Jika biasanya ngabuburit atau menunggu waktu buka puasa diisi dengan jalan-jalan santai, sekelompok siswa di Banjarnegara mempunyai cara tersendiri. Mereka ber-ngabuburit menyusuri air terjun dengan ketinggian mencapai 15 meter.
Kegiatan ekstrem ini dilakukan oleh pecinta alam dari SMAN 1 Bawang, Banjarnegara untuk menunggu waktu berbuka puasa. Berbekal tali, mereka menuruni atau rappeling di air terjun curug 7 Desa Kemiri, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara.
Derasnya air sungai dan licinnya bebatuan menjadi tantangan tersendiri saat melakukan rappeling di air terjun. Namun, hal tersebut justru menjadi hal yang membuat mereka ketagihan untuk kembali mencobanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kesulitan itu batu-batunya licin, juga airnya deras. Rasanya seperti terdorong air. Tapi ini seru banget. Tadi sudah mencoba dua kali," ujar salah satu siswa SMA Bawang, Triana di sela-sela rappeling air terjun curug 7, Sabtu (16/3/2024).
Ia mengaku sengaja mencoba beberapa kali karena bisa melatih otot dan ketangkasan. Tetapi selain itu kegiatan ini juga cocok untuk menunggu waktu berbuka puasa.
"Selain bisa melatih ketangkasan ini sekaligus ngabuburit. Jadi seru tidak terasa tahu-tahu sudah sore," kata dia.
Pembimbing pecinta alam SMAN 1 Bawang, Arif Tlewang mengatakan untuk keamanan, pihaknya mengecek semua peralatan secara berkala. Kepada para siswa juga diwajibkan memakai alat keamanan seperti helm.
![]() |
"Untuk keamanan kita terus mengecek peralatan secara berkala seperti tali dan lainnya. Juga wajib memakai helm. Sebelum menyusuri juga sudah diajarkan tekniknya," tuturnya.
Ngabuburit ekstrem ini dilakukan di salah satu objek wisata curug pitu. Dengan salah satu air terjun yang memiliki ketinggian mencapai 15 meter.
"Untuk tinggi air terjun ini 15 meter. Ini menjadi tantangan bagi siswa selain memang arus sungai juga cukup deras," terangnya.
Selain rappelling basah, selama Ramadan komunitas pecinta alam ini juga melakukan ngabuburit ekstrem lainnya. Seperti rappelling kering di tebing hingga prusiking, atau menaiki tali dari bawah ke atas.
"Untuk ngabuburit lain kami ada prusiking di bawah jembatan. Juga ada rappelling kering di tebing tampomas. Kegiatan ini dilakukan setiap weekend. Hanya minggu terakhir mendekati lebaran sudah tidak," tambahnya.
(apu/apu)