seharinya Rp 50 ribu hasilnya. Kadang-kadang juga dapat Rp 300 ribu," terangnya.
Dia menyebut banjir membuat ruko-ruko di kawasan Pecinan tutup dan Pasar Tradisional Bintoro sepi. Jalanan di sekitar lokasi pun lumpuh karena terendam banjir.
"Ruko-ruko pecinan tutup semua. Pasarnya sepi, buka tapi sepi," ujarnya.
(ams/dil)