Tanggul Sungai Wulan di Kabupaten Demak jebol lagi dini hari tadi. Sebelumnya, tanggul tersebut jebol pada 8 Februari 2024. Hingga malam ini jalur Pantura di Kecamatan Karanganyar, Demak, lumpuh total karena terendam banjir.
Pantauan detikJateng, banjir masih merendam jalur Pantura dari Tanggulangin hingga Dukuh Cangkring Pos atau sepanjang 4 kilometer.
"Ini sama (kondisinya dengan banjir saat tanggul jebol pertama). Ini nanti kira-kira sampai empat hari pun sama debit airnya kalau pembuangan air nggak ada," kata warga Dukuh Cangkring Pos, Ana (45) saat ditemui di dekat jalur Pantura Karanganyar, Demak, Minggu (17/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat banjir pertama pada Kamis (8/2) lalu, Ana mengungsi di masjid dekat rumahnya selama 12 hari. Kali ini dia juga mengungsi di lokasi yang sama.
"Mau ke mana lagi kita bulan puasa, sana-sana sudah penuh. Ini tadi di sana sudah 150 orang. Ini semua sudah terendam. Kita nggak menyangka lah, 40 hari kembali lagi banjir yang kedua ini. Dulu tanggal 8 Februari, ini tanggal 17 Maret 2024," ujar dia.
"Semoga aman lah, soalnya lagi puasa, kita lihat seperti ini miris sekali," sambung Ana.
Warga lain, Saiful Hana (27) mengatakan banjir masuk ke Dukuh Cangkring Pos, Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, sejak Kamis (14/3) lantaran hujan deras. Setelah tanggul Sungai Wulan jebol, air merendam kampungnya hingga ketinggian sekitar satu meter.
"Hari Kamis itu sudah masuk ke Dukuh Cangkring Pos, tapi itu banjir dari air hujan. Kalau masuknya (banjir akibat tanggul jebol) sekitar jam 02.30-03.00 WIB, masuk ke Cangkring Pos. Ketinggian air satu meter ada," kata Saiful.
Dia bilang warga di kampungnya mengungsi ke masjid, ke rumah warga yang berlantai dua, di pos pinggir jalur Pantura, dan lain-lain. "Listrik sudah padam," ujarnya.
Pengungsi di Masjid Tunggu Bantuan
Warga Cangkring Pos lainnya, Subadi, sore tadi terlihat sedang memanggul kompor sambil menerjang banjir setinggi dada. Kompor tersebut ia bawa dari rumahnya ke tempat pengungsian di Masjid Darussalam. Kompor itu untuk memasak menu buka puasa.
"(Banjir) Di sini termasuk besar, iya lebih besar, lebih tinggi. Tanggul jebol, air masuk ke sini," kata Subadi saat ditemui di lokasi, Minggu (17/3).
Menurut dia, ada sekitar 80 warga dukuh Cangkring Pos yang mengungsi di Masjid Darussalam. Dia berharap ada bantuan makanan siap saji di tengah kondisi banjir dan listrik padam.
"Sudah lapor RT, kepala desa, tadi belum ada bantuan. Ya ndak tahu lah, bencana kan yang memberi Allah SWT. Kita tinggal menerima, sabar atau tidak," ujar Subadi.
Dia menambahkan, bibit padi yang ia tanam pada musim tanam (MT) kedua ini juga terancam mati.
"Kemarin MT pertama gagal, ini baru nyebar (bibit) gagal lagi ada banjir. Ya petani kalau bisa dibantu bibit lah," pungkas Subadi.
(dil/dil)