Detik-detik Ratiah dan Anaknya Lari Selamatkan Diri dari Longsor di Pemalang

Detik-detik Ratiah dan Anaknya Lari Selamatkan Diri dari Longsor di Pemalang

Robby Bernardi - detikJateng
Senin, 04 Mar 2024 16:11 WIB
Ratiah dan keluarganya di posko pengungsian pondok pesantren di Desa Tundugan, Kecamatan Watukumpul, Pemalang, Senin (04/03/2024)
Ratiah dan keluarganya di posko pengungsian pondok pesantren di Desa Tundugan, Kecamatan Watukumpul, Pemalang, Senin (04/03/2024)Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pemalang -

Ratiah (42) dan anaknya yakni Isrul (7), merupakan dua orang terakhir yang bertahan di rumah, sebelum longsor terjadi di Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Diketahui, tanah bukit yang berada di belakang rumahnya longsor hingga mengubur semua bagian rumahnya.

Ratiah memang hanya tinggal berdua bersama Isrul. Sedangkan anak pertama dan suaminya merantau ke Jakarta.

Pada detikJateng, Ratiah menceritakan detik-detik dirinya bisa lolos dari longsor. Menurutnya rumah tersebut awalnya diperkirakan warga aman dari banjir bandang maupun longsor yang terjadi pada Minggu (3/3/2024) sore.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, awalnya daerah rumah Ratiah tergenang banjir bandang. Hanya rumah Ratiah yang aman dari banjir sehingga beberapa warga sempat menitipkan barang berharga mereka.

"Malah rumah saya dijadikan tempat penitipan barang-barang, saat banjir bandang terjadi pada Minggu sore. Banjir tinggi bisa se-dada orang. Makanya barang-barang dititipkan ke rumah saya," katanya, saat ditemui di Pos Pengungsian, Senin (4/3/2024).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, banjir terjadi akibat saluran drainase yang tersumbat saat longsor kecil terjadi. Air akhirnya meluap ke pemukiman hingga SD 01 setempat.

Lebih lanjut, Ratiah menuturkan, banjir dan longsor kecil sempat terjadi pada pukul 17.20 WIB. Selang berapa lama sekitar pukul 17.45 WIB, terjadi longsor susulan yang lebih besar.

"Saat itu, rumah saya dinyatakan aman, karena berada di atas. Warga banyak yang nitip barang-barang berharga," terangnya.

Namun, sekitar pukul 17.30 WIB, tiba-tiba ia mendengar gemuruh tanah yang bergerak. Bahkan, ia sempat melihat pohon mulai berjatuhan.

"Tanah itu sudah bunyi gemuruh kan, saya nengok ke belakang. Pohon-pohon sudah berjatuhan, saya keluar memanggil adik saya," tuturnya.

Ia sempat keluar mencari adiknya. Namun, rumah adiknya yang berada di depannya juga tergenang banjir, sehingga ia kembali masuk ke dalam rumah.

"Saat itu, saya masih tenang, kembali ke rumah, soalnya rumah saya di atas tidak kena banjir, semua warga evakuasi barang ke rumah saya," ungkapnya.

Kemudian, tiba-tiba sekitar pukul 17.45 WIB, ia didatangi adiknya bersama tetangga lain yang memintanya untuk segera keluar dari rumah. Ia pun sempat bingung.

"Saya ditarik-tarik. Saya berniat mengambil uang yang disimpan di rumah pun gak boleh, apalagi pakaian ganti. Saya panik, Gendong anak langsung ke luar rumah. Itu lima belas menitan setelah banjir," katanya.

Menurutnya, suara gemuruh tanah yang bergerak semakin keras terdengar.

"Ya itu, ada orang naik ke atas, melihat longsoran tanah sudah mau turun, saya disuruh keluar, saya dilarang ambil apa-apa, yang penting saya dan anak cepat keluar rumah," katanya.

Benar adanya, beberapa saat setelah ia dan anaknya berada di titik aman, tiba-tiba material tanah longsor yang berasal dari bukit Igir Lempeng longsor dan mengubur rumahnya.

"Pokoknya sekitar jam setengah enam banjir, 15 menit kemudian longsor susulan besar," ungkapnya.

Ia bersyukur, ia dan anaknya tidak ikut terkena longsor. Meskipun rumah, harta benda miliknya, serta barang-barang yang dititipkan tetangganya terkubur tanah longsor.

"Saya tidak bawa pakaian ganti dan uang, anak saya juga. Ini suami sama anak pertama juga langsung pulang dari Jakarta," ucapnya.

Kini Ratiah mengaku hanya pasrah. Ia tetap bersyukur bisa selamat dari longsor dengan anaknya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 10 rumah hilang, 3 rusak parah dan tujuh rusak ringan dalam bencana alam tanah longsor yang terjadi di Desa Tundagan Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Minggu Sore (03/03).

Material longsor Bukit Igir Lampeng, juga menutup jalan dusun setempat yakni di Dusun Sirongge, RT 13 RW 04. Tidak hanya itu, pemukiman di dusun setempat juga terancam susulan. Ratusan warga terpaksa mengungsi.




(cln/ahr)


Hide Ads