Sebanyak 25 desa dari 6 kecamatan di Kabupaten Kendal terendam banjir imbas hujan deras sejak Selasa sore lalu hingga dini hari tadi. Ratusan rumah terendam dengan ketinggian air bervariasi.
"Curah hujan tinggi dari Selasa (12/3) sampai dengan Kamis dini hari di wilayah Kendal. (Tambahan) Air dari bagian Kendal atas mengakibatkan Sungai Kendal, Sungai Penut, dan Sungai Waridin meluap. Airnya masuk ke permukiman," kata Kepala BPBD Kendal, Ali Sutaryo saat ditemui detikJateng, Kamis (14/3/2024).
Ali mengatakan, banjir mulai menggenangi pemukiman sejak Rabu (13/3) malam hingga dini hari tadi. Dari 25 desa di 6 kecamatan yang kebanjiran, sebagian mulai sudah surut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibat hujan deras selama dua hari ini, kami mencatat 25 desa yang ada di enam kecamatan terendam banjir. Beberapa desa genangan airnya sudah mulai surut, tapi ada juga yang masih tinggi," jelasnya
Data dari BPBD Kendal, enam kecamatan yang terendam banjir itu Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Kendal Kota, Ngampel, dan Weleri. Ketinggian genangan air mulai dari 30 sentimeter hingga 1 meter.
BPBD Kendal masih melakukan pendataan serta pemantauan di lokasi. Ali berharap agar cuaca hari ini cerah sehingga banjir bisa lekas surut.
"Kalau hujan derasnya lama, sudah pasti Sungai Waridin debit airnya naik dan meluap. Pasti daerah sini banjir. Selasa sempat banjir tapi surut, Rabu malam banjir lagi," kata Nurhayati, warga Desa Kebonadem, Kecamatan Kendal.
"Sini sudah jadi langganan banjir, tiap hujan deras di daerah atas dan bawah. Februari kemarin juga banjir," imbuhnya.
Warga desa Brangsong, Kecamatan Brangsong, Wahyudi mengatakan wilayahnya sering kebanjiran tiap Sungai Waridin meluap. "Kami sudah capek harus bersih-bersih setiap banjir tahunan ini datang," ucap Wahyudi.
Menurut Wahyudi, selain akibat luapan Sungai Waridin dan Sungai Kendal, banjir ini juga imbas dari peninggian permukaan jalan di jalur Pantura Kendal.
"Sungai Waridin meluap, juga karena adanya peninggian jalan yang tidak dibarengi dengan pembuatan drainase atau saluran pembuangan air. Jadi air banjir ini tidak bisa ngalir lagi karena tidak ada salurannya," kata dia.
(dil/rih)