Teks Khutbah Jumat Menjelang Nisfu Syaban, Persiapan Menyambut Malam Mulia

Teks Khutbah Jumat Menjelang Nisfu Syaban, Persiapan Menyambut Malam Mulia

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 22 Feb 2024 17:07 WIB
Sejumlah jamaah mendengarkan khutbah jumat usai peresmian Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Masjid Raya Al Jabbar sekaligus menggelar Salat Jumat perdana di Masjid Raya tersebut.
Ilustrasi Khutbah Jumat (Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto)
Solo -

Umat Islam akan menyambut datangnya Nisfu Syaban yang penuh dengan berkah dan ampunan dari Allah SWT. Melalui momen yang dinanti-nantikan oleh setiap muslim ini, khutbah Jumat menjelang Nisfu Syaban dapat disampaikan kepada para jemaah pada pelaksanaan sholat Jumat.

Seperti diketahui, Nisfu Syaban selalu hadir pada tanggal 15 Syaban setiap tahunnya dalam kalender Hijriah. Apabila merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan oleh Kemenag RI, menunjukkan bahwa tanggal 15 Syaban bertepatan dengan hari Minggu, 25 Februari 2024.

Meskipun Nisfu Syaban hadir di hari Minggu mendatang, khutbah bertemakan momen tersebut dapat disampaikan pada saat sholat Jumat. Hal tersebut bisa dilakukan untuk menyambut kedatangan hari tersebut agar lebih bermakna bagi setiap muslim yang hadir untuk mendengarkan khutbah Jumat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi detikers yang membutuhkan referensi seputar khutbah Jumat menjelang Nisfu Syaban, detikJateng telah merangkum informasinya. Simak contoh khutbah Jumat Nisfu Syaban yang dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama berikut ini.

Contoh Khutbah Jumat Menjelang Nisfu Syaban

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْكَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ تَعَالَى : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

ADVERTISEMENT

Hadirin rahimakumullah.

Pada waktu yang mulia ini, di atas mimbar Jumat, tidak bosan-bosan khatib selalu mengingatkan kepada jamaah Jumat sekalian dan khususnya kepada diri khatib pribadi, untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT, yakni dengan menjalankan penuh segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sebaik-baik bekal adalah takwa. Sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah SWT:

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ,

Artinya: "Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa."

Selain menjadi bekal yang baik, takwa juga menjadi sifat yang paling mulia di sisi Allah SWT. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu."

Hadirin rahimakumullah.

Segala puji milik Allah SWT, Tuhan yang memberikan kita kesehatan jasmani dan rohani, secara jasmani kita diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga bisa melakukan ibadah sholat Jumat di masjid yang mulia ini, serta kita juga masih diberikan umur oleh Allah SWT hingga saat ini juga masih bertemu dengan bulan Syaban, dan mudah-mudahan kita juga akan bertemu pada bulan suci Ramadhan.

Kenikmatan secara rohani kita masih diberikan hidayah oleh Allah SWT, sehingga kita masih taat kepada-Nya, salah satu buktinya yakni berkumpulnya kita di masjid yang mulia ini untuk melaksanakan sholat Jumat secara berjamaah.

Sholawat dan salam, tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, Nabi yang membawa syariat Islam, yakni agama yang mengatur kehidupan manusia, dan syariat yang mengangkat manusia ke harkat martabat yang mulia, dan syariat yang juga menyempurnakan akhlak manusia di muka bumi untuk menjadi baik dan terpuji.

Hadirin rahimakumullah.

Beberapa hari lagi kita akan berjumpa dengan malam Nisfu Syaban, yakni bertepatan pada hari Sabtu malam Ahad, atau 24 Februari 2024. Malam tersebut merupakan malam yang mulia karena penuh dengan keberkahan bagi umat Islam.

Maka, pada malam tersebut kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh, salah satunya untuk berintrospeksi diri dan bertaubat kepada Allah SWT. Sehingga taubat tersebut bisa menjadikan pembersih jiwa kita dan menjadi penghormatan juga untuk bulan Syaban dan Ramadhan ke depan.

Karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri. Hal ini sebagaimana tercantum di dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 222 yang berbunyi:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: "Sungguh, Allah menyukai orang yang bertaubat dan menyukai orang yang menyucikan diri" (Al-Baqarah: 222).

Hadirin rahimakumullah.

Malam hari, terutama malam Nisfu Syaban merupakan salah satu waktu yang utama untuk berdoa, bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Banyak riwayat yang menganjurkan kepada kita untuk selalu berdoa dan bertaubat kepada Allah SWT, sebagaimana yang tercantum pada salah satu hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim berbunyi:

عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا

Artinya: "Dari sahabat Abu Musa dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, 'Sungguh, Allah SWT membuka tangan-Nya pada malam hari agar pendosa di siang hari dapat bertaubat dan menggelar tangan-Nya pada siang hari agar pendosa di malam hari dapat bertaubat sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya'." (HR Muslim).

Dari redaksi di atas sudah sangat jelas bahwa Allah SWT membukakan pintu taubat sepanjang hari atau 24 jam. Sehingga tidak ada kata terlambat untuk selalu bertaubat, memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah SWT sudah memberikan banyak kemudahan kepada kita untuk selalu bertaubat dan meminta ampun kepada-Nya.

Allah SWT menunggu kita untuk selalu bertaubat, kembali kepada jalan kebenaran, dengan mengingat segala dosa yang pernah dilakukan sepanjang hari. Dan Allah SWT tidak mempedulikan seberapa banyak dan besar dosa para hamba-Nya kepada-Nya. Karena sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun, Maha Kasih Sayang dan selalu menerima taubat hamba-hamba-Nya.

Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah:

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ عَلَيْكُمْ وصحيح سنن ابن ماجة

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, 'Andai kalian keliru hingga mencapai langit, lalu kalian bertaubat, niscaya ia akan menerima taubat kalian'." (HR Ibnu Majah).

Hadirin rahimakumullah.

Bertaubat kepada Allah SWT merupakan tindakan yang paling terpuji meski di umur yang sangat tua. Dan justru Rasul menganjurkan kepada orang yang sudah tua untuk bertaubat, serta Rasul juga mengapresiasi atas tindakan taubatnya orang tua.

Hal ini sebagaimana telah tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabarani:

عن أبي ذر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ أَحْسَنَ فِيْمَا بَقِيَ غُفِرَ لَهُ مَا مَضَى وَمَنْ أَسَاءَ فِيْمَا بَقِيَ أُخِذَ بِمَا مَضَى وَمَا بَقِيَ الطبراني

Artinya: "Dari sahabat Abu Dzar RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa saja yang berbuat baik pada sisa usianya, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu. Tetapi siapa yang berdosa pada sisa umurnya, niscaya disiksa perbuatan dosanya yang telah lalu dan dosa pada sisa usianya'." (HR At-Thabarani).

Dari redaksi di atas maka ketika kita sudah berusia tua dan bertaubat maka Allah memberikan hadiah berupa diampuni dosa kita yang telah lampau, akan tetapi jika sebaliknya, maka Allah akan menyiksa dosa masa lampau.

Hadirin rahimakumullah.

Demikian khutbah kali ini, mudah-mudahan Allah SWT selalu memberikan kita hidayah dan selalu membuka pintu taubat seluas-luasnya bagi kita semua.

Dan semoga Allah SWT ridho terhadap kita, karena jika Allah sudah ridho maka Ia akan selalu menyayangi kita, selalu mengingatkan, selalu memberikan kita hidayah, dan selalu mengampuni kita. Aamiin ya rabbal alamin.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Itulah tadi informasi mengenai contoh khutbah Jumat menyambut Nisfu Syaban sebagai malam yang dipenuhi kemulian. Semoga informasi ini membantu!




(ams/rih)


Hide Ads