- Hukum Ziarah Kubur dalam Islam
- Doa dan Tata Cara Ziarah Kubur Lengkap 1. Mengucapkan salam 2. Membaca Surat Al-Qadr (7x) 3. Membaca Surat Al-Fatihah (3x) 4. Membaca Surat Al-Falaq (3x) 5. Membaca Surat An-Nas (3x) 6. Membaca Surat Al-Ikhlash (3x) 7. Membaca Ayat Kursi (3x) 8. Membaca Allahumma Bihaqqi Muhammad agar Terhindar Azab Kubur
Ziarah kubur merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh orang muslim untuk mengunjungi makam/kuburan dan mendoakan para arwah yang sudah meninggal dunia. Dalam melakukannya, terdapat doa ziarah kubur dengan tata cara tertentu.
Menurut Firman Arifandi dalam karya bukunya yang berjudul Ziarah Kubur dalam Islam disebutkan bahwa ziarah berasal dari bahasa Arab "zaara-yazuuru-ziyarotan" yang berarti berkunjung atau mendatangi suatu tempat.
Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh orang muslim saat menjelang bulan Ramadhan atau kegiatan keagamaan dalam Islam lainnya. Bagaimana bacaan doa ziarah kubur sesuai sunnah dan tata caranya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hukum Ziarah Kubur dalam Islam
Dijelaskan dalam buku Tradisi Amaliyah Warga NU karya Sutejo Ibnu Pakar, bahwa Rasulullah pada awalnya melarang umat muslim untuk berziarah dengan alasan untuk menjaga martabat agama Islam. Ia khawatir jika umat Islam pada masa itu dipandang sebagai penyembah suatu makam/kuburan.
Namun, setelahnya Rasulullah akhirnya membolehkan sahabatnya dan umat Islam untuk berziarah dengan tujuan agar mengingat tentang kematian.
Hal tersebut diriwayatkan dalam suatu hadits Rasulullah bersabda:
كُنتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُور، وَلكِنْ فَرُورُوها، وفى روَايَةٍ - فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَزُورَ القُبُورَ فَلْيَزُرْهَا فَإِنَّهَا تُذكر الأخرة
Artinya: "Aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang silahkan ziarah kubur." Dalam riwayat lain: "Barangsiapa yang hendak ziarah kubur silahkan, karena ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat." (HR Muslim)
Mengutip dari laman NU Online, aktivitas ziarah kubur dilakukan oleh Rasulullah SAW setelah malaikat Jibril menemuinya dan berkata:
"Tuhanmu memerintahkanmu agar mendatangi ahli kubur baqi' agar engkau memintakan ampunan buat mereka," (HR Muslim)
Dalil di atas tidak menyatakan secara jelas apakah ziarah kubur merupakan hal yang diperbolehkan atau termasuk hal yang dianjurkan (sunnah).
Doa dan Tata Cara Ziarah Kubur Lengkap
Berdasarkan buku Amaliyah NU: Tahlilan, Hadiyuwan, Istighotas, Dzikir, Ziarah Kubur yang ditulis oleh Sutejo Pakar dijelaskan doa dan tata cara dalam berziarah kubur.
1. Mengucapkan salam
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalamu'alaìkum dara qaumìn mu'mìnîn wa atakum ma tu'adun ghadan mu'ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun
Artinya : "Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian."
2. Membaca Surat Al-Qadr (7x)
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١
innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada Lailatulqadar.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢
wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr
Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣
lailatul-qadri khairum min alfi syahr
Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤
tanazzalul-malâ'ikatu war-rûḫu fîhâ bi'idzni rabbihim, ming kulli amr
Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
سَلٰمٌۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِࣖ ٥
salâmun hiya ḫattâ mathla'il-fajr
Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.
3. Membaca Surat Al-Fatihah (3x)
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ١
bismillâhir-raḫmânir-raḫîm
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ٢
al-ḫamdu lillâhi rabbil-'âlamîn
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ ٣
ar-raḫmânir-raḫîm
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ ٤
mâliki yaumid-dîn
Pemilik hari Pembalasan.
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ ٥
iyyâka na'budu wa iyyâka nasta'în
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ٦
ihdinash-shirâthal-mustaqîm
Bimbinglah kami ke jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَࣖ ٧
shirâthalladzîna an'amta 'alaihim ghairil-maghdlûbi 'alaihim wa ladl-dlâllîn
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.
4. Membaca Surat Al-Falaq (3x)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١
qul a'ûdzu birabbil-falaq
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh)
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢
min syarri mâ khalaq
dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣
wa min syarri ghâsiqin idzâ waqab
dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤
wa min syarrin-naffâtsâti fil-'uqad
dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَࣖ ٥
wa min syarri ḫâsidin idzâ ḫasad
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
5. Membaca Surat An-Nas (3x)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١
qul a'ûdzu birabbin-nâs
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan manusia,
مَلِكِ النَّاسِۙ ٢
malikin-nâs
raja manusia,
اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣
ilâhin-nâs
sembahan manusia
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤
min syarril-waswâsil-khannâs
dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥
alladzî yuwaswisu fî shudûrin-nâs
yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِࣖ ٦
minal-jinnati wan-nâs
dari (golongan) jin dan manusia."
6. Membaca Surat Al-Ikhlash (3x)
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١
qul huwallâhu aḫad
Katakanlah (Nabi Muhammad), "Dialah Allah Yang Maha Esa.
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢
allâhush-shamad
Allah tempat meminta segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣
lam yalid wa lam yûlad
Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌࣖ ٤
wa lam yakul lahû kufuwan aḫad
serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya."
7. Membaca Ayat Kursi (3x)
اللهُ لُآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ، لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ، لَهُ مَافِى ٱلسَّمَـٰوَ ٰ تِ وِمَافِى الْأَرْضِ، مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ، وَلَايُحِيْطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَاشَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ تِ وَٱلْأَرْضِ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَاوَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ
"Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa biidznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai'im min 'ilmihii illaa bimaa syaa' wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya'uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal 'aliyyul 'adhiim."
Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi selalu mengatur (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Dia Maha Pemilik segala hal yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang bisa memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya? Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Allah kecuali telah dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al-Baqarah: 255)
8. Membaca Allahumma Bihaqqi Muhammad agar Terhindar Azab Kubur
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْئَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَآلِمُحَمَّدٍ اَنْ لاَ تُعَذِّبَ هَذَا الْمَيِّتِ
Allahuma inni as-aluka bihaqqi Muhammadin wa ali Muhammad an la tu'adzdziba hadzal mayyit.
Artinya: "Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur ini."
Selanjutnya membaca doa berikut dengan meletakkan tangan di atas makan.
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ،وَصِلْوَحْدَتَهُ،وَاَنِسْوَحْشَتَهُ،وَاَمِنْرَوْعَتَهُ،وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَاعَنْرَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ،وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ
Allaahumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu, wa anis wahsyatahu, wa amin raw'atahu, wa askin ilayhi min rahmatika yastaghnii bihaa 'an rahmatin min siwaaka, wa alhiqhu biman kaama yatawallaahu.
Artinya: "Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkan kesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkan kekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayang dari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai."
Demikian doa ziarah kubur sesuai sunnah beserta tata caranya. Semoga bermanfaat ya detikers!
Artikel ini ditulis oleh Rayza Teguh Prastiyo peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom
(apl/apu)