Ada yang unik di Masjid Amalaqob Munfisi Desa Bojasari, Kecamatan Kertek, Wonosobo. Di masjid ini, tersimpan Al-Qur'an dari daun kurma dengan asal-usul yang masih menjadi misteri.
Al-Qur'an dengan ukuran 60x40 centimeter ini tersimpan rapi dalam lemari khusus di Masjid Amalaqob Munfisi Desa Bojasari. Ada 17 lembar pelepah daun kurma yang ditata rapi menjadi 1 halaman.
Dalam pelepah daun kurma tersebut masih terlihat jelas goresan tulisan Arab tanpa harakat. Seperti Al-Qur'an pada umumnya, ini diawali dengan surat Al Fatihah dan dilanjutkan dengan surat Al Baqarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penanggung jawab Al-Qur'an daun kurma sekaligus Imam Masjid Amalaqob Munfisi, Izzudin mengatakan, tulisan pada Al-Qur'an ini lebih padat. Jika dibandingkan dengan Al-Qur'an biasa adalah 1 banding 6.
"Kalau di Al-Qur'an ini 1 halaman, di Al-Qur'an biasa itu 6 halaman. Jadi ini lebih padat. Dan memang ini tulisannya gundul tanpa harakat," jelasnya saat ditemui di Masjid Amalaqob Munfisi Desa Bojasari, Jumat (15/3/2024).
![]() |
Di bagian sampul, menggunakan kulit kambing. Namun ia mengaku masih belum tahu pasti tinta yang digunakan untuk menulis Al-Qur'an di pelepah daun kurma tersebut.
"Kalau sampulnya ini kulit kambing. Tetapi untuk yang lain seperti tinta untuk menulis saya sendiri kurang paham. Mungkin perlu ada penelitian khusus," kata dia.
Apalagi, asal-usul Al-Qur'an daun kurma ini masih sering menjadi pertanyaan. Izzudin menceritakan, Al-Qur'an ini tiba-tiba diantarkan oleh seseorang yang tidak dikenal pada tahun 2017 silam. Orang tersebut mengaku membawa Al-Qur'an ini dari Tanah Suci Mekkah, Arab Saudi.
"Jadi pada tahun 2017 lalu, ada orang datang ke sini mencari Kiai Ali Maskur. Orang itu habis menjalankan ibadah haji dan bertemu seseorang. Katanya menitip Al-Qur'an daun kurma ini dan diberikan kepada Kiai Ali Masykur Wonosobo," terangnya.
Mendapat amanah tersebut, pembawa Al-Qur'an ini kemudian mencari keberadaan Kiai Ali Masykur Wonosobo. Membutuhkan waktu 1,5 tahun hingga akhirnya menemukan keberadaan Kiai Ali Masykur Wonosobo.
"Katanya butuh waktu 1,5 tahun. Sempat mencari ke mana-mana. Akhirnya ketemu di sini di Desa Bojasari. Sekarang disimpan di masjid dan diamanahkan ke saya untuk merawat karena Kiai Ali Maskur sudah meninggal dunia," ujarnya.
Ia menduga, pemberi Al-Qur'an daun kurma ini adalah guru dari Kiai Ali Maskur, yakni Kiai Abu Na'im. Sebab, sebelum diserahkan kepada Kiai Ali Maskur sempat ditanya mengenal dengan sosok Kiai Abu Na'im.
"Kemungkinan yang menitipkan Al-Qur'an ini adalah Mbah Kiai Abu Na'im yang merupakan guru dari Kiai Ali Maskur. Memang keberadaannya tidak jelas di mana. Tapi pas mau diserahkan Al-Qur'an ini sempat ditanya kepada Kiai Ali Maskur, kenal dengan Abu Na'im tidak. Begitu jawab kenal langsung diberikan Al-Qur'an ini," paparnya.
(apu/cln)