Upaya pengendalian hama tikus dilakukan di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali. Puluhan hektar tanaman padi di wilayah ini terancam gagal panen akibat serbuan hewan pengerat itu.
Pengendalian serangan hama tikus dilaksanakan di areal persawahan wilayah Desa Gombang, Kecamatan Sawit, pagi hari tadi. Gabungan kelompok tani, bersama petugas dari Dinas Pertanian Boyolali, Camat Sawit, serta dari pemerintah desa Gombang dan Manjung, juga dari Babinsa dan Bhabinkamtibmas, bergotong-royong membasmi hama tikus.
"Kami pagi hari ini bersama masyarakat mengadakan gerakan pengendalian hama serangan tikus atau Gerdal," ujar Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Boyolali, Kristini Boedyarti, ditemui di sela-sela kegiatan Gerdal di area persaawahan Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Jumat (1/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gropyokan tikus dilakukan dengan cara pembersihan pematangan sawah dari rumput liar, pemasangan umpan beracun hingga pengasapan.
Lubang-lubang tikus di pinggir sawah itu diberi asap menggunakan long ses atau sejenis petasan. Beberapa saat kemudian, lubang dicangkul untuk mencari sarang tikus. Ratusan ekor tikus berhasil ditangkap dalam gropyokan tadi.
"Gerdal (gerakan pengendalian) ini memang sudah menjadi program di Dinas Pertanian sejak sekian tahun lalu," ujar dia.
Dikemukakan Kristini, gropyokan menyikapi serangan hama tikus terjadi di tiga Kecamatan di Boyolali. Yakni di kecamatan Sawit, Nogosari dan Mojosongo.
Di kecamatan Sawit terjadi di 5 desa, yaitu Desa Gombang, Manjung, Kateguhan, Jatirejo dan Bendosari. Kemudian di Nogosari di Desa Guli, Sembungan dan Jeron. Sementara di Mojosongo, di Desa Kragilan.
"Paling parah di Sawit, luasnya 44 hektar, untuk luas waspadanya ada 181 hektar dari 1.200 hektar (luas lahan pertanian di Kecamatan Sawit," jelasnya.
![]() |
Kemudian di Nogosari ada 13 hektar tanaman padi yang diserang tikus, di tiga desa tersebut. Total ada 57 hektar tanaman padi Boyolali yang diserang tikus.
Sedangkan untuk lahan yang dalam status waspada serangan tikus ada 254 hektar. Terdiri 181 hektar di Sawit, 51 hektar di Nogosari dan 22 hektar di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo. Waspada di sini artinya 254 hektar itu berpotensi diserang hama tikus jika tidak dilakukan pengendalian.
"Gerakan pengendalian ini akan terus kami lakukan, sampai kira-kira hama tikus itu tidak menyerang lagi," lanjutnya.
Koordinator Penyuluh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sawit, Sugimin, menambahkan luas serangan hama tikus di wilayah Kecamatan Sawit hingga per 25 Februari 2024 lalu, masih 44 hektar. Untuk perkembangannya apakah ada tambahan luas lahan yang diserang, akan dilihat lagi.
"Kita belum verifikasi lagi ke lapangan, tapi kemungkinan juga ada (tambahan luas tanaman padi yang diserang tikus)," imbuh dia.
Intensitas serangan tikus per lahan berbeda-beda. Dari tingkat sedang hingga berat. Sehingga memengaruhi hasil panen.
"Untuk yang prosentase serangannya berat ya habis (gagal panen)," kata dia.
Populasi tikus yang menyerang tanaman padi di 5 desa, Kecamatan Sawit diperkirakan mencapai ribuan ekor. Bisa dilihat dari lubang-lubang aktifnya.
"Tikus itu perkembangannya sangat cepat. Menyerang (tanaman) juga sangat cepat. Satu pasang tikus itu dalam satu tahun bisa berkembang menjadi 2.000-an ekor, dalam kondisi makanan ada, tempatnya nyaman," terang dia.
(cln/apu)